Senin, 21 Januari 2013
Minggu, 13 Januari 2013
Istimewanya Wanita-Wanita Cina Hafidzah 30 Juz Al-Quran Ini
FOTO di ini sama sekali bukan pengabadian momen wisuda sebuah perguruan tinggi negeri. Tapi wanita-wanita di atas adalah wanita-wanita Cina yang baru saja diluluskan menjadi seorang hafidzah Al-Quran.
Seseorang yang hafal Quran selalu istimewa. Apalagi dari Cina. Mengapa dari Cina istimewa?
Wanita-wanita Cina yang telah mendapatkan predikat HAFIDZAH AL-QUR’AN melalui masa-masa sulit. Mereka tidak mampu berbicara Bahasa Arab secara FASIH karena logat bicara yang berbeda.
Akan tetapi mereka menunjukkan bahwa walaupun demikian, terbukti mereka mampu mendapat gelar Hafidzah-hafidzah Al-Qur’an, mendapat sanad, Ijazah dan diwisuda. Subhanallah.
Sebaliknya, lidah orang Indonesia itu sangat fleksibel, berbagai logat bahasa dengan sangat mudah untuk diikuti, akan tetapi sampai sekarang jumlah HAFIDZ dan HAFIDZAH di negeri ini terbatas sekali. [islampos]
Khadijahku :,)
[Subhanallah, dialah Khodijah jamaah dakwah ini. Sungguh teladannya terlalu sempurna hingga semua menangis deras membacanya]
______________________
"Selamat Jalan Isteriku, Engkau Layak Atas Karunia Syahid itu... .."
17 tahun yang lalu, saat masih aktif menjadi penulis buletin dakwah, aku membaca nama pelanggan yang memesan buletin tersebut. Hj. Robiatul Adawiyah, pasti wanita yang sudah tua. Sudah naik haji dan namanya jadul sekali.
“Akhi, seperti apa sih ibu Robiatul ini,” tanyaku kepada Pak Marjani yang bertugas mengantar buletin. ”Ndak tahu, nggak pernah ketemu, yang saya tahu dia pesan buletin itu untuk dikirim via bis ke Kotabangun”.
Wah wanita yang mulia, mau menyisihkan uang untuk berdakwah kepada masyarakat di hulu sungai Mahakam. Tak lama kemudian setelah kita menikah, Buletin Ad Dakwah dari Yayasan Al Ishlah Samarinda diantar ke rumah. Ternyata wanita mulia tersebut adalah engkau istriku, bukan wanita tua seperti yang kukira. Melainkan mahasiswi yang aktif mengajar di Taman Al Quran.
Istriku, beruntung aku dapat memilikimu. Sudah beberapa pemuda kaya yang mencoba mendekatimu tetapi selalu kau tolak. Kelembutanmu dan kedudukanmu sebagai putri seorang ulama besar menjadi magnet bagi para pria yang ingin memiliki istri sholehah. Kamu beralasan belum ingin menikah karena mau konsentrasi kuliah. Padahal alasan utamanya adalah kamu masih ragu dengan kesholehan mereka. Ketika Ustadzah Purwinahyu merekomendasikan diriku, tanpa banyak tanya kau langsung menerimaku. Hanya karena aku aktif ikut pengajian kau mau menerimaku, tanpa peduli berapa penghasilanku.
Istriku, semua orang mengakui bahwa kau wanita yang tangguh. Jarang seorang wanita bercita-cita memiliki delapan anak sepertimu. Melihatmu seperti melihat wanita Palestina yang berada di Indonesia. Jika bertemu dengan Ustadz Hadi Mulyadi, suami mba Erni ustadzahmu, pasti pertanyaan pertama kepadaku adalah, “ Berapa sekarang anakmu?”. Sering orang bertanya kepadaku, “ Gimana caranya ngurus anak sebanyak itu?” Mudah, rahasianya adalah menikahi wanita yang tangguh sepertimu.
Kehangatanmu membuat anak-anak kita merasa nyaman di dekatmu. Di saat kau lelah sepulang dari mengisi halaqoh atau ta’lim mereka segera menyambutmu dan melepaskan kekangenan mereka. Kadang lucu melihat mereka membuntuti kemana kamu pergi. Kamu ke dapur mereka bergerombol di sekitarmu, pindah ke ruang tamu, pindah pula mereka ke ruang tamu. Masuk ke kamar, berbondong-bondong mereka ke kamar. Sampai ada anak yang selalu memegang-megang bajumu dan kamu berkomentar,” Nih anak kayak prangko aja, nempeeel terus.” Jangan salahkan mereka, akupun memiliki perasaan yang sama dengan mereka.
Kadang jika cintaku meluap aku berkata padamu, ”Bener nih kamu ndak nyantet aku? Aku kok bisa tergila-gila begini sama kamu?” Kamu tersenyum dan berkata, "cinta Umi ke Abi lebih besar dari cinta Abi ke Umi, Abi aja yang ndak tahu.”
Rasulullah bersabda, "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” (HR. Ahmad). Sungguh aku merasa telah mendapatkan segalanya dengan kau di sisiku.
Kepribadianmu yang mudah bergaul menjadikanmu disenangi oleh banyak orang. Kamal berkata, “Umi terkenal banget di sekolah. Aku, Mba Aisyah, Mas Nashih, Hamidah, Hilma ini terkenal di sekolah karena anak Umi. Guru-guru kenal kami karena kami anak umi.” Aku ingat perjuanganmu menggalang beberapa orang tua murid ke kantor diknas untuk meminta tambahan kelas agar anak kita yang terlalu muda bisa diterima sekolah. Akhirnya SDN 006 Balikpapan mendapat tambahan kelas dan anak kita bisa bersekolah di sana. Seharusnya aku yang melakukan hal itu, bukan kamu.
Aku terpesona dengan caramu menjalin silaturahim dengan keluarga besarmu. Ketika kita pindah ke Balikpapan, sering kakak-kakakmu menelpon menanyakan kapan liburan ke Samarinda. Mereka rindu kepadamu. Kakakmu KH. Fachrudin, seringkali menelpon, "Kita mau ngadain acara ini, kamu ke Samarinda kah?” Sya’rani, kakakmu yang sering bepergian ke Jawa, ketika mendarat di Balikpapan pun sering berkata, "Baru dari Jawa, mau ikut saya sekalian naik mobil ke Samarinda?” Keponakan-keponakanmu pun sering bertanya, “Acil Robiah kapan ke Samarinda?” Jika kita liburan ke Samarinda, maka kemeriahan meledak begitu mendengar suaramu mengucapkan salam. “Wah, Haji Robiah dari Balikpapan.”
Aku kagum dengan semangatmu melaksanakan amanah dakwahmu. Sering kerinduanmu kepada keluargamu tertahan karena ada amanah dakwah yang harus kamu kerjakan. ”Sebenarnya akhir pekan ini keluarga besar kumpul. Ada acara keluarga. Tapi ada halaqoh ini dan majelis talim ini jadi ndak bisa ke Samarinda.” Semoga Allah SWT memasukkanmu ke dalam barisan orang-orang yang berjuang menegakkan agama ini.
Kesibukanmu berdakwah memang menyita waktumu. Tapi aku ridho karena kau tetap komitmen untuk mengurus rumah tangga dengan baik. Aku ridho ketika PKS berdiri, kamu bergabung dan berdakwah bersama mereka. Kulihat kau begitu menikmati hidupmu yang mungkin bagi pandangan sebagian orang sangat melelahkan.
Kamu juga aktif mengisi kajian Siroh Shahabiyah di Radio IDC FM. Ketika engkau ingin berhenti karena hamil dan mengajukan ustadzah lain, mba Irna yang mengasuh acara menolak dan mengatakan sebaiknya cuti saja dan sementara akan diputar ulang rekaman yang terdahulu. Saya tahu mereka pun telah jatuh cinta kepadamu.
Saat Ustadz Cahyadi mengadakan pelatihan keluarga, beliau meminta para peserta menulis tentang pasangannya. Aku terkejut ternyata engkau mengenaliku dengan baik. Engkau tahu makanan yang kusukai dan kubenci, teman-teman yang kuanggap shahabatku, karakter-karakterku, dan teman-teman Halaqohku. Diam-diam engkau memperhatikanku. Terimakasih telah memahami diriku.
Pernah kau mengatakan bahwa kau ingin naik haji bersamaku. Aku mengatakan bahwa kamu sudah naik haji sehingga tidak wajib lagi. Kalau aku punya uang aku akan mengajak anak kita naik haji bukan kamu. Kamu berkata, “Aku akan kumpulkan uang daganganku agar bisa naik haji bersamamu.” Kamu pernah bercerita bahwa saking nikmatnya berada di Kota Mekah, kamu pernah berusaha tukar kloter dengan orang lain agar bisa bertahan lebih lama di kota Mekah.
Istriku, aku suka dengan caramu berbakti kepadaku. Ketika ustadz Muhadi mengajakku mendirikan SDIT Nurul Fikri Balikpapan kau pun mendukungku. Padahal kau tahu bahwa ini akan kembali mengurangi jatah uang belanja untukmu. Bahkan kau berkata, "Aku akan alihkan infaq-infaq yang selama ini ke lembaga zakat ke Nurul Fikri.” Selama ini kau memang menyisihkan uang transport dari mengisi majelis-majelis ta’lim untuk menunjang dakwahmu.
Istriku, aku menikmati sentuhan bibirmu ke pundakku sambil memelukku di saat kita naik motor berdua. Mungkin itu caramu menunjukkan kesetiaanmu. Aku tersanjung dengan gayamu menunjukkan cemburumu. Aku merindukan caramu menegurku jika engkau melihatku lalai dalam urusan agama kita. Aku merasa bahagia saat kau memujiku. Aku merasa hebat ketika engkau bermanja kepadaku.
Aku salut dengan kecintaanmu terhadap ilmu. Setiap ada ta’lim yang mendatangkan ustadz yang berkualitas kau berkata, “Harus duluan nih biar dapat duduk di depan.” Sayang, karena begitu banyaknya anakmu terkadang kau terhambat untuk berada di depan. Pernah kau begitu sedih karena tidak dapat menghadiri ta’lim yang diisi DR. Samiun Jazuli. Terlintas di dalam pikiranku, kelak aku akan membiayaimu untuk melanjutkan kuliah S2 agar kau bahagia.
Kau juga begitu bersemangat mengikuti tatsqif (Kajian Tsaqofah Islam) yang diadakan oleh PKS. Ketika ada ujian tatsqif, kau berusaha mengerjakan soal-soal tanpa berusaha menyontek. Tiba-tiba kau mendengar peserta ujian yang lain di sebelahmu saling berbisik tentang jawaban soal yang engkau tidak bisa mengerjakannya. Kamu pun menulis jawaban tersebut. Sepulang ke rumah engkau begitu menyesal dan gelisah. Engkau merasa berbuat curang karena mengerjakan soal dari mendengar percakapan orang lain. “Gimana nih Mas, aku sudah nyontek?” tanyamu. Aku jawab sambil bercanda, "Telpon dosennya, minta dicoret jawabanmu yang dapat dari hasil mendengar itu”. Ternyata engkau benar-benar menelpon ustadz Fahrur agar jawaban atas soal tersebut dicoret saja. Itu yang sering kulihat darimu, begitu takut akan dosa-dosamu. Aku bangga padamu istriku.
Istriku, hal yang sering membuatku bergetar adalah di saat melihat engkau sholat. Begitu khusyuk dan menjaga adab. Tidak pernah aku melihatmu terburu-buru di dalam sholat. Aku menikmati melihat caramu menghadap Tuhanmu. Selelah apapun dirimu kamu selalu berusaha membaca Quran satu juz perhari. Engkau juga tidak ingin meninggalkan dzikir harianmu. Haru rasanya saat-saat melihatmu tertidur dengan Quran masih berada di tanganmu.
Sering aku berangan-angan aku akan membahagiakanmu kelak saat anak-anak sudah besar. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan ke kota wisata. Aku akan membelikanmu perhiasan walaupun sekedarnya. Karaktermu yang tidak pernah meminta memang membuatku lalai memperhatikan kebutuhanmu. Bahkan motor pun tidak pernah kubelikan. Motor butut yang kau pakai adalah motor yang memang telah kau bawa dan kau miliki sejak masih gadis.
Aku yakin bahwa kebersihan hatimulah yang memancarkan aura persahabatan dari wajahmu. Banyak yang mengatakan kepadaku, ”Beliau adalah tempat saya menyampaikan curhat.” Terkadang kau terlambat pulang dari mengisi pengajian, ketika ku tanya kenapa terlambat, kau menjawab, “Kasihan ada yang pingin curhat, jadi dengerin dia dulu. Semoga Allah segera kasih dia jalan keluar.” Saya yakin mereka curhat kepadamu karena mereka merasakan kebaikanmu.
Kamu sering memujiku, “Suami yang pintar”. Kulihat, kamulah yang lebih pintar mengaplikasikan teori ke dalam praktek dunia nyata. Sebenarnya aku banyak belajar darimu. Kamu pintar sekali memulyakan orang lain. Kamu sering memberikan sesuatu kepada tetangga-tetangga kita. Terkadang aku malu karena yang kau berikan adalah hal-hal yang sederhana. “Malu ah ngasih ke tetangga segitu. Nggak level buat mereka.” Ternyata sikap perhatianmu kepada tetangga inilah yang membuat mereka mencintaimu.
Kamu mengatakan kepada pembantu kita, “Kumpulkan teman-teman yang lain, nanti saya yang membimbing bacaan Qurannya.” Dengan sabar kamu melatih mereka membaca Quran. Kau pun membelikan peralatan memasak sebagai hadiah kepada mereka yang lulus dan melanjutkan bacaan ke jilid berikutnya. Pernah kau melihat salah seorang diantara mereka sedang berlatih mandiri di rumahnya. Kau berkata, "Bahagianya aku Bi melihat mereka mau melatih bacaan secara mandiri.” Sampai terucap dari mulut pembantu kita, “Bu, saya ini mendapat hidayah dari tangan Ibu lho.”
Terkadang aku lupa untuk memberikan uang belanja, ketika kutanya engkau menjawab,”Aku pakai uang daganganku”. Kau kadang membelikanku baju sebagai hadiah ulang tahunku. Aku memang seorang yang berprinsip minimalis, terkadang jika ada barang yang menurutmu harus dibeli, aku mengatakan bahwa itu tidak perlu dibeli, kita da’i tidak usah terlalu mengejar kesempurnaan. Seperti biasa kau pun mengalah dan berkata, "Ya sudah pake uang aku aja.”
Ketika engkau mengalami pendarahan saat melahirkan anak kita yang ke delapan, engkau mengalami step. Sungguh hancur hatiku melihatmu menderita. Ketika dokter mengatakan butuh tiga kantung darah, aku segera keluar berlari menuju PMI tanpa sempat mengambil alas kaki. Aku sangat takut kehilangmu. Ketika diberitahu bahwa putra kita telah meninggal, aku sudah tidak peduli lagi, “Tolong selamatkan istri saya dok.” Setelah dioperasi kau sempat tersadar, aku tidak tega untuk mengatakan bahwa putra kita telah meninggal. Aku tidak ingin kau tahu bahwa kandungan yang sangat kau cintai dan sering kau elus-elus dengan penuh cinta telah mendahuluimu.
Dokter mengatakan bahwa kondisi sangat kritis, biasanya kondisi ini berakhir dengan kematian. Dengan kesedihan yang terus mengelayuti aku berkata, ”Umi tidak usah ngomong apa-apa, semua abi yang urus, Umi nyebut Allah saja.” Aku berharap seandainya Allah memanggilmu, maka ucapan terakhirmu adalah Allah. Walau tidak ada suara yang kudengar, kulihat mulutmu menyebut nama Allah dua kali. Saat itu aku bernazar, aku pun bertawashul dengan segala amalku agar Allah memberikan kesempatan agar engkau masih bisa bersamaku. Dan ternyata anak-anak kita bercerita bahwa saat itu di rumah mereka juga bernazar agar ibu mereka selamat.
Dengan sisa harapan yang tersisa di hatiku, aku berusaha membangkitkan semangatmu, ”Cepat sembuh, anak-anak kita menunggumu di rumah.” Engkau mengangguk-angguk. Ternyata Allah SWT sangat mencintaimu. Allah SWT ingin memberimu karunia syahid. Kematianmu karena melahirkan putra kita menunjukkan bahwa Allah ingin memberikan yang terbaik untukmu. Sebagaimana Rasulullah mengatakan bahwa wanita yang mati karena melahirkan termasuk orang-orang yang mati syahid.
Seorang shahabatmu, Ustadzah Mahmudah, menelponku, "Mba Robi itu kalau saya perhatikan sangat khusyuk kalau memimpin doa atau mengaminkan doa. Kalau berdoa, saat kalimat wa amitha 'ala syahaadati fii sabiilik (matikanlah jiwa kami dalam syahid di jalan-Mu) sering saya lihat mba Robi meneteskan air mata. Ternyata kita memang tidak boleh meremehkan kekuatan doa.”
Pak Emil tetangga kita berkata, ”Saya tidak pernah berinteraksi dengan almarhumah. Hanya istri saya yang bergaul dengannya. Tapi kepergiannya membuat saya merasa kehilangan sampai dua hari”. Mungkin dia shock karena melihat istrinya terguncang.
Ustadzah Sujarwati berkata, "Saya mengisi pengajian dekat SMPN 10, mereka bercerita bahwa almarhumah ustadzah Robiah yang merintis majelis ta’lim ini. Mereka semua kemudian menangis karena teringat istri sampeyan.” Banyak yang terkejut dengan kepergianmu. Ada yang baru mendengar kematianmu, datang ke rumah untuk kemudian menangis karena kehilanganmu.
Hari kematianmu menjadi saksi atas kesholihanmu. Begitu banyak yang datang untuk memberikan penghormatan kepadamu. Ustadz Muslim mengatakan, "Sahabat-sahabatnya dari pesantren Al Amin, Madura sudah siap-siap mau beli tiket untuk ke Balikpapan, tapi mendengar jenazah akan di bawa ke Samarinda mereka tidak jadi datang.” Beberapa ustadz datang dari Samarinda. Bahkan Ustadz Masykur Sarmian, Ketua DPW PKS Kaltim pun datang dari Samarinda dan menjadi imam yang mensholatimu. Aku pun melihat ustadz Cahyadi Takariawan, penulis buku dari Yogya, hadir di masjid itu. Mungkin Allah sengaja mengutus orang-orang sholih tersebut untuk mensholatimu dan menyempurnakan pahalamu. Motor-motor memenuhi jalan masuk ke komplek kita. Seseorang dengan heran mengatakan bahwa kemarin kepala kantor meninggal di komplek ini yang datang nggak sebanyak ini. Ini cuma ibu rumah tangga kok banyak banget yang datang.
Sesudah disholatkan di masjid Balikpapan, engkaupun dibawa ke Samarinda. Sampai di masjid Ar Raudhah, Aku melihat KH. Mushlihuddin, LC Koordinator Qiroati untuk Kalimantan hadir di sana. Kamu sering berkata bahwa kamu sudah menganggap beliau, guru mu membaca Quran, seperti ayah sendiri. Kecintaanmu kepada Quran membuat kamu mencintai beliau yang selalu komitmen berjuang menegakkan Al Quran di muka bumi. Sering kamu mengatakan bahwa kamu kangen dengan gurumu, ustadz Mushlih. Segera aku meminta beliau untuk menjadi imam sholat jenazah untukmu.
Kakakmu, Ibu Mursyidah berkata, ”Kepergiannya persis seperti ayahnya, KH. Abdul Wahab Syahrani. Disholatkan dari masjid ke masjid.” Sebelum meninggal beliau berwashiat untuk dikuburkan di Kotabangun. Karena washiat itu beliau disholatkan di tiga masjid di tiga kota oleh murid-murid beliau. Pertama disholatkan di Islamic Centre Samarinda, kemudian disambut oleh Bupati Kutai Kartanegara (Beliau adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Kukar) dan disholatkan di masjid agung Tenggarong, kemudian disholatkan kembali oleh murid-murid beliau di masjid Kotabangun.
Dengan lelehan airmata aku ikut memandikanmu, mengangkatmu, memasukanmu ke liang lahat. Seseorang berkata, "Antum duduk saja biar yang lain saja.” Tidak, Aku tidak mau kehilangan kesempatan ini. Aku sudah kehilangan kesempatan membahagiakanmu di dunia. Aku sudah kehilangan kesempatan membalas dengan baik pelayananmu kepadaku. Biarlah hari ini aku melayanimu walaupun sekedar mengurus jasadmu.
Terimakasih istriku, selama hidupmu kau selalu berusaha tidak merepotkanku. Ketika aku ke bengkel untuk menambal ban, aku mengabarkan kematianmu dan memohon doa untukmu. Tukang tambal ban, mendoakannya dan berkata, "Istri sampeyan sering ke sini sendiri, menuntun sepeda motor untuk menambal ban, atau kadang ganti ban motor”. Sekuat tenaga ku tahan airmataku. Aku tahu sebenarnya itu adalah tugasku. Kubayangkan adakah wanita lain yang mau menuntun motor ke bengkel untuk menambal ban karena tidak ingin merepotkan suaminya.
Mungkin kamu saat ini telah tersenyum bahagia bercanda bersama Abdullah, putra kita. Mungkin kamu sudah bertemu dengan ayah ibumu yang sangat kamu cintai. Walaupun aku betul-betul kehilanganmu, aku tahu bahwa karunia syahid yang Allah SWT berikan kepadamu adalah yang terbaik untukmu.
Istriku, aku menulis ini untuk menumpahkan rindu yang bergejolak di hatiku. Aku juga berharap agar orang yang membacanya mau meringankan lidahnya untuk mendoakanmu. Aku berharap tulisan ini dapat membalas jasamu kepadaku. Sungguh betapa lambatnya hari-hari berlalu tanpamu. Ingin rasanya aku segera masuk ke surga agar dapat bertemu kembali denganmu. Selamat jalan Khadijahku.....
Balikpapan, hari ke sembilan belas tanpamu di sisiku
Yang bersyukur mendapatkanmu
Suamimu,
Abu Muhammad
______________________
"Selamat Jalan Isteriku, Engkau Layak Atas Karunia Syahid itu... .."
17 tahun yang lalu, saat masih aktif menjadi penulis buletin dakwah, aku membaca nama pelanggan yang memesan buletin tersebut. Hj. Robiatul Adawiyah, pasti wanita yang sudah tua. Sudah naik haji dan namanya jadul sekali.
“Akhi, seperti apa sih ibu Robiatul ini,” tanyaku kepada Pak Marjani yang bertugas mengantar buletin. ”Ndak tahu, nggak pernah ketemu, yang saya tahu dia pesan buletin itu untuk dikirim via bis ke Kotabangun”.
Wah wanita yang mulia, mau menyisihkan uang untuk berdakwah kepada masyarakat di hulu sungai Mahakam. Tak lama kemudian setelah kita menikah, Buletin Ad Dakwah dari Yayasan Al Ishlah Samarinda diantar ke rumah. Ternyata wanita mulia tersebut adalah engkau istriku, bukan wanita tua seperti yang kukira. Melainkan mahasiswi yang aktif mengajar di Taman Al Quran.
Istriku, beruntung aku dapat memilikimu. Sudah beberapa pemuda kaya yang mencoba mendekatimu tetapi selalu kau tolak. Kelembutanmu dan kedudukanmu sebagai putri seorang ulama besar menjadi magnet bagi para pria yang ingin memiliki istri sholehah. Kamu beralasan belum ingin menikah karena mau konsentrasi kuliah. Padahal alasan utamanya adalah kamu masih ragu dengan kesholehan mereka. Ketika Ustadzah Purwinahyu merekomendasikan diriku, tanpa banyak tanya kau langsung menerimaku. Hanya karena aku aktif ikut pengajian kau mau menerimaku, tanpa peduli berapa penghasilanku.
Istriku, semua orang mengakui bahwa kau wanita yang tangguh. Jarang seorang wanita bercita-cita memiliki delapan anak sepertimu. Melihatmu seperti melihat wanita Palestina yang berada di Indonesia. Jika bertemu dengan Ustadz Hadi Mulyadi, suami mba Erni ustadzahmu, pasti pertanyaan pertama kepadaku adalah, “ Berapa sekarang anakmu?”. Sering orang bertanya kepadaku, “ Gimana caranya ngurus anak sebanyak itu?” Mudah, rahasianya adalah menikahi wanita yang tangguh sepertimu.
Kehangatanmu membuat anak-anak kita merasa nyaman di dekatmu. Di saat kau lelah sepulang dari mengisi halaqoh atau ta’lim mereka segera menyambutmu dan melepaskan kekangenan mereka. Kadang lucu melihat mereka membuntuti kemana kamu pergi. Kamu ke dapur mereka bergerombol di sekitarmu, pindah ke ruang tamu, pindah pula mereka ke ruang tamu. Masuk ke kamar, berbondong-bondong mereka ke kamar. Sampai ada anak yang selalu memegang-megang bajumu dan kamu berkomentar,” Nih anak kayak prangko aja, nempeeel terus.” Jangan salahkan mereka, akupun memiliki perasaan yang sama dengan mereka.
Kadang jika cintaku meluap aku berkata padamu, ”Bener nih kamu ndak nyantet aku? Aku kok bisa tergila-gila begini sama kamu?” Kamu tersenyum dan berkata, "cinta Umi ke Abi lebih besar dari cinta Abi ke Umi, Abi aja yang ndak tahu.”
Rasulullah bersabda, "Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” (HR. Ahmad). Sungguh aku merasa telah mendapatkan segalanya dengan kau di sisiku.
Kepribadianmu yang mudah bergaul menjadikanmu disenangi oleh banyak orang. Kamal berkata, “Umi terkenal banget di sekolah. Aku, Mba Aisyah, Mas Nashih, Hamidah, Hilma ini terkenal di sekolah karena anak Umi. Guru-guru kenal kami karena kami anak umi.” Aku ingat perjuanganmu menggalang beberapa orang tua murid ke kantor diknas untuk meminta tambahan kelas agar anak kita yang terlalu muda bisa diterima sekolah. Akhirnya SDN 006 Balikpapan mendapat tambahan kelas dan anak kita bisa bersekolah di sana. Seharusnya aku yang melakukan hal itu, bukan kamu.
Aku terpesona dengan caramu menjalin silaturahim dengan keluarga besarmu. Ketika kita pindah ke Balikpapan, sering kakak-kakakmu menelpon menanyakan kapan liburan ke Samarinda. Mereka rindu kepadamu. Kakakmu KH. Fachrudin, seringkali menelpon, "Kita mau ngadain acara ini, kamu ke Samarinda kah?” Sya’rani, kakakmu yang sering bepergian ke Jawa, ketika mendarat di Balikpapan pun sering berkata, "Baru dari Jawa, mau ikut saya sekalian naik mobil ke Samarinda?” Keponakan-keponakanmu pun sering bertanya, “Acil Robiah kapan ke Samarinda?” Jika kita liburan ke Samarinda, maka kemeriahan meledak begitu mendengar suaramu mengucapkan salam. “Wah, Haji Robiah dari Balikpapan.”
Aku kagum dengan semangatmu melaksanakan amanah dakwahmu. Sering kerinduanmu kepada keluargamu tertahan karena ada amanah dakwah yang harus kamu kerjakan. ”Sebenarnya akhir pekan ini keluarga besar kumpul. Ada acara keluarga. Tapi ada halaqoh ini dan majelis talim ini jadi ndak bisa ke Samarinda.” Semoga Allah SWT memasukkanmu ke dalam barisan orang-orang yang berjuang menegakkan agama ini.
Kesibukanmu berdakwah memang menyita waktumu. Tapi aku ridho karena kau tetap komitmen untuk mengurus rumah tangga dengan baik. Aku ridho ketika PKS berdiri, kamu bergabung dan berdakwah bersama mereka. Kulihat kau begitu menikmati hidupmu yang mungkin bagi pandangan sebagian orang sangat melelahkan.
Kamu juga aktif mengisi kajian Siroh Shahabiyah di Radio IDC FM. Ketika engkau ingin berhenti karena hamil dan mengajukan ustadzah lain, mba Irna yang mengasuh acara menolak dan mengatakan sebaiknya cuti saja dan sementara akan diputar ulang rekaman yang terdahulu. Saya tahu mereka pun telah jatuh cinta kepadamu.
Saat Ustadz Cahyadi mengadakan pelatihan keluarga, beliau meminta para peserta menulis tentang pasangannya. Aku terkejut ternyata engkau mengenaliku dengan baik. Engkau tahu makanan yang kusukai dan kubenci, teman-teman yang kuanggap shahabatku, karakter-karakterku, dan teman-teman Halaqohku. Diam-diam engkau memperhatikanku. Terimakasih telah memahami diriku.
Pernah kau mengatakan bahwa kau ingin naik haji bersamaku. Aku mengatakan bahwa kamu sudah naik haji sehingga tidak wajib lagi. Kalau aku punya uang aku akan mengajak anak kita naik haji bukan kamu. Kamu berkata, “Aku akan kumpulkan uang daganganku agar bisa naik haji bersamamu.” Kamu pernah bercerita bahwa saking nikmatnya berada di Kota Mekah, kamu pernah berusaha tukar kloter dengan orang lain agar bisa bertahan lebih lama di kota Mekah.
Istriku, aku suka dengan caramu berbakti kepadaku. Ketika ustadz Muhadi mengajakku mendirikan SDIT Nurul Fikri Balikpapan kau pun mendukungku. Padahal kau tahu bahwa ini akan kembali mengurangi jatah uang belanja untukmu. Bahkan kau berkata, "Aku akan alihkan infaq-infaq yang selama ini ke lembaga zakat ke Nurul Fikri.” Selama ini kau memang menyisihkan uang transport dari mengisi majelis-majelis ta’lim untuk menunjang dakwahmu.
Istriku, aku menikmati sentuhan bibirmu ke pundakku sambil memelukku di saat kita naik motor berdua. Mungkin itu caramu menunjukkan kesetiaanmu. Aku tersanjung dengan gayamu menunjukkan cemburumu. Aku merindukan caramu menegurku jika engkau melihatku lalai dalam urusan agama kita. Aku merasa bahagia saat kau memujiku. Aku merasa hebat ketika engkau bermanja kepadaku.
Aku salut dengan kecintaanmu terhadap ilmu. Setiap ada ta’lim yang mendatangkan ustadz yang berkualitas kau berkata, “Harus duluan nih biar dapat duduk di depan.” Sayang, karena begitu banyaknya anakmu terkadang kau terhambat untuk berada di depan. Pernah kau begitu sedih karena tidak dapat menghadiri ta’lim yang diisi DR. Samiun Jazuli. Terlintas di dalam pikiranku, kelak aku akan membiayaimu untuk melanjutkan kuliah S2 agar kau bahagia.
Kau juga begitu bersemangat mengikuti tatsqif (Kajian Tsaqofah Islam) yang diadakan oleh PKS. Ketika ada ujian tatsqif, kau berusaha mengerjakan soal-soal tanpa berusaha menyontek. Tiba-tiba kau mendengar peserta ujian yang lain di sebelahmu saling berbisik tentang jawaban soal yang engkau tidak bisa mengerjakannya. Kamu pun menulis jawaban tersebut. Sepulang ke rumah engkau begitu menyesal dan gelisah. Engkau merasa berbuat curang karena mengerjakan soal dari mendengar percakapan orang lain. “Gimana nih Mas, aku sudah nyontek?” tanyamu. Aku jawab sambil bercanda, "Telpon dosennya, minta dicoret jawabanmu yang dapat dari hasil mendengar itu”. Ternyata engkau benar-benar menelpon ustadz Fahrur agar jawaban atas soal tersebut dicoret saja. Itu yang sering kulihat darimu, begitu takut akan dosa-dosamu. Aku bangga padamu istriku.
Istriku, hal yang sering membuatku bergetar adalah di saat melihat engkau sholat. Begitu khusyuk dan menjaga adab. Tidak pernah aku melihatmu terburu-buru di dalam sholat. Aku menikmati melihat caramu menghadap Tuhanmu. Selelah apapun dirimu kamu selalu berusaha membaca Quran satu juz perhari. Engkau juga tidak ingin meninggalkan dzikir harianmu. Haru rasanya saat-saat melihatmu tertidur dengan Quran masih berada di tanganmu.
Sering aku berangan-angan aku akan membahagiakanmu kelak saat anak-anak sudah besar. Aku akan mengajakmu berjalan-jalan ke kota wisata. Aku akan membelikanmu perhiasan walaupun sekedarnya. Karaktermu yang tidak pernah meminta memang membuatku lalai memperhatikan kebutuhanmu. Bahkan motor pun tidak pernah kubelikan. Motor butut yang kau pakai adalah motor yang memang telah kau bawa dan kau miliki sejak masih gadis.
Aku yakin bahwa kebersihan hatimulah yang memancarkan aura persahabatan dari wajahmu. Banyak yang mengatakan kepadaku, ”Beliau adalah tempat saya menyampaikan curhat.” Terkadang kau terlambat pulang dari mengisi pengajian, ketika ku tanya kenapa terlambat, kau menjawab, “Kasihan ada yang pingin curhat, jadi dengerin dia dulu. Semoga Allah segera kasih dia jalan keluar.” Saya yakin mereka curhat kepadamu karena mereka merasakan kebaikanmu.
Kamu sering memujiku, “Suami yang pintar”. Kulihat, kamulah yang lebih pintar mengaplikasikan teori ke dalam praktek dunia nyata. Sebenarnya aku banyak belajar darimu. Kamu pintar sekali memulyakan orang lain. Kamu sering memberikan sesuatu kepada tetangga-tetangga kita. Terkadang aku malu karena yang kau berikan adalah hal-hal yang sederhana. “Malu ah ngasih ke tetangga segitu. Nggak level buat mereka.” Ternyata sikap perhatianmu kepada tetangga inilah yang membuat mereka mencintaimu.
Kamu mengatakan kepada pembantu kita, “Kumpulkan teman-teman yang lain, nanti saya yang membimbing bacaan Qurannya.” Dengan sabar kamu melatih mereka membaca Quran. Kau pun membelikan peralatan memasak sebagai hadiah kepada mereka yang lulus dan melanjutkan bacaan ke jilid berikutnya. Pernah kau melihat salah seorang diantara mereka sedang berlatih mandiri di rumahnya. Kau berkata, "Bahagianya aku Bi melihat mereka mau melatih bacaan secara mandiri.” Sampai terucap dari mulut pembantu kita, “Bu, saya ini mendapat hidayah dari tangan Ibu lho.”
Terkadang aku lupa untuk memberikan uang belanja, ketika kutanya engkau menjawab,”Aku pakai uang daganganku”. Kau kadang membelikanku baju sebagai hadiah ulang tahunku. Aku memang seorang yang berprinsip minimalis, terkadang jika ada barang yang menurutmu harus dibeli, aku mengatakan bahwa itu tidak perlu dibeli, kita da’i tidak usah terlalu mengejar kesempurnaan. Seperti biasa kau pun mengalah dan berkata, "Ya sudah pake uang aku aja.”
Ketika engkau mengalami pendarahan saat melahirkan anak kita yang ke delapan, engkau mengalami step. Sungguh hancur hatiku melihatmu menderita. Ketika dokter mengatakan butuh tiga kantung darah, aku segera keluar berlari menuju PMI tanpa sempat mengambil alas kaki. Aku sangat takut kehilangmu. Ketika diberitahu bahwa putra kita telah meninggal, aku sudah tidak peduli lagi, “Tolong selamatkan istri saya dok.” Setelah dioperasi kau sempat tersadar, aku tidak tega untuk mengatakan bahwa putra kita telah meninggal. Aku tidak ingin kau tahu bahwa kandungan yang sangat kau cintai dan sering kau elus-elus dengan penuh cinta telah mendahuluimu.
Dokter mengatakan bahwa kondisi sangat kritis, biasanya kondisi ini berakhir dengan kematian. Dengan kesedihan yang terus mengelayuti aku berkata, ”Umi tidak usah ngomong apa-apa, semua abi yang urus, Umi nyebut Allah saja.” Aku berharap seandainya Allah memanggilmu, maka ucapan terakhirmu adalah Allah. Walau tidak ada suara yang kudengar, kulihat mulutmu menyebut nama Allah dua kali. Saat itu aku bernazar, aku pun bertawashul dengan segala amalku agar Allah memberikan kesempatan agar engkau masih bisa bersamaku. Dan ternyata anak-anak kita bercerita bahwa saat itu di rumah mereka juga bernazar agar ibu mereka selamat.
Dengan sisa harapan yang tersisa di hatiku, aku berusaha membangkitkan semangatmu, ”Cepat sembuh, anak-anak kita menunggumu di rumah.” Engkau mengangguk-angguk. Ternyata Allah SWT sangat mencintaimu. Allah SWT ingin memberimu karunia syahid. Kematianmu karena melahirkan putra kita menunjukkan bahwa Allah ingin memberikan yang terbaik untukmu. Sebagaimana Rasulullah mengatakan bahwa wanita yang mati karena melahirkan termasuk orang-orang yang mati syahid.
Seorang shahabatmu, Ustadzah Mahmudah, menelponku, "Mba Robi itu kalau saya perhatikan sangat khusyuk kalau memimpin doa atau mengaminkan doa. Kalau berdoa, saat kalimat wa amitha 'ala syahaadati fii sabiilik (matikanlah jiwa kami dalam syahid di jalan-Mu) sering saya lihat mba Robi meneteskan air mata. Ternyata kita memang tidak boleh meremehkan kekuatan doa.”
Pak Emil tetangga kita berkata, ”Saya tidak pernah berinteraksi dengan almarhumah. Hanya istri saya yang bergaul dengannya. Tapi kepergiannya membuat saya merasa kehilangan sampai dua hari”. Mungkin dia shock karena melihat istrinya terguncang.
Ustadzah Sujarwati berkata, "Saya mengisi pengajian dekat SMPN 10, mereka bercerita bahwa almarhumah ustadzah Robiah yang merintis majelis ta’lim ini. Mereka semua kemudian menangis karena teringat istri sampeyan.” Banyak yang terkejut dengan kepergianmu. Ada yang baru mendengar kematianmu, datang ke rumah untuk kemudian menangis karena kehilanganmu.
Hari kematianmu menjadi saksi atas kesholihanmu. Begitu banyak yang datang untuk memberikan penghormatan kepadamu. Ustadz Muslim mengatakan, "Sahabat-sahabatnya dari pesantren Al Amin, Madura sudah siap-siap mau beli tiket untuk ke Balikpapan, tapi mendengar jenazah akan di bawa ke Samarinda mereka tidak jadi datang.” Beberapa ustadz datang dari Samarinda. Bahkan Ustadz Masykur Sarmian, Ketua DPW PKS Kaltim pun datang dari Samarinda dan menjadi imam yang mensholatimu. Aku pun melihat ustadz Cahyadi Takariawan, penulis buku dari Yogya, hadir di masjid itu. Mungkin Allah sengaja mengutus orang-orang sholih tersebut untuk mensholatimu dan menyempurnakan pahalamu. Motor-motor memenuhi jalan masuk ke komplek kita. Seseorang dengan heran mengatakan bahwa kemarin kepala kantor meninggal di komplek ini yang datang nggak sebanyak ini. Ini cuma ibu rumah tangga kok banyak banget yang datang.
Sesudah disholatkan di masjid Balikpapan, engkaupun dibawa ke Samarinda. Sampai di masjid Ar Raudhah, Aku melihat KH. Mushlihuddin, LC Koordinator Qiroati untuk Kalimantan hadir di sana. Kamu sering berkata bahwa kamu sudah menganggap beliau, guru mu membaca Quran, seperti ayah sendiri. Kecintaanmu kepada Quran membuat kamu mencintai beliau yang selalu komitmen berjuang menegakkan Al Quran di muka bumi. Sering kamu mengatakan bahwa kamu kangen dengan gurumu, ustadz Mushlih. Segera aku meminta beliau untuk menjadi imam sholat jenazah untukmu.
Kakakmu, Ibu Mursyidah berkata, ”Kepergiannya persis seperti ayahnya, KH. Abdul Wahab Syahrani. Disholatkan dari masjid ke masjid.” Sebelum meninggal beliau berwashiat untuk dikuburkan di Kotabangun. Karena washiat itu beliau disholatkan di tiga masjid di tiga kota oleh murid-murid beliau. Pertama disholatkan di Islamic Centre Samarinda, kemudian disambut oleh Bupati Kutai Kartanegara (Beliau adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Kukar) dan disholatkan di masjid agung Tenggarong, kemudian disholatkan kembali oleh murid-murid beliau di masjid Kotabangun.
Dengan lelehan airmata aku ikut memandikanmu, mengangkatmu, memasukanmu ke liang lahat. Seseorang berkata, "Antum duduk saja biar yang lain saja.” Tidak, Aku tidak mau kehilangan kesempatan ini. Aku sudah kehilangan kesempatan membahagiakanmu di dunia. Aku sudah kehilangan kesempatan membalas dengan baik pelayananmu kepadaku. Biarlah hari ini aku melayanimu walaupun sekedar mengurus jasadmu.
Terimakasih istriku, selama hidupmu kau selalu berusaha tidak merepotkanku. Ketika aku ke bengkel untuk menambal ban, aku mengabarkan kematianmu dan memohon doa untukmu. Tukang tambal ban, mendoakannya dan berkata, "Istri sampeyan sering ke sini sendiri, menuntun sepeda motor untuk menambal ban, atau kadang ganti ban motor”. Sekuat tenaga ku tahan airmataku. Aku tahu sebenarnya itu adalah tugasku. Kubayangkan adakah wanita lain yang mau menuntun motor ke bengkel untuk menambal ban karena tidak ingin merepotkan suaminya.
Mungkin kamu saat ini telah tersenyum bahagia bercanda bersama Abdullah, putra kita. Mungkin kamu sudah bertemu dengan ayah ibumu yang sangat kamu cintai. Walaupun aku betul-betul kehilanganmu, aku tahu bahwa karunia syahid yang Allah SWT berikan kepadamu adalah yang terbaik untukmu.
Istriku, aku menulis ini untuk menumpahkan rindu yang bergejolak di hatiku. Aku juga berharap agar orang yang membacanya mau meringankan lidahnya untuk mendoakanmu. Aku berharap tulisan ini dapat membalas jasamu kepadaku. Sungguh betapa lambatnya hari-hari berlalu tanpamu. Ingin rasanya aku segera masuk ke surga agar dapat bertemu kembali denganmu. Selamat jalan Khadijahku.....
Balikpapan, hari ke sembilan belas tanpamu di sisiku
Yang bersyukur mendapatkanmu
Suamimu,
Abu Muhammad
Jumat, 11 Januari 2013
.:: Keadilan Umar bin Khattab terhadap Pencuri
Dua majikan dengan dua budak menghadap Umar Bin Khattab. Salah satu majikan mengadu bahwa ontanya telah di curi oleh dua orang budak milik majikan yang satunya.
Umar bertanya kepada para budak
“Apakah benar kalian telah mencuri untanya,” tanya Umar. “Benar ya Amirul Mukminin,” jawab dua budak tersebut ketakutan. “Kalau begitu saya akan menegakkan hukum Islam kepada kalian berdua,” ujar Umar.
Dalam hukum Islam, pencuri dihukum potong tangan. Dua budak tersebut semakin ketakutan, mulut mereka bergetar, tidak mampu menjawab.
“Tapi, saya mau bertanya, kalian apakan onta itu?,” lanjut Umar. Budak itu diam, tidak menjawab. “Tidak usah takut, jawablah dengan jujur,” kata Umar.
“Kami sembelih dan kami makan ya Amirul Mukminin. Kami kelaparan dan belum makan,” akhirnya mereka menjawab dengan terbata-bata.
Umar menarik nafas panjang dan menatap mereka berempat.
“Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,”
kata Umar membacakan surah Al maaidah ayat 3. Kedua budak tersebut dibebaskan dari hukum potong tangan. Umar membiarkan mereka keluar dari ruangannya.
Umar mengalihkan pandang kepada majikan dua budak tersebut. “Kamu memperkerjakan budak, tapi kamu membiarkan mereka kelaparan, maka kamu yang harus menanggung semua perbuatan mereka,” kata Umar tegas.
Majikan yang dicuri ontanya bertanya kepada Umar
“Lalu bagaimana dengan onta saya ya Amirul, siapa yang akan mengganti kerugiannya?” katanya menuntut ganti atas ontanya dicuri. “Berapa harga ontamu,” Tanya Umar. “400 Had,” jawabnya.
Umar kembali mengalihkan pandangan kepada majikan yang memiliki dua budak yang telah mencuri onta itu, dan berkata “Bayar 800 Had, kamu juga harus membayar denda atas perbuatan budakmu,” kata Umar.
Begitulah cara Umar menyelesaikan sangketa yang terjadi pada umat Muslim di masa kekhalifahannya. Umar terkenal dengan sikapnya yang tegas dan adil.
*****
Kisah diatas mengingatkan saya tentang sebuah peristiwa yang terjadi di masa kini. Di sebuah perusahaan yang lumayan besar di kota Jakarta dan memiliki beberapa cabang termasuk di daerah. Sebagai catatan, pemilik perusahaan ini adalah seorang yang mengerti agama dan sudah tertarbiyah pula.
Bekerjalah seorang OB di perusahaan tersebut dan memiliki gaji dibawah UMR (dibawah 1 Juta). Kalau saja istrinya tidak ikut bekerja, maka pastilah ia akan kesulitan membayar uang kontrakan rumah setiap bulannya. Belum lagi untuk biaya hidup sehari-hari dan juga untuk membayar uang kuliahnya (ia ambil kuliah malam).
Suatu hari, perusahaan itu menitipkan uang sejumlah Rp 5 Juta kepada si OB untuk membelanjakan keperluan kantor. Rupanya desakan kebutuhan dan kesulitan hidup telah menggoda si OB untuk menggelapkan uang tersebut dan digunakan untuk kebutuhan kuliah dan hidupnya sehari-hari. Alhasil, tak lama kemudian perbuatannya tersebut ketahuan oleh perusahaan.
Iapun mendapat sanksi pemecatan dari perusahaan. Namun sebelum keluar, ia wajib bekerja tanpa gaji di perusahaan tersebut sampai uang yang dipakainya tadi terbayar lunas.
Bandingkan dengan kisah di atas, tanpa bermaksud membenarkan tindakan pencurian dari si OB. Secara substansi hampir mirip-mirip. Sama-sama terpaksa dan tergoda untuk menggunakan yang bukan haknya disebabkan oleh 'kesewenangan' sang majikan.
Yang satu tega memberikan upah jauh dibawah batas normal sementara yang di atas tega menahan (tidak membayarkan) upah pegawainya sehingga membuatnya kelaparan.
Semua perbuatan buruk memang akan meninggalkan akibat yang buruk bahkan terhadap orang lain dalam hal ini adalah anak dan istri.
Tapi perlu diingat pula bahwa kejahatan yang terjadi disebabkan oleh 'kejahatan' lain yang secara sistematis dilakukan. Dalam kasus OB adalah 'kejahatan' atas rendahnya gaji yang diberikan. Bayangkan saja, dengan gaji dibawah Rp 1 Juta, harus survive hidup di Jakarta bersama istri dan anaknya.
Khilafah memang belum tegak, tapi bukan lantas berarti keteladanan Umar dalam memutuskan sebuah perkara tidak layak untuk ditiru. Apalagi jika masalah tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Ironis memang, kadang kita merasa lebih 'Khalifah' ketimbang Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Wallahu a'lam...
Rabu, 09 Januari 2013
KISAH NYATA DARI KOTA HIMSH SURIAH
Gadis kecil itu usianya belum genap 6 tahun, saya mendapatinya terduduk di atas sebuah kuburan, sambil terus-menerus berusaha menggali kuburan dengan kedua tangannya, ia berkata dalam tangisannya :
"Kakak, ayo keluarlah dan kita bermain petak umpet lagi..!!"
Sungguh pemandangan yang membuat sedih hati ini, kemudian saya mendekatinya, dan ternyata ada ayahnya sedang mengawasinya di atas kuburan lain, ayahnya diam, hanya air matanya yang deras mengalir dari matanya, ia hanya bisa melihat putrinya melakukan itu semua tanpa dapat menghalanginya.
Saya mencoba bertanya pada ayahnya tentang sebab putrinya melakukan hal itu, lalu sang ayah memberitahu saya sedang air matanya tak henti mengalir dari mata, sepertinya ada sesuatu yang terbakar melanda hatinya.
Ia berkata :
"Pada hari itu, anak laki-lakiku mau keluar rumah, namun adik perempuannya ini menghalanginya kerena ia sangat dekat sekali dengan kakaknya, setiap kali kakaknya ingin keluar rumah ia langsung menangis kencang untuk mencegah kakaknya keluar.
Maka kakaknya pun berusaha membohonginya dan berkata :
"Baiklah, kakak akan sembunyi dan adik tutup mata ya.."
Adiknya setuju, mereka lalu bermain bersama, kemudian adiknya menutup matanya sedang ia bersembunyi, setelah agak lama adiknya menutup mata, ia pun menggunakan kesempatan itu untuk keluar rumah.
Setelah cukup lama, adiknya pun membuka matanya dan mulai mencari kakaknya tapi ia tak mendapatinya.
Selang beberapa saat tiba-tiba telepon berdering dan yang muncul adalah nomer anak laki-laki saya, akupun mengangkatnya ternyata yang aku dengar adalah suara seorang lelaki yang tidak aku kenal disertai suasana yang sangat bising, ia memberitahuku bahwa anak lelakiku telah syahid oleh tembakan sniper pengkhianat.
Di hari berikutnya, kami mengarak jenazahnya sedang putriku ini melihat kakaknya di bawa oleh orang-orang di atas pundak mereka, ia memanggil-manggil kakaknya tapi tak ada jawaban.
Ia pun berkata padaku :
"Ayah, bawalah aku ke tempat kakak.."
Dalam kebingunganku, akupun lantas menjawabnya :
"Iya kamu nanti ayah bawa ke tempat kakakmu bersembunyi, nanti kamu bisa melanjutkan permainanmu.."
"Asyiiiik….aku bisa bermain lagi dengan kakak"
"Iya tapi sekali saja ya nak…"
Saat penguburan kakaknya, putriku pun memejamkan matanya di pangkuanku seraya berbisik padaku :
"Ayah…apakah kakak sudah bersembunyi..?"
Kami telah memasukkannya ke liang lahat, ia telah dikuburkan dengan tanah negeri kami sebagai seorang syahid atas izin Allah, dan kamipun pulang ke rumah.
Mulai hari itulah ia selalu meminta kami untuk datang ke kuburan kakaknya setiap hari, karena ia tahu di tempat itulah kakaknya bersembunyi, selanjutnya ia berkata di situ :
"Hai yang bersembunyi, aku akan menggali, keluarlah…"
Maka selanjutnya adalah sebuah pemandangan yang membakar hatiku, karena ia akan berteriak histeris seperti itu dan berkata padaku :
"Demi Allah ayah…..kenapa kakak tidak keluar-keluar..?"
Sang ayahpun pun menangis tersedu-sedu sampai matanya memerah dan jenggotnya basah.
Akhirnya, akupun meninggalkan keduanya, keluar dari pekuburan dengan air mata menetes dari mata ini, sambil aku mengulang-ulang :
"Laa Haula wa laa Quwwata illaa Billah….Hasbunallahu wa Ni'mal Wakiil…."
------kisah terjemahan oleh : Fairuz ahmad.
YENI WAHID TELAH BOHONG BESAR...!!!
(Dalam kasus Debat TV one)
Dia mengatakan:
Lihat kasus pemerkosaan di negara Arab dimana wanitanya berpakaian tertutup (jilbab), ternyata lebih tinggi daripada di negara2 Eropa padahal wanitanya sangat minim dalam berpakaian, bahkan bebas berbikini di pantai.....
PADAHAL menurut data statistik tentang Angka Pemerkosaan di 116 negara, 7 dari 10 negara dengan tingkat pemerkosaan tertinggi adalah negara2 Eropa....
# 1 France: 10,277 2009
# 2 Germany: 7,292 2009
# 3 Russia: 6,208 2009
# 4 Sweden: 4,901 2009
# 5 Argentina: 3,276 2008
# 6 Belgium: 2,786 2009
# 7 Philippines:2,585 2009
# 8 Spain: 2,437 2009
# 9 Chile: 2,233 2009
# 10 Lesotho: 1,878 2009
# 11 Poland: 1,611 2009
# 12 Japan: 1,582 2009
# 13 New Zealand:1,308 2009
# 14 Kazakhstan:1,298 2009
# 15 Israel: 1,243 2009
# 16 Sudan: 1,189 2009
# 17 Morocco: 1,130 2009
# 18 Romania: 1,016 2009
# 19 Norway: 944 2009
# 20 Finland: 915 2009
# 21 Kenya: 735 2009
# 22 Czech Republic: 529 2009
# 23 Canada: 491 2009
# 24 Hungary: 489 2009
# 25 Cameroon:447 2008
= 26 Ireland: 396 2009
= 26 Denmark: 396 2009
# 28 Mongolia: 354 2009
# 29 Portugal: 317 2009
# 30 Kyrgyzstan:303 2009
= 31 Moldova: 262 2009
= 31 Bulgaria: 262 2009
# 33 Belarus: 240 2009
# 34 Greece: 218 2008
# 35 Croatia: 188 2009
# 36 Oman: 183 2009
# 37 Lithuania: 164 2009
# 38 Estonia: 160 2009
# 39 Slovakia: 152 2009
# 40 South Africa:113.5 2002
# 41 Latvia: 100 2009
# 42 Guinea: 92 2008
# 43 Australia: 91.6 2003
# 44 Egypt: 87 2009
# 45 Sierra Leone: 79 2009
# 46 Swaziland:76.1 2004
# 47 Mauritius: 69 2009
# 48 Iceland: 68 2009
= 49 Luxembourg: 57 2009
= 49 Slovenia: 57 2009
# 51 Solomon Islands: 56 2009
# 52 Jamaica: 50.8 2000
# 53 Suriname: 45.2 2004
# 54 Zimbabwe: 40 2006
# 55 Bahrain: 36 2009
# 56 Cyprus: 34 2009
# 57 United States: 30.2 2006
# 58 Nicaragua: 27.6 2006
# 59 Barbados: 27 2000
# 60 Azerbaijan: 25 2009
# 61 Panama: 24.1 2006
# 62 Papua New Guinea: 24 2000
# 63 Peru: 20.8 2006
= 64 Armenia: 19 2009
= 64 Malta: 19 2009
# 66 El Salvador: 18.7 2006
# 67 Belize: 15.3 2006
# 68 Namibia: 15.1 2002
# 69 Korea, South: 13.3 2006
# 70 Mexico: 12.8 2006
# 71 Ecuador: 11.2 2006
# 72 Costa Rica: 11 2006
# 73 Uruguay: 9.8 2000
# 74 Maldives: 9 2009
# 75 Netherlands: 8.7 2006
= 76 Austria: 8.5 2006
= 76 Switzerland: 8.5 2006
# 78 Thailand: 8 2006
# 79 Bolivia: 7.8 2006
# 80 Italy: 7.7 2006
# 81 Bangladesh: 7.5 2006
= 82 Brunei: 7.4 2006
= 82 Sri Lanka: 7.4 2006
# 84 Paraguay: 6 2006
# 85 Malaysia: 5.2 2000
# 86 Macedonia, Republic of: 5.1 2006
# 87 Colombia: 4.7 2000
# 88 Georgia: 3.8 2006
# 89 Guatemala: 3.3 2000
# 90 Tunisia: 3.2 2002
# 91 Liechtenstein: 3 2009
# 92 Zambia: 2.9 2000
# 93 China: 2.8 2000
# 94 Singapore: 2.7 2006
# 95 Turkey: 2.5 2006
# 96 Ukraine: 2.1 2006
# 97 Uganda: 2 2004
= 98 Jordan: 1.9 2006
= 98 Côte d'Ivoire: 1.9 2000
= 100 India: 1.7 2006
= 100 United Arab Emirates: 1.7 2006
# 102 Qatar: 1.6 2004
= 103 Albania: 1.5 2006
= 103 Algeria: 1.5 2006
= 105 Serbia and Montenegro: 1.1 2006
= 105 Tajikistan: 1.1 2006
= 105 Bosnia and Herzegovina: 1.1 2006
# 108 Nepal: 0.8 2006
# 109 Indonesia: 0.7 2000
# 110 Syria: 0.6 2006
Crime in Syria
= 111 Burma: 0.5 2002
= 111 Lebanon: 0.5 2006
= 111 Turkmenistan: 0.5 2006
# 114 Yemen: 0.4 2000
Sumber:
http://www.nationmaster.com/graph/cri_rap-crime-rapes
Sekali lagi, Indonesia dan Dunia butuh Khilafah. Allahu Akbar!!!
Indonesia negara bukan agama, Belum Final!
Para santri dan ulama di negeri ini,
Berjuang atas kalimat tauhid,
dan tentu Nusantara ini harus menjadi negeri tauhid
agar muslim dan non-muslim merasakan
Indahnya hidup dalam Negara berasaskan Islam.
=====================
http://www.facebook.com/halqohonline?fref=ts
=====================
PENGHIANATAN SEORANG DAHLAN ISKAN TERHADAP TIM TUCUXI
Press Release dari Tim Elektrik Car Mengenai Kecelakaan Tucuxi
Sabtu 5 Januari 2012
- Kami dari Tim ElektrikCar turut prihatin atas terjadinya kecelakaan Tucuxi yang dialami oleh Pak Dahlan Iskan dan Ricki Elson. Pada saat yang sama, kami juga menyampaikan rasa bersyukur terhadap Allah SWT atas keselamatan dari luka parah akibat dari kecelakaan ini.
- Seperti yang telah kami sampaikan pada berbagai rekan media selama ini, kami sudah tidak diperbolehkan akses terhadap kendaraan tersebut sejak Jumat malam tanggal 21 Desember 2012, dimana serah terima kami lakukan pada tanggal 20 Desember 2012. Sejak itu, akses kami untuk melakukan pemeliharaan kendaraan dan servis dilarang dan sudah ditiadakan oleh pihak Pak Dahlan (c.q. Pak Amik). Padahal, kami selalu siap untuk melakukan servis dan pemeliharaan kendaraan tersebut sesuai dengan perjanjian yang kami tanda-tangani untuk Pak Dahlan dan atas permintaan dari pihak pak Dahlan.
- Kami baru menyadari bahwa pada hari Rabu 26 Desember 2012 mobil sudah diboyong kembali ke Yogyakarta dalam hal ini ke bengkel Kupu-Kupu Malam dengan supervisi dari Rudi Purnomo dan Kunto Wibisono serta Ricki Elson dari pihak pak Dahlan untuk dibongkar dengan segala alasan yang salah satunya adalah untuk penyempurnaan kendaraan.
- Kami tidak bermasalah apabila pembongkaran dilakukan bukan untuk dicontek atau direka-reka teknologi elektroniknya. Akan tetapi, kami sangat berkeberatan apabila mobil tersebut dibongkar tanpa seijin kami untuk dipelajari dan ditiru teknologinya dalam hal ini oleh Kupu2 Malam dan Pihak Pak Dahlan, apalagi dengan mengundang pihak lain, dua dosen dari UGM (Jayan Sentanuhady dan Eka Firmansyah).
- Kami telah mempunyai perjanjian dengan Kupu-Kupu Malam untuk tidak saling membuka rahasia dan juga dengan pihak Pak Dahlan mengenai penjagaan terhadap hak cipta desain dan engineering desain kami .
- Kami mempunyai bukti surat2 perjanjian tersebut termasuk dengan komunikasi email serta BBM yang menyertai permintaan penandatanganan perjanjian tersebut. teknologi tersebutpun adalah hak cipta kami dan telah kami patenkan. Penelitian tentang mobil listrik inipun kami mulai sejak tahun 2004, jauh sebelum bertemu dengan Pak Dahlan.
- Selain itu kami juga mempunyai foto-foto bukti pembongkaran yang dilakukan oleh pihak Pak Dahlan dan Kupu2 Malam seperti tertera dihalaman berikut (beserta tanggal dari harian Kompas untuk membuktikan tanggal pembongkaran). Foto-foto tersebut kami ambil pada waktu pengambilan peralatan kami di lokasi Kupu-Kupu Malam pada tanggal 29 Desember 2012.
- Karena kami tidak mempunyai akses ke kendaraan tersebut dan karena telah terjadinya pembongkaran serta penggantian peralatan dari mobil tersebut, kami dari Tim ElektrikCar menyatakan tidak bertanggung-jawab atas apa yang terjadi saat ini.
- Kami mendengar dan membaca bahwa penyebab kecelakaan adalah karena adanya rem yang blong. Kami tidak berada di tempat kejadian akan tetapi dari observasi foto-foto sebelum dan setelah pembongkaran ternyata ada penggantian electric vacuum pump (untuk memperoleh tenaga penghisap bagi rem booster) dengan peralatan yang kami tak ketahui performanya. Foto-foto penggantian ada di halaman setelah ini.
- Electric vacuum pump ini sangat penting bagi mobil elektrik untuk menghasilkan daya rem bagi kendaraan secara handal. Alat ini apabila diganti dengan produk lain yang tidak reliable akan mengakibatkan kehilangan daya rem.
- Dari semua pembongkaran yang dilakukan tanpa seijin dan sepengetahuan kami selama ini, inilah yang paling kami khawatirkan, kehilangan performa kendaraan serta feature safety yang telah dipasang pada kendaraan listrik Tucuxi. Apalagi, Pembongkaran ini dilakukan oleh orang2 yang tidak qualified untuk melakukannya.
- Kami saat ini juga berharap pada masyarakat dan tim evakuasi mobil dimana Tucuxi berada untuk berhati-hati melakukan evakuasi kendaraan. Ada arus listrik bertegangan tinggi pada mobil tersebut yang penanganannya harus dilakukan oleh orang/tim yang berpengalaman. Hal inilah yang perlu diperhatikan saat ini.
Hormat kami,
a/n Tim ElektrikCar
Dr. Danet Suryatama dan Ninien Wahyu Lestari
.:: Pemimpin Yahudi ini Masuk Islam, Karena Masa Iddah Perempuan ::.
Seorang pakar genetika Robert Guilhem mendeklarasikan keislamannya setelah terperangah kagum oleh ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita Muslimah yang dicerai suaminya seperti yang diatur Islam.
Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan.
Guru besar anatomi medis di Pusat Nasional Mesir dan konsultan medis, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa pakar Robert Guilhem, pemimpin Yahudi di Albert Einstein College dan pakar genetika ini mendeklarasikan dirinya masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan Al-Qur'an tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa 3 bulan.
Ia menambahkan, pakar Guilhem ini yakin dengan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuhan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan.
Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.
Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja.
Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.
Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya.
Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.
Senin, 07 Januari 2013
Difusi dan Osmosis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keinginan
manusia untuk mengamati objek dan makhluk hidup yang sangat kecil, atau yang
berukuran mikroskopik, terus mengalami perkembangan. Tetapi, karena pancaindera
manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Maka dibutuhkan alat-alat yang mampu
mengatasi masalah tersebut. Salah satu diantaranya yang sering digunakan adalah
mikroskop. Mikroskop adalah instrumen yang paling banyak dan bermanfaat untuk
digunakan di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran
sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak
dengan mata bugil. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas, dari
seratus kali sampai seribu atau ratusan ribu kali sekalipun (Pelzchar, et all, 2008).
Oleh karena itu, perlunya
dilakukan praktikum agar dapat lebih mengenal bagian mikroskop dan
penggunaannya.
1.2 Tujuan
Percobaan
- Mengetahui
fungsi mikroskop.
- Mengetahui
bagian-bagian mikroskop.
- Mengetahui
perbesaran umum pada mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop
merupakan instrumen yang paling sering digunakan didalam laboratorium
mikrobiologi. Dengan alat ini memungkinkan kita untuk dapat mengamati objek
yang berukuran sangat kecil. Misalnya bakteri yang tidak dapat kita lihat
dengan mata telanjang. Mikroskop ini memudahkan kita karena fungsinya yang
dapat memperbesar bayangan benda. Sehingga mikroskop sangat membantu kita,
dalam memecahkan persoalan manusia untuk mengamati organisme yang berukuran
sangat kecil (Widyatmoko, 2008).
2.1 Sejarah Mikroskop
Mikroskop yang pertama kali
digunakan oleh ilmuwan sejak zaman Renaisans, dan yang kemungkinan besar kita
gunakan dilaboratorium merupakan mikroskop cahaya (light microscope, LM). Cahaya tampak diteruskan melalui spesimen
dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya
sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksiakan ke
mata, ke film, atau ke layar video (Campbell, et all, 2010).
Biologi sel maju pesat pada tahun
1950-an ketika mikroskop elektron diperkenalkan. Mikroskop elektron muncul
karena dibutuhkannya lensa yang mampu melihat bagian-bagian sel itu sendiri.
Karena mikroskop cahaya tak mampu untuk melihat bagian-bagian sel yang jauh
lebih kecil ukurannya. Sehingga dibuatlah alat atau mikroskop jenis baru yaitu
mikroskop elektron (Campbell, et all,
2010).
Mikroskop berasal dari bahasa latin
yaitu micro artinya kecil dan scopium artinya pengelihatan. Jadi mikroskop
memungkinkan seseorang untuk dapat mengamati objek yang ukurannya sangat kecil
dan gerakannya yang halus tidak dimungkinkan dengan mata telanjang (Sabanni, 1978).
Ada berbagai macam mikroskop, macam
yang paling sederhana ialah kaca pembesar. Tetapi biasanya orang lebih familiar
menyebut mikroskop dengan mengumpamakannya dengan suatu alat yang terdiri dari
beberapa lensa yang disusun dalam sebuah tabung, jadi suatu mikroskop majemuk
(Sabanni, 1978).
Tidak ada catatan yang pasti atau
autentik. Yang menyebutkan kapan lensa pertama itu dibuat. Namun perbesaran
gambar objek yang dibentuk oleh kaca/ glas telah diketahui oleh bangsa Yunani
dan Romawi. Pada abad XIII Roger Bacon (1214-1297) telah memanfaatkan prinsip
optik dengan menggunakan lensa sederhana sebagai kaca mata. Pada tahun 1600
Hans dan Zaccharias Jansen menemukan mikroskop ganda. Alat ini berbeda dengan
mikroskop sederhana yang hanya memakai lensa tunggal (Gabriel, 1988).
Pada abad ke-16, Galileo (1564-1642)
mengembangkan teleskop dengan prinsip dasar lensa yang disusun secara seri.
Kemudian pada tahun 1965 Robert Hooke mulai menuliskan tentang sel
tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan yang diamati dibawah mikroskop ganda. Pada
abad ke-19 optika menawarkan mikroskop untuk dijual disegala penjuru kota-kota
di Eropa. Antony Van Leeuwenhoek mulai menggunakan mikroskop sederhana pada
bidang mikrobiologi yaitu memakai lensa sederhana denga diameter 270 mm
(Gabriel, 1988).
Pada tahun 1880 telah dibuat
mikroskop kompound, tahun 1903 diperkenalkan mikroskop medan gelap (dark-field microscope). Lalu berlanjut
penemuan-penemuan mikroskop baru yaitu, ultra
violet illumination (1925), electron
microscopr (1940), dan phase contrast
microscope (1944) (Gabriel, 1988).
2.2 Jenis-Jenis Mikroskop
Berdasarkan prinsipnya, mikroskop
dibedakan dua jenis yaitu, mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop
optik sendiri masih dibagi menjadi dua macam mikroskop yaitu, mikroskop biologi
dan stereo (Widyatmoko,
2008).
Untuk yang pertama yaitu mikroskop
biologi atau yang sering disebut mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya mempunyai
perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa
yaitu lensa pada kedua ujung tabung mikroskop. Pada mikroskop cahaya
konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan.
Namun, pada mikroskop modern sudah dilengkapi dengan lampu sebagai pengganti
sumber cahaya matahari (Widyatmoko, 2008).
Mikroskop stereo merupakan jenis
mikroskop yang digunakan untuk mengamati benda tebal maupun tipis, transparan
atau tidak tembus cahaya sekalipun. Penyinaran biasanya dari atas tetapi dapat
pula diatur penyinaran dari bawah. Perbesarannya hanya perbesaran 7 hingga 30 kali,
tetapi kelebihannya adalah mengamati bayangan secara tiga dimensi dan tidak
terbalik (Gabriel, 1988).
Mikroskop elektron mulai dibuat
pertama kali oleh M. Knoll dan E. Ruska di Berlin (1928). Mikroskop elektron mempunyai
perbesaran sampai 100.000 kali. Elektron digunakan sebagai pengganti cahaya.
Sehingga mampu mengatasi ketidak mampuan mikroskop cahaya untuk melihat objek
yang jauh lebih kecil lagi. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu
mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk
mengamati secara terperinci mengenai permukaan spesies. Sedangkan TEM digunakan
untuk mempelajari ultrastruktur internal sel (Campbell, et all, 2010).
Seperti
daya resolusi manusia yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat meresolusi
detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 20 nanometer seukuran dengan
bakteri kecil , berapapun faktoe pembesarannya. Resolusi ini di batasi oleh
panjang gelombang cahaya terpendek yang digunakan untuk menyinari spesimen.
Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran
asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi
dapat di lihat dengan jelas. Parameter terpenting ketiga dalam mikroskopi
adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagian dari sampel.
Faktanya, sebagian besar peningkatan mutu mikroskopi cahaya peningkatan
kontras, misalnya pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat
menonjol. Mikroskop elektron memfokuskan seberkas electron melalui spesimen
atau pada permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang
radiasi yang di gunakan mikroskop untuk mencitra, dan berkas electron memiliki
cahaya tampak (Campbell, et all, 2010).
Salah
satu alat yang paling sering di gunakan ialah mikroskop, yang memungkinkan
seseorang untuk dapat mengamati objek, dan gerakan yang sangat halus sehingga
tidak dapat di lihat oleh kekuatan mata bugil. Ada berbagai macam mikroskop,
macam yang paling sederhana adalah kaca pembesar. Akan tetapi, biasanya apabila
seseorang menyebut “mikroskop”, maka yang dimaksudkan adalah suatu alat yang
terdiri dari beberapa lensa yang disusun dalam sebuah tabung, jadi suatu
mikroskop majemuk (Soemartono, 1978).
Macam
mikroskop majemuk digunakan dalam suatu laboratorium biologi ialah mikroskop
monokuler. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan terlihat
hanya memiliki panjang dan lebar dan hanya sedikit memberikan gambaran mengenai
tingginya. Kebanyakan objek yang diselidiki dengan menggunakan mikroskop ini,
harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya.
Bentuk dan susunan objek tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian objek
itu lebih banyak menyerap cahaya daripada bagian-bagian yang lain. Cara pengamatan
ini menggunakan cahaya yang ditembuskan (Soemartono, 1978).
Benda-benda
yang diamati di bawah mikroskop biasanya berukuran kecil, untuk ukuran-ukuran
yang mikroskopik para ahli biologi merasa perlu menggunakan satuan panjang yang
lebih kecil daripada centimeter atau millimeter. Salah satunya ialah micron
yang ditulis dengan lambang (baca: myu)
ialah huruf Yunani. Daya pisah suatu mikroskop, yaitu kemampuan memperlihatkan
bagian renik dalam objek secara terpisah dan jelas. Pada umumnya orang tidak
mampu memisahkan dua objek yang jaraknya kurang dari 0,1 mm. dengan menggunakan
mikroskop terbulatlah kemungkinan untuk membedakan dua buah objek yang letaknya
sangat berdekatan. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan kenampakan objek yang
diamati. Ada mikroskop 2 dimensi dan mikroskop 3 dimensi. Berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Dua parameter penting dalam mikroskopi adalah perbesaran dan daya resolusi atau
daya urai. Perbesaran adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran
sebenarnya (Soemartono, 1978).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Umum dengan judul “Pengenalan
Mikroskop” dilakukan pada hari Selasa, 6 November 2012 pada pukul 13.00-15.00
WITA. Tempat yang digunakan untuk melakukan praktikum bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mulawarman, Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
-
Mikroskop Biologi
3.3 Cara Kerja
Cara
menggunakan mikroskop biologi
3.3.1 Menyiapkan
Mikroskop Biologi
1. Mikroskop
diletakkan diatas meja. Pada mikroskop yang menggunakan cermin aturlah
menghadapi cahaya.
2. Mikroskop
diperiksa apakah bagian-bagiannya lengkap dan bersihkan dari debu dengan lap
yang bersih.
3. Sebelum
menggunakan mikroskop dikenali dan dipahami bagian-bagian mikroskop terlebih
dahulu.
3.3.2
Mengatur
Penyinaran
1. Untuk
mikroskop yang menggunakan cermin, maka cermin diatur terlebih dahulu sehingga
didapatkan cahaya yang tepat.
2. Pada
mikroskop yang dengan lampu, maka lampu langsung dinyalakan dengan mengerakkan
kondensor pada posisi yang paling atas.
3.3.2 Mengatur
Lensa
1. Posisi
objektif dijauhkan menggunakan bonggol pengatur kasar sehingga ujung bawah
lensa objektif kira-kira 20 mm diatas meja mikroskop.
2. Preparat
dipasang diatas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Aturlah preparat hingga
bagian yang ingin diamati tepat dibawah lensa objektif.
3. Lensa
objektif didekatkan dengan preparat dengan menggunakan bonggol pengatur kasar
kira-kira 4mm.
4. Agar
bayangan objektif terlihat cukup jelas, maka lensa objektif dijauhkan
perlahan-lahan dengan bonggol pengatur kasar. Untuk memperjelas lagi gunakan
bonggol pengatur halus.
5. Cahaya
diatur dengan menggunakan lever diafragma, sehingga bayangan terlihat jelas.
6. Objek
dipindahkan ke tengah pandang dengan menggeser kaca objek.
3.3.3 Mengamati
Perbesaran
1. Diamati
perbesaran yang paling sering dilakukan dengan mengganti lensa objek. Diputar
lensa objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga didengar bunyi klik.
2. Lensa
objektif perbesaran kuat memerlukan banyak sinar. Diatur diafragma hingga
diperoleh penyinaran yang baik.
3. Setelah
selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat di meja mikroskop, dipindahkan
dahulu lensa objektif lemah ke sumbu optik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Keterangan
:
1. Okuler
2. Tubus
(tabung okuler)
3. Revolver
(pemutar objektif)
4. Objektif
5. Pemegang
sediaan
6. Kondensor
7. Lever
diafragma
8. Cemin
9. Bonggol
pengarah (pengatur) kasar
10. Bonggol
pengarah (pengatur) halus
11. Pemegang
12. Bonggol
pengatur letak sediaan
13. Meja
sediaan
14. Bonggol
pengatur kondensor
15. Sumbu
inklinasi
16. Kaki
mikroskop
4.2 Pembahasan
Mikroskop
berasal dari bahasa latin yaitu micro artinya kecil dan scopium artinya
pengelihatan. Jadi mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda
yang berukuran sangat kecil (Widyatmoko,
2008).
Mikroskop
adalah alat yang mampu melakukan perbesaran hingga ratusan kali. Yang digunakan
untuk mengamati benda renik atau mikro seperti virus dan bakteri. Ada dua
prinsip yang berbeda untuk mikroskop, yaitu : 1.) mikroskop optik, dibedakan
menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo ; 2.) mikroskop elektron
(Gabriel, 1988).
-
Okuler
Berfungsi
untuk menerima bayangan yang diterima sebesar 10×.
-
Tubus
Berfungsi
untuk / sebagai pemisah objektif dengan okuler.
-
Revolver
Tempat
objektif sekaligus untuk mengganti lensa objektif yang ingin digunakan.
-
Objektif
Untuk memperbesar bayangan objek dari 4×
sampai 100×.
-
Pemegang sediaan
Berfungsi
untuk menjepit preparat.
-
Kondensor
Berfungsi
untuk mengatur penyinaran pada benda yang diamati.
-
Lever diafragma
Berfungsi
untuk mengatur cahaya dari cermin.
-
Cermin
Berfungsi untuk
menangkap cahaya.
-
Bonggol pengatur kasar
Berfungsi
untuk mengatur naik turunnya tabung mikroskop agar bayangannya difokuskan.
-
Bonggol pengatur halus
Berfungsi untuk mengatur naik turunnya
tabung secara perlahan.
-
Pemegang
Berfungsi
sebagai pegangan jika mikroskop ingin diangkat atau dipindahkan.
-
Bonggol pengatur letak sediaan
Berfungsi
untuk mengatur meja sediaan.
-
Meja sediaan
Tempat
preparat diletakkan.
-
Bonggol pengatur kondensor
Sebagai
pengatur kondensor.
-
Sumbu inklinasi
Sambungan
antara badan dan kaki mikoskop.
-
Kaki mikroskop
Berfungsi
untuk menopang mikroskop.
Berdasarkan prinsipnya ada dua jenis mikroskop.
Yaitu mikroskop optik dan elektron. Mikroskop optik sendiri masih dibagi lagi
menjadi dua macam, yaitu mikroskop biologi dan stereo.
1. Mikroskop
Optik
-
Mikroskop Biologi
Mikroskop
biologi mempunyai perbesaran maksimum 1000×, memiliki tiga sistem lensa. Sumber
cahaya ada yang dari cahaya matahari dan ada juga yang bersumber dari lampu.
-
Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo adalah
mikroskop yang digunakan untuk mengamati objek yang tebal maupun tipis,
transparan atau tidak. Perbesarannya hanya 7× hingga 30×. Bayangan yang
ditampilkan tiga dimensi dan tidak terbalik.
2. Mikroskop
Elektron
Mikroskop
elektron jauh lebih teliti dibandingkan mikroskop optik karena perbesarannya
hingga 100.000×. Sumber pencahayaannya adalah elektron. Mikroskop elektron
mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop
elektron trasnmisi (TEM). SEM digunakan untuk mengamati secara terperinci
mengenai permukaan spesies. Sedangkan TEM digunakan untuk mempelajari
ultrastruktur internal sel (Campbell, et
all, 2010).
Sejak
zaman Yunani dan Romawi lensa telah digunakan untuk pembesaran. Pada abad ke-13
Roger Bacon, telah mengetahui prinsip pengetahuan optik dengan menggunakannya
sebagai kaca mata. Pada abad ke-15 dan 16 Hans dan Zaccharias Jansen menemukan
mikroskop ganda (Gabriel, 1988).
Kemudian
pada abad 17 Galileo mengembangkan teleskop dangan prinsip dasar yang sama
dengan mikroskop. Akhirnya pada tahun 1965 Robert Hooke menggunakan mikroskop
untuk meneliti tentang sel tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan dengan
menggunakan mikroskop ganda (Gabriel,
1988).
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang
telah dilakukan sebelumnya, maka dapat saya simpulkan sebagai berikut.
-
Fungsi mikroskop untuk mengamati
benda-benda kecil, dan transparan yang tidak dapat dilihat mata telanjang
secara jelas.
-
Mikroskop terdiri atas okuler, tubus (tabung okuler), revolver (pemutar objektif), objektif, pemegang sediaan, kondensor, lever diafragma, cemin, bonggol pengarah (pengatur) kasar, bonggol pengarah (pengatur) halus, pemegang, bonggol pengatur letak sediaan, meja sediaan, bonggol pengatur kondensor, sumbu inklinasi, dan kaki mikroskop.
-
Perbesaran umum pada mikroskop adalah
objek 4×, okuler 10× perbesaran total adalah 40×. Objek 40×, okuler 10×
perbesaran total 400×. Objek 10×, okuler 10×, perbesaran total 100×.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum
sebelumnya, maka saya menyarankan agar pada praktikum selanjutnya semua
mikroskop atau alat penunjang lainnya dapat dimanfaatkan untuk praktikum oleh
para mahasiswa yang sedang melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchel. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Gabriel, J.F. 1998. Fisika Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Pelzchar, Jr dan Michael. J. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia: Jakarta.
Soemartono, Sabanni S.
1978. Pedoman Praktikum Biologi Umum
Jilid 1. Djambatan: Jakarta.
Widyatmoko,
A.
2008. Mengenal Laboratorium Biologi.
PT Bengawan Ilmu: Semarang.
Langganan:
Postingan (Atom)