BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pembelahan
sel memainkan beberapa peranan penting dalam kehidupan organisme ketika
organisme uniseluler, misalnya amoeba, membelah dan membentuk keturunan yang
merupakan duplikatnya, pembelahan satu sel mereproduksi individu organisme
tersebut. Pembelahan sel umumnya terdapat pada jaringan titik tumbuh atau
meristem. Ada dua macam pembelahan melihat pada cara pembelahan kromosomnya,
yaitu mitosis dan meiosis.
Pada
mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel
dihasilkan dua buah sel anakan yang memiliki sifat-sifat genetik sama. Mitosis
berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin.
Mitosis dibedakan atas 5 fase, ialah profase, metafase, anafase, dan telofase.
Pada interfase kromosom membelah memanjang yang terikat pada sebuah sentromer.
Pada profase kromosom-kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Dan mulai
terbentuk benang-benang gelendong pada masing-masing kutub sel yang berlawanan.
Pada fase metafase kromosom bergerak menempatkan diri pada bidang ekuatorial
dari sel. Pada anafase benang gelendong inti memendek bergerak ke kutub sel
yang berlawanan. Pada telofase terbentuk dua dinding inti. Pada fase ini tahap
pembelahan telah selesai.
Oleh
karena itu, untuk mengetahui tentang pembelahan sel, macam-macam pembelahan sel
dan tahapan-tahapan pembelahan mitosis, maka dilakukanlah pengamatan ini.
1.2
Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui tentang
pembelahan sel
-
Mengetahui macam-macam
pembelahan sel
-
Mengetahui
tahapan-tahapan pembelahan sel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses pembelahan sel merupakan
bagian integral dari siklus sel, kehidupan sel yang dimulai dari saat pertama
kali ia terbentuk dari sel induk yang membelah hingga pembelahannya sendiri
menjadi dua sel. Meneruskan materi genetik yang identik ke sel-sel anakan.
Semua makhluk bersel banyak dan membiak secara seksual tergantung dari
pembelahan sel. Meskipun setiap makhluk terjadi mulai dari sebuah sel tunggal
yang disebut zigot, akan tetapi pembesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu
sangat diperlukan agar supaya makhluk itu mencapai ukuran semestinya.
Pembelahan sel yang lengkap dibedakan atas dua proses, yaitu pembelahan inti
sel (karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Makhluk yang
membiak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu pembelahan
biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Yatim, 1996).
Mitosis, pembelahan sel di mana
susunan kromosom sel anak tetap sama dengan susunan kromosom sel induk, baik
jumlah maupun macam kromosom itu. Disebut jumlah macam kromosom dalam sel n. n
artinya ploid, simbol untuk macam jumlah kromosom dalam sel suatu species.
Dalam sel susunan kromosom ditulis dengan 2n, artinya dalam susunan diploid
(di= 2; ploid= jumlah macam kromosom). Oleh mitosis sel induk yang 2n akan
menghasilkan sel anak yang tetap 2n. Sedangkan oleh meiosis, gametogonia yang
2n akan menghasilkan gamet yang n (Yatim, 2003).
Pada pembelahan sel mitosis menempuh
empat fase:
1. Profase
2. Metafase
3. Anafase
4. Telofase
Sesungguhnya
istilah “mitosis” berlaku bagi pembelahan inti saja. Pembelahan sitoplasma
kemudian disebut sitokinesis. Tapi kini
pengertian istilah itu sudah termasuk sitokinesis juga. Jika kromatin
berubah jadi kromosom, mulai nampak di bawah mikroskop bahwa ada 2 (sepasang)
yang homolog; sama panjang, bentuk besar dan komposisi gennya. Yang sepasang
itu sebelah berasal dari pihak ibu, disebut kromosom matroklin; dan sebelah
lagi berasal dari pihak ayah, disebut kromosom patroklin (Yatim, 2003).
Pada tahap G2 interfase, selaput nukleus (nuclear envelope) membatasi
nucleus. Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
(jamak,nukleoli). Dua sentrosom telah
terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal. Pada sel hewan, setiap sentrosom
memiliki dua sentriol. Kromosom yang diduplikasi selama fases, tidak bisa
dilihat secara individual karena belum terkondensasi (Campbell et all, 2010).
Pada tahap profase, serat-serat
kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret
yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Nukleus lenyap setiap kromososm
terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik yang tersambung pada
sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi kromatid saudara).
Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrosom dan
mikrotubulus-mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari sentrosom disebut
‘aster’ (bintang) sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya di
dorong oleh mikrotubulus yang memanjang diantaranya (Campbell et all, 2010).
Pada tahap Prometafase, selaput nukleus
terfragmentasi. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini
dapat memasuki wilayah nucleus, kromosom menjadi semakin terkondensasi.
Masing-masing dari dua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor,
struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer. Beberapa
mikrotubulus melekat pada kinetokor, menjadi ‘mikrotubulus kinetokor’,
mikrotubulus ini menarik-narik kromosom maju-mundur. Mikrotubulus nonkinetokor
berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang berseberangan
(Campbell et all, 2010).
Pada tahap persiapan (interfase)
sebelum memasuki profase dan prometafase. Bagi sel jaringan yang selalu
bersifat muda dan mampu membelah diri terus (meristematis) berlaku proses apa
yang disebut daur sel (cell cycle)
antara fase pembelahan. Fase persiapan lebih lama dari fase pembelahan sendiri.
Pada sel mamalia pada umumnya lama pembelahan hanya 1 jam, sedangkan persiapan
23 jam. Persiapan dibagi atas 3 periode: periode G1, periode S,
periode G2 (Yatim, 1996).
G berasal dari kata gap (senggang),
dan S berasal dari kata synthesis. G1 salah periode sel sedang aktif
mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (translasi). Ini untuk membentuk
protoplasma baru yang membina sel anak kelak. Selain bahan genetis, seluruh
bahan sitoplasma dan organel dibuat rangkap dua. Dengan proses transkripsi dan
translasi serta sintesa bahan protoplasma baru itu menyebabkan inti dan
sitoplasma membesar dari sebelumnya. Lama G1 30-40% waktu daur
(Yatim, 2003).
Periode S ialah masa aktif
mensintesa ADN (replikasi). Pilinan benang ADN yang sepasang, oleh kehadiran
enzim replikase akan longgar dan terbuka. Enzim ini dapat melepaskan ADN dari
benamannya dalam histondan non-histon, sehingga ia terangsang bereplikasi. Cara
replikasi itu disebut semi-ortodok. Maksudnya tiap belah ADN lama menjadi ADN
baru. Dengan replikasi terbentuk bahan genetis baru yang persis sama susunan
ADN-nya dengan yang lama. Berarti sel anak mengandung bahan genetis sama dengan
sel induk (Yatim, 2003).
Lama periode S 30-40% lama satu
daur. Pada akhir periode S benang ADN anak yang sepasang berpilin membenam
kembali dalam histon, seraya pilinannya rapat dan padat lagi. Terbentuklah
sepasang kromatin anak dengan sentromer masih satu. Lengan kromatin anak itu
bergandeng rapat sekali. Periode G2 ialah persiapan sitoplasma untuk
membelah. Pada periode inilah bahan yang disintesa pada periode G1
dirampungkan, sehingga semua bahan sitoplasma dan organel jadi rangkap dua.
Lama G2 10-20% waktu daur (Yatim, 2003).
Setelah tahap profase dan
prometafase, selanjutnya ke proses metafase. Pada tahap metafase kromosom bergerak
ke bidang ekuator. Ini adalah bidang khayal yang terletak di tengah badan sel,
membagi dua sama besar sel itu antara dua kutub. Kini seluruh kromosom suatu
sel bersama sentromernya berada persis pada satu bidang datar, yakni bidang
ekuator itu. Karena itu untuk memeriksa morfologi dan jumlah kromosom yang
tepat pada sesuatu individu atau organisme diperlukan adanya pengamatan (Yatim,
2003).
Di mana pada tahap metafase ini
merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit.
Sentrosom kini berada pada kutub-kutub yang berseberangan. Kromosom berjejer
pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara
kedua kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan (Campbell et
all, 2010).
Pada tahap anafase, tahap ini
merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali hanya berlangsung
beberapa menit. Anafase dimulai ketika protein konesin terbelah. Ini
memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara
tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh. Kedua kromosom
anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat
mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah
sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan
sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang. Pada
akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koreksi kromosom yang sama dan lengkap
(Campbell et all, 2010).
Pada tahap telofase dua nucleus
anakan terbentuk dalam sel. Selaput nucleus muncul dari fragmen-fragmen selaput
nucleus sel induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran. Nukleolus
muncul kembali. Kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis pembelahan satu
nucleus menjadi dua nucleus yang identik secara genetic, sekarang sudah selesai
(Campbell et all, 2010).
Profase sampai telofase adalah karyokinesis,
yakni pembuatan inti baru. Karyokinesis disusul oleh sitokinesis, yakni
pembuatan sitoplasma bagi tiap inti baru. Periode G1 dan G2
dipentingkan. Sekeliling sel dibidang ekuator terbentuk ceruk, sedang pada
bidang ekuator sendiri terbentuk sederet vesikula. Vesikula berhubungan dengan
mikrotubul dan mikrofilamen. Membran vesikula bersebelahan bertemu, dan
mencapai ceruk sekeliling. Akhirnya terbentuk sel anak yang terpisah, yang
plasmalemanya berasal dari membrane vesikula itu. Sel anak mungkin tetap
dihubungkan dengan “junctional complex”, seperti terdapat sel embrio. Mungkin
pula lepas dan tidak mengandung “junctional complex”, seperti terdapat pada sel
darah (Campbell et all, 2010).
Pada tahap meiosis berbeda dengan
proses mitosis. Setiap spesies organisme mempunyai jumlah khas kromosom. Lalat
kecil Drosophila melanogaster mempunyai 8, bawang 16, dan manusia 46. Hal ini
mencerminkan fakta bahwa kromosom terdapat dalam pasangan homolog. Sel yang
mengandung suatu komplemen lengkap pasangan kromosom dikatakan mempunyai jumlah
kromosom diploid atau 2n (Kimball, 1983).
Pembelahan meiosis ini pembelahan
reduksi yang hanya terjadi pada gametogenesis. Sel induk (gametogonium) yang
bersusunan diloid (2n) pada akhir pembelahan jadi sel anak (gamet) yang
bersusunan haploid (n) (di= dua; ha= separo; ploid= jumlah macam kromosom
species). Meiosis terdiri dari 2 tahap, yaitu meiosis pertama (I) dan meiosis
kedua (II). Masing-masing tahap memiliki ke-4 fase: profase, metafase, anafase,
dan telofase. Istirahat antara kedua tahap disebut interkinesis. Profase
meiosis I dibagi lagi atas 5 subfase: leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan
diakinesis (Yatim, 2003).
Pada meiosis I tahap profase
leptoten disebut juga leptonema. ADN kromatin berpilin rapat dan padat. Tiap
benang kromatin dibina atau rangkap dua ADN, yang berasal dari replikasi waktu
periode S. Kromatin kini disebut kromosom. Zigoten disebut zigonema. Pilinan
ADN kian rapat dan padat, dan benang kromosom kini tampak mengandung banyak
manik besar-kecil dan tak sama jaraknya. Manik-manik itu disebut kromomer,
mengandung beberapa buah gen. Pakiten disebut
juga pakhinema. Pilinan ADN kian rapat dan padat lagi, sehingga kromosom kian
besar dan pendek. Kromatid dari tiap kromosom kini agak renggang, jadi tampak
jelas batasnya, lalu terbentuk benang halus seperti tangga tali antara kromatid
yang merenggang itu. Kromosom homolog yang bergandeng rapat dengan kromatid
masing-masing rangkap dua disebut dalam susunan tetrad (Yatim, 2003).
Diploten disebut juga diplonema.
Daya tarik-menarik antara kromosom homolog hilang, dan saling meregangkan diri.
Namun, mereka tetap dalam susunan bergandengan. Tangga antara kromatid hilang,
sehingga tiap kromosom tampak kini rangkap-rangkap dua semua. Diploten
berlangsung agak lama. Ada berminggu, ada berbulan. Bahkan pada oogenesis
mamalia pembelahan berhenti diploten waktu bayi, dan baru dilanjutkan nanti
setelah akil baligh (Yatim, 2003).
Diakenesis, kromosom pada tingkat
pemadatan yang maksimal, berarti pada besar yang maksimal pula. Nukleolus lepas
dari kromosom, hancur lalu hilang. Selaput ini juga hancur, dan kromosom kini
berada dalam sitoplasma. Sentrosom anak pindah ke kutub berseberangan inti, dan
antaranya terbentuk gelendong yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen
(Yatim, 2003).
Dilanjutkan pada metafase I,
kromosom pergi ke bidang ekuator dan menggantung pada serat gelendong lewat
sentromer. Kromosom homolog terus bergandeng. Anafase I, kromosom homolog
berpisah pergi ke kutub berseberangan. Kromatid belum berpisah, karena
sentromer masih satu untuk satu kromosom. Telofase I, kromosom jadi halus.
Sentromer belum membelah. Serat gelendong hilang, karyotheca dan nukleolus
terbentuk. Bintang kutub jadi sentriol, lalu mengganda jadi dua (Yatim, 2003).
Meiosis II pada profase II kromatin
kembali jadi kromosom. Tak terjadi lagi penggandaan, dan tiap kromosom langsung
terdiri dari 2 kromatid. Karyotheca dan nukleolus hilang. Sentriol berpisah,
diselaputi serat radial pendek bergerak ke kutub berseberangan. Metafase II,
kromosom pergi ke bidang ekuator, menggantung pada serat gelendong lewat
sentromer. Sentriol membelah hingga kromatid lepas. Anfase II, kromatid
berpisah untuk jadi kromosom anak dan pergi ke kutub berseberangan. Telofase
II, kromosom anak jadi halus, berubah jadi kromatin. Serat gelendong hilang,
karyotheca terbentuk, nukleolus muncul, bintang kutub jadi sentriol, diselaputi
sentrosom (Yatim, 2003).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Biologi Umum dengan judul “Pembelahan Sel Periode Mitosis” dilakukan pada hari
Selasa, 11 Desember 2012 pada pukul 13.00-15.00 WITA. Tempat yang digunakan
untuk melakukan praktikum adalah Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman,
Samarinda.
3.2
Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
-
Silet
-
Kaca preparat
-
Kaca penutup
-
Mikroskop biologi
-
Pipet tetes
-
Lampu spirtus
-
Cawan petri
-
Pensil kayu
-
Jarum bertangkai
3.2.2
Bahan
-
Ujung akar bawang
bombai (Allium sp.)
-
Larutan HCl
-
Aceto-orcein
3.3
Cara
Kerja
1. Dipilih
akar bawang bombai dan dipotong sepanjang 3 cm.
2. Direndam
akar bawang bombai di dalam cawan petri dan ditetesi larutan HCl selama 15 menit.
3. Dipindahkan
akar pada kaca preparat dan ditetesi Aceto-orcein.
Dibiarkan 5-10 menit.
4. Dipotong
akar 1 mm dari ujungnya.
5. Ditutup
dengan kaca penutup dan dipanaskan pada lampu spirtus.
6. Dilakukan
squash. Kaca preparat yang telah ditutup ditekan dengan menggunakan ibu jari.
Dan di ketuk dengan ujung atas pensil kayu dari tengah ke pinggir.
7. Diamati
di bawah mikroskop dengan perbesaran 1010
atau 100.
8. Dibuat
gambar hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
Berikut
ini tabel hasil pengamatan pada akar bawang bombai (Allium sp.) periode mitosis
No.
|
Gambar
Percobaan
|
Fase
Pembelahan Mitosis
|
1.
|
|
Profase
1. Sitoplasma
2. Nukleolus
3. Benang
kromatin
4. Selubung
inti
5. Membran
sel
Perbesaran
10 10
|
2.
|
|
Metafase
1. Sentriol
2. Benang
gelendong
3. Kromosom
Perbesaran
10 10
|
3.
|
|
Anafase
1. Sentriol
2. Sentrosom
3. Kromatid
4. Benang
gelendong
Perbesaran
10 10
|
4.
|
|
Telofase
1. Membran
sel
2. Nukleolus
3. Kromosom
4. Selubung
inti
Perbesaran
10 10
|
4.2
Pembahasan
Mitosis dalah pembelahan duplikasi di
mana sel mereproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel anak sama
dengan jumlah kromosom sel induk. Pada pembelahan mitosis kromosom sel anak
identik yang sama persis dengan kromosom sebelumnya.
Mitosis terdiri dari empat tahap,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada tahap profase, serat-serat
kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret
yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Nukleolus lenyap. Setiap kromosom
terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara identik yang tersaambung pada
sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesin kromatid saudara).
Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrosom dan
mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom. Susunan radial
mikrotubulus-mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari sentromer disebut
‘aster’ (bintang). Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya
didorong oleh mikrotubulus yang memanjang di antaranya.
Prometafase, selaput nukleus
terfragmentasi. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini
dapat memasuki wilayah nukleus. Kromosom menjadi semakin terkondensasi.
Masing-masing dari dua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor,
struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer. Beberapa
mikrotubulus melekat pada kinetokor, menjadi ‘mikrotubulus kinetokor’.
Mikrotubulus ini menarik-narik kromosom maju mundur. Mikrotubulus non-kinetokor
berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang
berseberangan.
Metafase, merupakan tahap mitosis yang
paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit. Sentrosom kini berada
pada kutub-kutub sel yang berseberangan. Kromosom berjejer pada lempeng
metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua kutub
gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase. Untuk
setiap kromosom, kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang
berasal dari kutub yang berseberangan.
Anafase merupakan tahap mitosis yang
paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa menit. Anafase dimulai
ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari
setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi pasangan
yang utuh. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju
ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena
mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer, kromosom bergerak ke sentromer
terlebih dahulu (dengan kecepatan sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat
mikrotubulus non-kinetokor memanjang. Pada akhir anafase, kedua ujung sel
memiliki koleksi kromosom yang sama dan lengkap.
Telofase, dua nucleus anakan terbentuk
dalam sel. Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel
induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran. Nukleolus muncul kembali.
Kromosom menjadi kurang terkondensasi. Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi
dua nukleus yang identik secara genetik, sekarang sudah selesai.
Sitokinesis, pembelahan sitoplasma biasanya
sudah berlangsung cukup jauh pada akhir telofase, sehingga kedua sel anakan
muncul tak lama setelah mitosis terakhir. Pada sel hewan, sitokinesis
melibatkan pembentukan lekukan penyibakan, yang membagi sel menjadi dua.
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan, diperoleh hasil bahwa sel akar bawang bombai sedang mengalami tahap
pembelahan mitosis periode telofase. Pada saat ini kromosom menjadi kromatin.
Serat gelendong menghilang, terbentuk kariotheca. Nukleus muncul, bintang kutub
kembali menjadi sentriol.
Dalam praktikum ini juga digunakan HCl dan aceto-orcein yang merupakan reagen bagi sel akar bawang bombai yang
akan diamati. Fungsi reagen ini adalah akar bawang bombai dapat terfiksasi dan
menjadi lunak untuk HCl. Sedangkan, untuk arceto-orcein agar memberikan warna
pada akar sehingga pada saat pengamatan, kromosom-kromosomnya dapat terlihat
dengan jelas.
Metode squash adalah melakukan
beberapa perlakuan pada akar bawang bombai yang telah direndam larutan HCl dan ditetesi aceto-orcein. Yaitu dengan memanaskan akar bawang bombai pada lampu
spirtus dan ditutup dengan kaca penutup. Setelah itu, ditekan dengan ujung
pensil kayu dengan arah dari tengah ke pinggir.
Faktor kesalahan yang terjadi pada
praktikum ini adalah waktu yang digunakan pada sore hari, padahal sel aktif
membelah pada pagi hari sekitar pukul 09.00 sehingga hanya beberapa kelompok
saja yang beruntung dapat mengamati tahapan fase dalam pembelahan mitosis. Yang
kedua adalah pada saat melakukan metode squash, karena terlalu kuat menekannya
sel menjadi hancur dan sulit diamati, dan juga terlalu lunak karena lama
merendam dalam larutan HCl.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
-
Organisme memiliki kemampuan
untuk mereproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa
membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Kemampuan yang unik untuk
menghasilkan keturunan, seperti semua fungsi biologis, memiliki dasar seluler.
Rudolf Virchow, seorang dokter dari Jerman, mengatakan bahwa di mana ada sel,
pasti ada sel pendahulunya. Jadi, kelangsungan kehidupan di dasarkan pada
reproduksi sel atau pembelahan sel.
-
Pembelahan sel ada 3
macam, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis. Amitosis merupakan salah satu cara
reproduksi aseksual pada organisme seluler. Mitosis adalah pembelahan sel dari
satu sel akan menjadi dua sel yang memiliki kromosom identik dengan kromosom
sebelumnya. Meiosis adalah pembelahan sel gamet yang menghasilkan sel anakan
dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.
-
Terdapat empat tahapan
dalam mitosis yaitu profase, metafase, anafase, telofase. Profase, kromosom
mempersiapkan diri untuk proses pembelahan sel. Metafase, kromosom menyusun
diri secara acak pada bidang ekuator. Anafase, sentromer membelah dan kromatid
bergerak menuju kutub-kutub sel terdekatnya. Telofase, kromosom baru telah
menyelesaikan pergerakannya dan menyebar di dalam membran nukleus.
5.2
Saran
Sebaiknya dalam praktikum pembelahan
sel periode mitosis dilakukan pada pagi hari, karena sel aktif membelah pada
pagi hari, sekitar pukul 09.00 pagi. Jadi, agar tidak dilakukan di siang hari
dan semua tahapannya dapat terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.
dan J.B. Reece. 2010. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Kimball,
J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Erlangga: Jakarta.
Yatim,
W. 1996. Genetika. Tarsito: Bandung.
Yatim, W. 2003. Biologi Modern: Biologi Sel. Tarsito: Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar