Pengaturan pernapasan manusia dibagi
menjadi 2 tempat, yaitu regulasi lokal dan regulasi di pusat pernapasannya.
Regulasi local akan diperankan oleh otot polos bronkioli. Sedangkan
regulasi di pusat (pusat napas) berada di batang otak, yaitu tepatnya di medulla
oblongata dan pons. Medulla oblongata merupakan pusat pernapasan primer dimana
ada 2 area yang mengatur respirasi. Pertama, dikenal sebagai area dorsal
respiratory group. Dorsal respiratory group atau sering disingkat
DRG. Kedua, disebut dengan Ventral Respiratory Group atau VRG.
Regulasi Lokal
Kontrol lokal digunakan untuk
menyeimbangkan aliran udara (ventilasi) dan aliran darah (perfusi). Ketika
aliran darah lebih besar daripada aliran udara, maka yang terjadi adanya
peningkatan kadar CO2 setempat dan penurunan kadar O2 setempat.
Untuk menaikkan kadar O2 setempat,
maka otot polos saluran pernapasan akan mengalami relaksasi. Sehingga terjadi
dilatasi saluran pernapasan lokal. Saluran napas yang mengalami dilatasi
(volume membesar), tekanan mengecil, akan terjadi penurunan resistensi saluran
napas. Penurunan resistensi ini akan menyebabkan banyaknya CO2 yang keluar dan
O2 yang masuk ke dalam alveolus.
Untuk menurunkan kadar CO2 setempat,
maka otot polos arteriol paru lokal akan mengalami kontraksi sehingga pembuluh
darah lokal mengalami konstriksi (volume mengecil), tekanan membesar, sebagai
akibatnya ada peningkatan resistensi. Maka, peningkatan resistensi ini akan
mengakibatkan penurunan aliran darah.
Pusat Pernapasan
Pusat respirasi merupakan sekelompok neuron yang
tersebar luas dan terletak bilateral di dalam substansia retikularis medula
oblongata dan pons. Pusat respirasi dibagi menjadi DRG (Dorsal Respiratory
Group) dan VRG (Ventral Respiratory Group).
1.
Medulla
Oblongata :
- DRG merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot eksternal interkostal dan otot diafragma. DRG ini berfungsi pada seluruh proses respirasi normal (berperan pada quiet breathing)
·
VRG merupakan kumpulan neuron yang mengatur kerja otot
respirasi aksesori, yang berfungsi saat bernapas dengan kuat, yaitu saat
inhalasi maksimal dan ekshalasi aktif (berperan pada saat pernapasan kuat dan
inaktif pada pernapasan tenang).
Kelompok dorsal terutama terdiri
atas neuron inspirasi yang serat desendensnya berakhir pada motor neuron di
medula yang mempersarafi otot-otot inspirasi. Kelompok ventral terdiri atas
neuron inspirasi dan neuron ekspirasi yang keduanya tidak aktif selama
pernapasan tenang. Apabila kebutuhan ventilasi meningkat, neuron I pada
kelompok ventral diaktifkan melalui rangsang dari kelompok dorsal. Impuls
melalui serat saraf yang keluar dari neuron I kelompok ventral akan merangsang
motor neuron yang mempersarafi otot-otot inspirasi.
Selama
respirasi normal :
·
meningkatnya aktivitas DRG selama periode 2 detik, sehingga
menstimulasi otot-otot inspirasi, lalu terjadilah proses inhalasi. Setelah 2
detik, DRG berubah menjadi inaktif, lalu dibutuhkan waktu 3 detik untuk “quite”
dan memungkinkan otot-otot inspirasi berelaksasi. Maka terjadilah ekshalasi
normal (pasif).
Selama
bernapas dengan kuat :
·
meningkatnya aktivitas DRG, yang menstimulasi aktivasi
VRG pada otot-otot inspirasi
·
di akhir inhalasi, otot-otot ekspiratori menstimulasi
otot aksesori sehingga mampu melakukan ekshalasi aktif
2.
Pons :
·
area pneumotaksik : membantu switch off
inspirasi (mengatur lamanya inspirasi)
·
area apnustik : mencegah switch off
inspirasi (berlawanan fungsi kerja dengan area pneumotaksik)
Pusat Apneustik dan Pneumotaxic
Apneustik dan pneumotaxic center merupakan sepasang
nuceli yang mempengaruhi output respirasi Pusat pneumotaxic berfungsi membatasi
lama inspirasi dan meningkatkan laju respirasi, dengan menginhibisi apneustik
neuron dan membantu proses ekshalasi normal atau kuat.Pusat pneumotaksik
mengirim impuls ke DRG yang menghambat neuron I, membatasi durasi inspirasi.
Sebaliknya, pusat apneustik mencegah penghambatan neuron I dan memberikan
kekuatan ekstra untuk inspirasi. Pada sistem ini, pusat pneumotaksik mendominasi,
membantu menghentikan inspirasi dan memberikan kesempatan ekspirasi. Bila
pengaruh pusat pneumotaksik dan n. vagus dihilangkan, pengaruh tonik pusat
apneustik terhadap pusat respirasi menjadi dominan, sehingga terjadi apneusis
(henti napas pada fase inspirasi). Sedangkan apabila pengaruh hambatan n. vagus
masih ada, terjadi irama pernapasan yang lebih lambat dan dalam. Selama
pernapasan normal, stimulasi dari pusat apneustik membantu peningkatan
intensitas inhalasi sampai 2 sekon. Sedangkan pada pernapasan kuat, pusat
apneustik dapat merespon input sensori dari nervus vagus sehingga meningkatkan
laju respirasi.
Pengaturan respirasi
dipengaruhi oleh :
1. Korteks
serebri yang dapat mempengaruhi pola respirasi.
2. Zat-zat
kimiawi : dalam tubuh terdapat kemoresptor yang sensitif terhadap perubahan
konsentrasi O2, CO2 dan H+ di aorta, arkus aorta dan arteri karotis.
3. Gerakan
: perubahan gerakan diterima oleh proprioseptor.
4. Refleks
Heuring Breur : menjaga pengembangan dan pengempisan paru agar optimal.
5. Faktor
lain : tekanan darah, emosi, suhu, nyeri, aktivitas spinkter ani dan iritasi
saluran nafas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar