Rabu, 06 Februari 2013

Yang Kami Cintai, Ustadz Yusuf Supendi



Bismillahirohmanirohim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Entah dengan kata apa kami gambarkan perasaan hormat kami padamu wahai muasis dakwah. Semoga kata-kata ini mewakili perasaan kami, kami sangat mencintaimu.

Kami sadar mungkin tanpamu kami tak akan menikmati indahnya jalan ini. Jalan dimana peluh berubah menjadi nikmat, jalan dimana cerca menjadi semangat beramal. Jalan yang paling indah yang pula dilalui oleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang beriman. Dan kaulah yang telah berjuang dengan peluhmu hingga dakwah itu sampai pada kami dan kami menikmatinya hingga saat ini.

Ustad, kami mungkin tidak pernah sekalipun bertemu dengan antum begitupula antum. Tapi ada kata yang ingin kami sampaikan dari balik surat ini, kami sangat mencintaimu.

Memutih rambutmu, jenggotmu bukan pertanda lusuh. Kami yakin itulah simbol kecemerlanganmu, saksi atas segala kebersahajaanmu. Kaulah yang telah menjadi perantara cahaya Allah atas kami, bagaimana mungkin Allah tak hadirkan cahaya itu diwajahmu, ustad kami mencintaimu.

Kami hanya ingin kau tahu bahwa apa yang selama ini kau ungkapkan kepada khalayak tentang pemimpin-pemimpin jamaah ini membuat hati kami tersayat. Bukan, bukan karena kami lebih mencintai mereka daripadamu. Tapi kami mencintai mereka sama seperti kami mencintaimu, karena besarnya amal dakwah kalian. Dan mereka adalah bagian dari dakwah ini.

Ustad tentu diri yang dangkal ini tak mampu disandingkan dengan kedalamanmu dalam ilmu. Kau pasti mengenal hali ini “Seorang hamba yang menutupi aib orang lain di dunia, kelak Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (HR.Muslim)

Kau juga pasti telah mengetahui dan mengamalkan pula keutamaanya, serta balasannya jika kita melanggarnya.

Ustad, kami tak rela kau bersanding satu kubu dengan orang yang telah merusak agama ini. Dan seolah se-iya dengan agenda utama mereka yakni mengganggu kekokohan jamaah ini. Apakah kau tak merasa risih, ataukah tak kau hiraukan itu. Ustad ketahuilah bahwa kami sangat mencintaimu.

Atas apa yang kau ceritakan tentang rusaknya jamaah ini kami sadar betul bahwa jamaah ini adalah sekumpulan manusia, tempat khilaf dan dosa. Tapi bukankah dari yang berdosa itu lebih baik adalah orang-orang yang bertaubat. Sebagaimana Rasulullah sampaikan, “Setiap anak Adam sering melakukan dosa dan sebaik-baiknya orang yang melakukan dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. (HR. Ibnu Majah)

Lalu mengapa kau salahkan kami yang ingin bertaubat memohon ampun kepada Rabb kami?. Lalu kau memperkeruhnya dan seolah kami memang pesakitan dan tak pantas bertaubat. Ustad ketahuilah kami mencintaimu.

Kami tak jua mengerti apa yang kau inginkan dari apa yang kau lakukan. Tapi kami meyakini bahwa kau jua mencintai kami. Kami tak lantas paham jua mengapa kau seolah bersemangat sekali mengungkap semua keburukan saudaramu disaat kami berusaha untuk bangkit. Padahal tentu kau sangat memahami betul, jauh lebih paham daripada kami bagaimana menjaga keutuhan jamaah ini. Bagaimana sulitnya membangun citra dakwah yang baik dimata masyarakat. Namun setelah apa yang terus kau timpakan ini ada yang ingin kami sampaikan padamu . kami sangat mencintaimu.

Kami rindu saat kau menyembuhkan haus kami dari dahaga ilmu, kami rindu saat kau bakar semangat kami dengan hujaman nasihatmu,tapi bukan dengan cara seperti ini.

Ustad, kau tahu betapa cintanya kami pada jalan ini, bukan pada golongan ini. Dan apapun yang merusak cinta kami terhadapnya maka kami akan menolaknya.

Dalam dakwah pasti ada rintangan, ada ujian itulah tabiat dakwah sesungguhnya. Dan kami ingin lalui ujian-ujian dakwah ini bersamamu. Melewati masa sulit ini dengan berjuang bersamamu, dibarisan ini, barisan yang kau bina.

Ustad yang kami cintai karena Allah, percayalah jika kau mengetahui cinta ini kepadamu tentu kau tak akan sampai hati melukainya. Bahkan kau tak mungkin membuatnya gusar terlebih lagi futur dan terlempar.

Ustad, kami ingin sampaikan bahwa, Allah yang menjaga dakwah ini Ia pula yang akan memudahkan setiap langkah-langkahnya. Tak ada satupun yang mampu menghalangi dan memadamkan cahaya dakwah ini. Kami sadar kami banyak kelemahan maka itu kami memohon ampun dan pertolongan hanya kepada Allah.

Di akhir surat ini , kami ingin sampaikan salam dari saudara-saudara kami yang masih ikhlas dalam perjuangannya. Yang masih murni dalam setiap amal dakwahnya, yang masih bergelora semangat kebaikannya, yang masih kokoh dalam barisan jamaah ini. kami sangat mencintaimu.

Barakallahufik ya ustadz,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



5 Februari 2013 / 23 Rabiul Awwal 1434 H

Dari sudut kampung,
Abu Niyazi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar