Senin, 07 Januari 2013

Pembelahan Sel Periode Mitosis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pembelahan sel memainkan beberapa peranan penting dalam kehidupan organisme ketika organisme uniseluler, misalnya amoeba, membelah dan membentuk keturunan yang merupakan duplikatnya, pembelahan satu sel mereproduksi individu organisme tersebut. Pembelahan sel umumnya terdapat pada jaringan titik tumbuh atau meristem. Ada dua macam pembelahan melihat pada cara pembelahan kromosomnya, yaitu mitosis dan meiosis.
Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan yang memiliki sifat-sifat genetik sama. Mitosis berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis dibedakan atas 5 fase, ialah profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada interfase kromosom membelah memanjang yang terikat pada sebuah sentromer. Pada profase kromosom-kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Dan mulai terbentuk benang-benang gelendong pada masing-masing kutub sel yang berlawanan. Pada fase metafase kromosom bergerak menempatkan diri pada bidang ekuatorial dari sel. Pada anafase benang gelendong inti memendek bergerak ke kutub sel yang berlawanan. Pada telofase terbentuk dua dinding inti. Pada fase ini tahap pembelahan telah selesai.
Oleh karena itu, untuk mengetahui tentang pembelahan sel, macam-macam pembelahan sel dan tahapan-tahapan pembelahan mitosis, maka dilakukanlah pengamatan ini.

1.2  Tujuan Percobaan
-        Mengetahui tentang pembelahan sel
-        Mengetahui macam-macam pembelahan sel
-        Mengetahui tahapan-tahapan pembelahan sel


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Proses pembelahan sel merupakan bagian integral dari siklus sel, kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri menjadi dua sel. Meneruskan materi genetik yang identik ke sel-sel anakan. Semua makhluk bersel banyak dan membiak secara seksual tergantung dari pembelahan sel. Meskipun setiap makhluk terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang disebut zigot, akan tetapi pembesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat diperlukan agar supaya makhluk itu mencapai ukuran semestinya. Pembelahan sel yang lengkap dibedakan atas dua proses, yaitu pembelahan inti sel (karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Makhluk yang membiak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu pembelahan biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Yatim, 1996).
            Mitosis, pembelahan sel di mana susunan kromosom sel anak tetap sama dengan susunan kromosom sel induk, baik jumlah maupun macam kromosom itu. Disebut jumlah macam kromosom dalam sel n. n artinya ploid, simbol untuk macam jumlah kromosom dalam sel suatu species. Dalam sel susunan kromosom ditulis dengan 2n, artinya dalam susunan diploid (di= 2; ploid= jumlah macam kromosom). Oleh mitosis sel induk yang 2n akan menghasilkan sel anak yang tetap 2n. Sedangkan oleh meiosis, gametogonia yang 2n akan menghasilkan gamet yang n (Yatim, 2003).
            Pada pembelahan sel mitosis menempuh empat fase:
1.      Profase
2.      Metafase
3.      Anafase
4.      Telofase
Sesungguhnya istilah “mitosis” berlaku bagi pembelahan inti saja. Pembelahan sitoplasma kemudian disebut sitokinesis. Tapi kini  pengertian istilah itu sudah termasuk sitokinesis juga. Jika kromatin berubah jadi kromosom, mulai nampak di bawah mikroskop bahwa ada 2 (sepasang) yang homolog; sama panjang, bentuk besar dan komposisi gennya. Yang sepasang itu sebelah berasal dari pihak ibu, disebut kromosom matroklin; dan sebelah lagi berasal dari pihak ayah, disebut kromosom patroklin (Yatim, 2003).
            Pada tahap G2 interfase, selaput nukleus (nuclear envelope) membatasi nucleus. Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus (jamak,nukleoli). Dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal. Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentriol. Kromosom yang diduplikasi selama fases, tidak bisa dilihat secara individual karena belum terkondensasi (Campbell et all, 2010).
            Pada tahap profase, serat-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Nukleus lenyap setiap kromososm terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik yang tersambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi kromatid saudara). Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrosom dan mikrotubulus-mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari sentrosom disebut ‘aster’ (bintang) sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya di dorong oleh mikrotubulus yang memanjang diantaranya (Campbell et all, 2010).
            Pada tahap Prometafase, selaput nukleus terfragmentasi. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat memasuki wilayah nucleus, kromosom menjadi semakin terkondensasi. Masing-masing dari dua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer. Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor, menjadi ‘mikrotubulus kinetokor’, mikrotubulus ini menarik-narik kromosom maju-mundur. Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang berseberangan (Campbell et all, 2010).
            Pada tahap persiapan (interfase) sebelum memasuki profase dan prometafase. Bagi sel jaringan yang selalu bersifat muda dan mampu membelah diri terus (meristematis) berlaku proses apa yang disebut daur sel (cell cycle) antara fase pembelahan. Fase persiapan lebih lama dari fase pembelahan sendiri. Pada sel mamalia pada umumnya lama pembelahan hanya 1 jam, sedangkan persiapan 23 jam. Persiapan dibagi atas 3 periode: periode G1, periode S, periode G2 (Yatim, 1996).
            G berasal dari kata gap (senggang), dan S berasal dari kata synthesis. G1 salah periode sel sedang aktif mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (translasi). Ini untuk membentuk protoplasma baru yang membina sel anak kelak. Selain bahan genetis, seluruh bahan sitoplasma dan organel dibuat rangkap dua. Dengan proses transkripsi dan translasi serta sintesa bahan protoplasma baru itu menyebabkan inti dan sitoplasma membesar dari sebelumnya. Lama G1 30-40% waktu daur (Yatim, 2003).
            Periode S ialah masa aktif mensintesa ADN (replikasi). Pilinan benang ADN yang sepasang, oleh kehadiran enzim replikase akan longgar dan terbuka. Enzim ini dapat melepaskan ADN dari benamannya dalam histondan non-histon, sehingga ia terangsang bereplikasi. Cara replikasi itu disebut semi-ortodok. Maksudnya tiap belah ADN lama menjadi ADN baru. Dengan replikasi terbentuk bahan genetis baru yang persis sama susunan ADN-nya dengan yang lama. Berarti sel anak mengandung bahan genetis sama dengan sel induk (Yatim, 2003).
            Lama periode S 30-40% lama satu daur. Pada akhir periode S benang ADN anak yang sepasang berpilin membenam kembali dalam histon, seraya pilinannya rapat dan padat lagi. Terbentuklah sepasang kromatin anak dengan sentromer masih satu. Lengan kromatin anak itu bergandeng rapat sekali. Periode G2 ialah persiapan sitoplasma untuk membelah. Pada periode inilah bahan yang disintesa pada periode G1 dirampungkan, sehingga semua bahan sitoplasma dan organel jadi rangkap dua. Lama G2 10-20% waktu daur (Yatim, 2003).
            Setelah tahap profase dan prometafase, selanjutnya ke proses metafase. Pada tahap metafase kromosom bergerak ke bidang ekuator. Ini adalah bidang khayal yang terletak di tengah badan sel, membagi dua sama besar sel itu antara dua kutub. Kini seluruh kromosom suatu sel bersama sentromernya berada persis pada satu bidang datar, yakni bidang ekuator itu. Karena itu untuk memeriksa morfologi dan jumlah kromosom yang tepat pada sesuatu individu atau organisme diperlukan adanya pengamatan (Yatim, 2003).
            Di mana pada tahap metafase ini merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit. Sentrosom kini berada pada kutub-kutub yang berseberangan. Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase. Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan (Campbell et all, 2010).
            Pada tahap anafase, tahap ini merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali hanya berlangsung beberapa menit. Anafase dimulai ketika protein konesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koreksi kromosom yang sama dan lengkap (Campbell et all, 2010).
            Pada tahap telofase dua nucleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nucleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nucleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran. Nukleolus muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis pembelahan satu nucleus menjadi dua nucleus yang identik secara genetic, sekarang sudah selesai (Campbell et all, 2010).
            Profase sampai telofase adalah karyokinesis, yakni pembuatan inti baru. Karyokinesis disusul oleh sitokinesis, yakni pembuatan sitoplasma bagi tiap inti baru. Periode G1 dan G2 dipentingkan. Sekeliling sel dibidang ekuator terbentuk ceruk, sedang pada bidang ekuator sendiri terbentuk sederet vesikula. Vesikula berhubungan dengan mikrotubul dan mikrofilamen. Membran vesikula bersebelahan bertemu, dan mencapai ceruk sekeliling. Akhirnya terbentuk sel anak yang terpisah, yang plasmalemanya berasal dari membrane vesikula itu. Sel anak mungkin tetap dihubungkan dengan “junctional complex”, seperti terdapat sel embrio. Mungkin pula lepas dan tidak mengandung “junctional complex”, seperti terdapat pada sel darah (Campbell et all, 2010).
            Pada tahap meiosis berbeda dengan proses mitosis. Setiap spesies organisme mempunyai jumlah khas kromosom. Lalat kecil Drosophila melanogaster mempunyai 8, bawang 16, dan manusia 46. Hal ini mencerminkan fakta bahwa kromosom terdapat dalam pasangan homolog. Sel yang mengandung suatu komplemen lengkap pasangan kromosom dikatakan mempunyai jumlah kromosom diploid atau 2n (Kimball, 1983).
            Pembelahan meiosis ini pembelahan reduksi yang hanya terjadi pada gametogenesis. Sel induk (gametogonium) yang bersusunan diloid (2n) pada akhir pembelahan jadi sel anak (gamet) yang bersusunan haploid (n) (di= dua; ha= separo; ploid= jumlah macam kromosom species). Meiosis terdiri dari 2 tahap, yaitu meiosis pertama (I) dan meiosis kedua (II). Masing-masing tahap memiliki ke-4 fase: profase, metafase, anafase, dan telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi lagi atas 5 subfase: leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis (Yatim, 2003).
            Pada meiosis I tahap profase leptoten disebut juga leptonema. ADN kromatin berpilin rapat dan padat. Tiap benang kromatin dibina atau rangkap dua ADN, yang berasal dari replikasi waktu periode S. Kromatin kini disebut kromosom. Zigoten disebut zigonema. Pilinan ADN kian rapat dan padat, dan benang kromosom kini tampak mengandung banyak manik besar-kecil dan tak sama jaraknya. Manik-manik itu disebut kromomer, mengandung beberapa buah gen. Pakiten disebut juga pakhinema. Pilinan ADN kian rapat dan padat lagi, sehingga kromosom kian besar dan pendek. Kromatid dari tiap kromosom kini agak renggang, jadi tampak jelas batasnya, lalu terbentuk benang halus seperti tangga tali antara kromatid yang merenggang itu. Kromosom homolog yang bergandeng rapat dengan kromatid masing-masing rangkap dua disebut dalam susunan tetrad (Yatim, 2003).
            Diploten disebut juga diplonema. Daya tarik-menarik antara kromosom homolog hilang, dan saling meregangkan diri. Namun, mereka tetap dalam susunan bergandengan. Tangga antara kromatid hilang, sehingga tiap kromosom tampak kini rangkap-rangkap dua semua. Diploten berlangsung agak lama. Ada berminggu, ada berbulan. Bahkan pada oogenesis mamalia pembelahan berhenti diploten waktu bayi, dan baru dilanjutkan nanti setelah akil baligh (Yatim, 2003).
            Diakenesis, kromosom pada tingkat pemadatan yang maksimal, berarti pada besar yang maksimal pula. Nukleolus lepas dari kromosom, hancur lalu hilang. Selaput ini juga hancur, dan kromosom kini berada dalam sitoplasma. Sentrosom anak pindah ke kutub berseberangan inti, dan antaranya terbentuk gelendong yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen (Yatim, 2003).
            Dilanjutkan pada metafase I, kromosom pergi ke bidang ekuator dan menggantung pada serat gelendong lewat sentromer. Kromosom homolog terus bergandeng. Anafase I, kromosom homolog berpisah pergi ke kutub berseberangan. Kromatid belum berpisah, karena sentromer masih satu untuk satu kromosom. Telofase I, kromosom jadi halus. Sentromer belum membelah. Serat gelendong hilang, karyotheca dan nukleolus terbentuk. Bintang kutub jadi sentriol, lalu mengganda jadi dua (Yatim, 2003).
            Meiosis II pada profase II kromatin kembali jadi kromosom. Tak terjadi lagi penggandaan, dan tiap kromosom langsung terdiri dari 2 kromatid. Karyotheca dan nukleolus hilang. Sentriol berpisah, diselaputi serat radial pendek bergerak ke kutub berseberangan. Metafase II, kromosom pergi ke bidang ekuator, menggantung pada serat gelendong lewat sentromer. Sentriol membelah hingga kromatid lepas. Anfase II, kromatid berpisah untuk jadi kromosom anak dan pergi ke kutub berseberangan. Telofase II, kromosom anak jadi halus, berubah jadi kromatin. Serat gelendong hilang, karyotheca terbentuk, nukleolus muncul, bintang kutub jadi sentriol, diselaputi sentrosom (Yatim, 2003).




BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Umum dengan judul “Pembelahan Sel Periode Mitosis” dilakukan pada hari Selasa, 11 Desember 2012 pada pukul 13.00-15.00 WITA. Tempat yang digunakan untuk melakukan praktikum adalah Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2  Alat dan Bahan
3.2.1     Alat
-        Silet
-        Kaca preparat
-        Kaca penutup
-        Mikroskop biologi
-        Pipet tetes
-        Lampu spirtus
-        Cawan petri
-        Pensil kayu
-        Jarum bertangkai
3.2.2     Bahan
-        Ujung akar bawang bombai (Allium sp.)
-        Larutan HCl
-        Aceto-orcein

3.3  Cara Kerja
1.      Dipilih akar bawang bombai dan dipotong sepanjang 3 cm.
2.      Direndam akar bawang bombai di dalam cawan petri dan ditetesi larutan HCl selama 15 menit.
3.      Dipindahkan akar pada kaca preparat dan ditetesi Aceto-orcein. Dibiarkan 5-10 menit.
4.      Dipotong akar 1 mm dari ujungnya.
5.      Ditutup dengan kaca penutup dan dipanaskan pada lampu spirtus.
6.      Dilakukan squash. Kaca preparat yang telah ditutup ditekan dengan menggunakan ibu jari. Dan di ketuk dengan ujung atas pensil kayu dari tengah ke pinggir.
7.      Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1010 atau 100.
8.      Dibuat gambar hasil pengamatan.






















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
Berikut ini tabel hasil pengamatan pada akar bawang bombai (Allium sp.) periode mitosis
No.
Gambar Percobaan
Fase Pembelahan Mitosis
1.

Profase
1.      Sitoplasma
2.      Nukleolus
3.      Benang kromatin
4.      Selubung inti
5.      Membran sel
Perbesaran 10  10
2.

Metafase
1.      Sentriol
2.      Benang gelendong
3.      Kromosom
Perbesaran 10  10
3.

Anafase
1.      Sentriol
2.      Sentrosom
3.      Kromatid
4.      Benang gelendong
Perbesaran 10  10
4.

Telofase
1.      Membran sel
2.      Nukleolus
3.      Kromosom
4.      Selubung inti
Perbesaran 10  10

4.2  Pembahasan
          Mitosis dalah pembelahan duplikasi di mana sel mereproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk. Pada pembelahan mitosis kromosom sel anak identik yang sama persis dengan kromosom sebelumnya.
          Mitosis terdiri dari empat tahap, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada tahap profase, serat-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Nukleolus lenyap. Setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik yang tersaambung pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesin kromatid saudara). Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrosom dan mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom. Susunan radial mikrotubulus-mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari sentromer disebut ‘aster’ (bintang). Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong oleh mikrotubulus yang memanjang di antaranya.
          Prometafase, selaput nukleus terfragmentasi. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat memasuki wilayah nukleus. Kromosom menjadi semakin terkondensasi. Masing-masing dari dua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer. Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor, menjadi ‘mikrotubulus kinetokor’. Mikrotubulus ini menarik-narik kromosom maju mundur. Mikrotubulus non-kinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang berseberangan.
          Metafase, merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit. Sentrosom kini berada pada kutub-kutub sel yang berseberangan. Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase. Untuk setiap kromosom, kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan.
          Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa menit. Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi pasangan yang utuh. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat mikrotubulus non-kinetokor memanjang. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap.
          Telofase, dua nucleus anakan terbentuk dalam sel. Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran. Nukleolus muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus yang identik secara genetik, sekarang sudah selesai.
           Sitokinesis, pembelahan sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada akhir telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah mitosis terakhir. Pada sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukan lekukan penyibakan, yang membagi sel menjadi dua.
          Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa sel akar bawang bombai sedang mengalami tahap pembelahan mitosis periode telofase. Pada saat ini kromosom menjadi kromatin. Serat gelendong menghilang, terbentuk kariotheca. Nukleus muncul, bintang kutub kembali menjadi sentriol.
          Dalam praktikum ini juga digunakan HCl dan aceto-orcein yang merupakan reagen bagi sel akar bawang bombai yang akan diamati. Fungsi reagen ini adalah akar bawang bombai dapat terfiksasi dan menjadi lunak untuk HCl. Sedangkan, untuk arceto-orcein agar memberikan warna pada akar sehingga pada saat pengamatan, kromosom-kromosomnya dapat terlihat dengan jelas.
          Metode squash adalah melakukan beberapa perlakuan pada akar bawang bombai yang telah direndam larutan HCl dan ditetesi aceto-orcein. Yaitu dengan memanaskan akar bawang bombai pada lampu spirtus dan ditutup dengan kaca penutup. Setelah itu, ditekan dengan ujung pensil kayu dengan arah dari tengah ke pinggir.
          Faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum ini adalah waktu yang digunakan pada sore hari, padahal sel aktif membelah pada pagi hari sekitar pukul 09.00 sehingga hanya beberapa kelompok saja yang beruntung dapat mengamati tahapan fase dalam pembelahan mitosis. Yang kedua adalah pada saat melakukan metode squash, karena terlalu kuat menekannya sel menjadi hancur dan sulit diamati, dan juga terlalu lunak karena lama merendam dalam larutan HCl.













BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
-     Organisme memiliki kemampuan untuk mereproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan, seperti semua fungsi biologis, memiliki dasar seluler. Rudolf Virchow, seorang dokter dari Jerman, mengatakan bahwa di mana ada sel, pasti ada sel pendahulunya. Jadi, kelangsungan kehidupan di dasarkan pada reproduksi sel atau pembelahan sel.
-     Pembelahan sel ada 3 macam, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis. Amitosis merupakan salah satu cara reproduksi aseksual pada organisme seluler. Mitosis adalah pembelahan sel dari satu sel akan menjadi dua sel yang memiliki kromosom identik dengan kromosom sebelumnya. Meiosis adalah pembelahan sel gamet yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.
-     Terdapat empat tahapan dalam mitosis yaitu profase, metafase, anafase, telofase. Profase, kromosom mempersiapkan diri untuk proses pembelahan sel. Metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada bidang ekuator. Anafase, sentromer membelah dan kromatid bergerak menuju kutub-kutub sel terdekatnya. Telofase, kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya dan menyebar di dalam membran nukleus.

5.2  Saran
            Sebaiknya dalam praktikum pembelahan sel periode mitosis dilakukan pada pagi hari, karena sel aktif membelah pada pagi hari, sekitar pukul 09.00 pagi. Jadi, agar tidak dilakukan di siang hari dan semua tahapannya dapat terlihat dengan jelas.


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N.A. dan J.B. Reece. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Yatim, W. 1996. Genetika. Tarsito: Bandung.
Yatim, W. 2003. Biologi Modern: Biologi Sel. Tarsito: Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar