BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sel
adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat yang dihubungkan dengan
kehidupan. Tubuh organisme dibangun oleh sel. Karena sel merupakan satuan
stuktural makhluk hidup. Sel juga merupakan kesatuan fungsional dari kehidupan.
Didalam sel terdapat materi genetik yaitu deoksiribonukleat acid (DNA) yang
disebut gen. Sebagai suatu sistem terkecil, sel mempunyai andil dalam menyusun
tubuh organisme yang sangat besar, juga dalam menyokong kehidupan organisme.
Karena itulah kehidupan dapat ditunjang dengan sel yang jumlahnya banyak.
Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, tubuh makhluk hidup ada yang tersusun
atas satu sel (uniseluler) dan banyak sel (multiseluler). Sedangkan secara
struktural, sel dibedakan menjadi dua, yaitu : sel prokariotik (tidak memiliki
membran inti) dan eukariotik (memiliki membran inti).
Namun antara sel hewan dan sel tumbuhan
memiliki beberapa perbedaan pada beberapa bagian anatominya atau
organel-organelnya. Misalnya pada sel hewan terdapat sentriol, lisosom, dan
vakuola yang kecil. Sedangkan pada sel tumbuhan tidak memiliki sentriol,
lisosom, tetapi vakuolanya besar. Dan sel tumbuhan memiliki plastida dan
dinding sel.
Oleh karena itu, untuk mengetahui
struktur, bentuk dasar, dan fungsi dari sel hewan dan sel tumbuhan, serta
membandingkan sel hewan dan sel tumbuhan dilakukanlah pengamatan ini.
1.2 Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui bagian-bagian organel sel
hewan dan sel tumbuhan.
-
Mengetahui fungsi dari organel sel hewan
dan sel tumbuhan.
-
Membandingkan antara sel hewan dan sel
tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penemuan Sel
Leeuwenhoek
bukan satu-satunya penyelidik yang menggunakan mikroskop. Marcello Malphigi
seorang ahli anatomi telah melihat pembuluh-pembuluh darah yang kecil dan berdinding
tipis. Yang kelak dinamakan pembuluh kapiler. Kemudian pada tahun 1665 Robert
Hooke (ahli fisika dan matematika Inggris) menemukan bentuk-bentuk mikroskopik
dalam gabus dan dalam macam-macam batang tumbuhan. Dalam gabus ia melihat
barisan-barisan rapih yang terdiri dari kompartemen-kompartemen ( latin: com=dengan, + partiri= membagi) berdinding tebal yang mengingatkannya pada sarang
lebah. Oleh karena itu, kompartemen-kompartemen itu disebut “sel” (Campbell et all, 2010).
Ungkapan
Robert Hooke mengenai “sel” berjalan sejajar dengan ungkapan van Leeuwenhoek
mengenai hewan-hewan kecil. Selama satu setengah abad banyak orang yang telah
melihat baik “sel” maupun “hewan-hewan kecil” tersebut, tetapi tidak ada
seorang pun yang memahami artinya. Hooke sendiri menemukan, bahwa dalam banyak
materi yang hidup pada gabus tentunya sudah mati, sel berisi bahan cair. Lambat
laun perhatian orang beralih pada cairan ini. Pada tahun 1809 seorang Perancis
bernama Jean Baptise de Lamarck menuliskan “Setiap organisme dan hidup adalah
suatu kumpulan sel-sel”. Banyak kesimpulan umum yang telah disampaikan oleh
Lamarck. Tetapi ia kurang mencari fakta untuk menyokong kesimpulan umum itu.
Ucapannya tidak mendapat sokongan sampai tahun ketika Henri Dutrochet menulis
“Sel itu betul-betul merupakan hal fundamental organisme”. Karena batas sel
tumbuhan lebih mudah dilihat daripada batas sel hewan, maka pengertian ini
mula-mula lebih dapat diterima oleh para ahli botani daripada para ahli zoologi
(Campbell et all, 2010).
Pada
tahun 1983 kesimpulan umum mengenai sel sebagai hal yang fundamental dalam
hewan dan tumbuhan sudah dapat diterima. Dua orang Jerman Mathias Schielden,
seorang ahli botani dan Theodor Schwan, seorang ahli zoologi, telah banyak
usahanya untuk meyakinkan rekan-rekan mereka tentang kesimpulan tersebut.
Schwan menuliskan “ Kami telah menemukan penghalang besar yang memisahkan dunia
hewan dan dunia tumbuhan”. Dengan demikian mereka menggabungkan botani dan
zoologi menjadi satu ilmu tentang seluruh kehidupan, ialah Biologi (Soemarwoto, 1980).
2.2 Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Penggambaran
sel tumbuhan secara umum mengungkapkan kemiripan dan perbedaan antara sel hewan
dan sel tumbuhan. Selain sebagian besar ciri yang terdapat pada sel hewan, sel
tumbuhan memiliki organel yang disebut plastida. Jenis plastida terpenting
adalah kloroplas, yang melaksanakan fotosintesis. Banyak sel tumbuhan yang
memiliki vakuola sentral yang besar; sel tumbuhan lain memiliki satu atau lebih
vakuola yang lebih kecil. Diantara tugas-tugas vakuola adalah melaksanakan
fungsi yang dilakukan lisosom pada sel hewan. Diluar membran plasma sel
tumbuhan terdapat dinding sel tebal, yang ditembus saluran-saluran bernama
plasmodesma. Ribosom merupakan kompleks yan terbuat dari RNA ribosom dan
protein, merupakan komponen seluler yang melaksanakan sintesis protein. Sel
yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi memiliki ribosom dalam jumlah
yang sangat banyak. Misalnya, sel pankreas manusia memiliki beberapa juta
ribosom. Sel yang aktif dalam sintesis protein juga memiliki nukleolus yang
menonjol. Ribosom membangun protein disua lokasi pada sitoplasma. Setiap saat
ribosom bebas tersebar didalam sitosol. Sedangkan ribosom terikat melekat pada
sisi luar retikulum endoplasma atau selaput nukleus. Ribosom terikat maupun
ribosom bebas identik secara struktural, dan ribosom dapat berganti-ganti
antara kedua peran tersebut. Sebagian besar protein yang dibuat di ribosom bebas
berfungsi dalam sitosol; contohnya enzim-enzim yang mengkatalisis langkah
pertama penguraian gula. Ribosom terikat umumnya membuat protein yang
ditakdirkan untuk lisosom atau untuk diekspor dari sel (sekresi). Sel-sel yang
terspesialisasi untuk sekresi protein misalnya, sel-sel pankreas yang
menyekresikan enzim pencernaan sering memiliki prosentase ribosom yang terikat
tinggi (Campbell et all, 2010).
Retikulum
endoplasma merupakan jaringan membran yang sedemikian ekstensif sehingga
menyusun lebih dari separuh total membran dalam banyak sel eukariot, sedangkan
retikulum adalah kata latin untuk jaring kecil. Retikulum endoplasma terdiri
dari jejaring tubulus dan kantong membran yang disebut sisterna. Ada dua
wilayah yang berada pada retikulum endoplasma dalam hal struktur dan fungsi,
walaupun saling terhubung yaitu RE halus dan RE kasar. RE halus diberi nama
demikian karena permukaannya tidak terdapat ribosom (Campbell et all, 2010).
Aparatus
golgi atau badan golgi sebagai pusat pembuatan, penggudangan, pemilahan dan
pengiriman. Diorganel ini produk-produk RE, misalnya protein dimodifikasi dan
disimpan serta kemudian dikirimkan keberbagai tujuan lain. Aparatus golgi
sangat ekstensif pada sel-sel yang terspesialisasi untuk sekresi. Aparatus
golgi terdiri dari kantong-kantong pipih bermembran sisterna yang terlihat
seperti tumpukan pita bread. Suatu sel dapat memiliki banyak,bahkan ratusan,
tumpukan pita bread. Membran setiap sisterna dalam satu tumpukan memisahkan
ruang internal sisterna dari sitosol. Tumpukan golgi memiliki polaritas
struktural tersendiri, dan membran sisterna pada sisi-sisi tumpukan yang
berlawanan berbeda dalam hal ketebalan dan komposisi molekularnya. Kedua kutub
tumpukan golgi disebut sebagai sisi cis dan trans, sisi cis bekerja sebagai
bagian penerimaan pada aparatus golgi. Sisi cis biasanya terletak didekat ER
(Campbell et all, 2010).
Secara
struktural terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Walaupun jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteri dan archae)
umumnya berukuran lebih kecil dan mempunyai struktur lebih sederhana daripada
sel eukariotik. Perbedaan utama antara kedua jenis sel adalah bahwa materi
genetiknya terdapat pada molekul DNA, yang terdapat sebagai kromosom. Kromosom
adalah struktur-struktur linier berjumlah banyak yang terletak dalam nukleus.
Sel eukariotik juga mempunyai organel-organel bermembran lain didalam
sitoplasmanya. Struktur-struktur subseluler mempunyai struktur dan fungsi yang
amat beragam. Sebagian besar sel eukariotik mempunyai mitikondria, yang
mengandung enzim dan mekanisme untuk respirasi aerob dan fosforilasi oksidatif.
Dengan demikian, fungsi utama mitokondria adalah menghasilkan adenosin
trifosfat (ATP) satuan utama pertukaran energi yang terjadi didalam sel.
Organel ini dikelilingi oleh membran ganda. Membran dalamnya yang mengandung
transpor elektron dan enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan ATP, terdiri
dari lipatan-lipatan yang disebut krista. Krista tersebut menonjol kedalam
matriks atau rongga sentral. Mitokondria mempunyai DNA dan ribosom sendiri,
akan tetapi sebagian proteinnya diimpor dari sitoplasma (Campbell et all, 2010).
Ada
dua sumber karbon utama yang digunakan oleh sel untuk mensintesis molekul
organik, yaitu molekul organil kompleks misalnya gula dan asam amino dan
senyawa karbon tunggal, misalnya atau metana . Sel yang menggunakan sebagai sumber satu-satunya karbon disebut
autotrof. Sedangkan senyawa yang membutuhkan senyawa organik kompleks sebagai
sumber karbonnya disebut heterotrof. Sel yang dapat memperoleh energi dari
cahaya disebut fototrof. Sedangkan sel yang membutuhkan energi kimia untuk
hidupnya disebut kemotrof (Stansfield et
all,
2003).
Sel
hidup senantiasa mengandung protoplasma karena protoplasma didefinisikan
sebagai isi sel hidup, dan tidak mencakup dinding sel. Protoplasma sebuah sel
disebut protoplas. Dengan demikian sel dapat dibagi menjadi (1) protoplas yakni
seluruh bagian dalam sel, dan (2) dinding sel yang mengelilinginya. Protoplas
dapat dibagi menjadi sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma meliputi retikulum
endoplasma, diktiosom, mitokondria, plastida, mikrobodi, ribosom, sefrosom,
mikrotubul, mikrofilamen, vakuola, dan zat ergastik. Sitoplasma adalah bagian
protoplasma berupa cairan kental atau yang lebih pekat seperti agar-agar. Kedua
bentuk tersebut tidak banyak berbeda dan bentuk yang satu dapat dengan mudah
berubah menjadi bentuk lain. Sebagian besar sitoplasma (85-90%) terdiri dari
air, disamping senyawa yang berada dalam larutan sebagai koloid atau terlarut.
Secara umum sitoplasma terdiri dari oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen.
Oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3%. Sisanya yang 5% terdiri
dari sekitar 30 unsur : yang terpenting diantaranya adalah Ca, Fe, Mg, U, P, K,
dan S. Selain itu ditemukan juga dalam jumlah yang lebih kecil : Bo, Cu, Fl,
Mn, dan Si. Pada sel tertentu dapat ditemukan alkohol, Co, dan karbon. Semua
unsur tersebut terdapat dalam bentuk ion atau melekat pada molekul karbon.
Fosfor, misalnya terdapat dalam ATP. Protoplasma setiap sel mengandung zat
organik dan yang terpenting diantaranya adalah karbohidrat, lemak, dan protein
(Hidayat, 1995).
Karbohidrat
sekitar 13%, yang mengandung karbon,hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat yang
terpenting adalah glukosa, sukrosa, pati, dan selulosa. Karbohidrat berada
dalam bentuk suspensi atau terlarut dalam protoplasma, dan tugas utamanya
adalah menghasilkan energi.. lemak terbentuk dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Lemak dibentuk oleh gliserol dan asam lemak. Dibandingkan dengan
karbohidrat, jumlah oksigennya kurang. Penguraian lemak secara kimiawi
menghasilkan energi yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan yang
dihasilkan karbohidrat. Sekitar 15% proplasma terdiri dari protein. Selain
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, protein terutama mengandung nitrogen, dan
biasanya pula terdapat P dan S. Protein dibentuk oleh asam amino. Ada 20 macam
asam amino yang membentuk berbagai macam protein dalam kombinasinya yang
berbeda-beda. Protein terlarutkan oleh enzim proteolitik. Seringkali protein
berkombinasi dengan zat lain, terutama asam nukleat (nukleoprotein),
karbohidrat (glikoprotein), dan lemak (lipoprotein) (Hidayat, 1995).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum Biologi Umum dengan judul
“ Membandingkan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan” dilakukan pada hari Selasa, 20
November 2012 pada pukul 13.00-15.00 WITA. Tempat yang digunakan untuk
melakukan praktikum adalah Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
-
Mikroskop
-
Silet
-
Stik Es
-
Pipet Tetes
-
Kaca Preparat
-
Kaca Penutup
3.2.2
Bahan
-
Rhoeo
discolor (daun adam dan hawa dalam perahu)
-
Allium
cepa (bawang merah)
-
Methylen
Blue
-
Mukosa Mulut
-
Tissue
-
Air
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Pengamatan Sel Tumbuhan
1. Bawang
merah dikupas setipis mungkin, diletakkan pada kaca preparat, dan ditetesi air
aquades setetes saja.
2. Ditutup
dengan kaca penutup hingga tak ada gelembung.
3. Diamati
dengan menggunakan mikroskop (40×10) dan tentukan bagian-bagiannya.
4. Digambarkan
hasilnya pada buku laporan sementara.
5. Diulangi
percobaan seperti yang dilakukan diatas untuk Rhoeo discolor dengan mengiris setipis mungkin bagian daun yang
berwarna ungu.
3.3.2
Pengamatan Sel Hewan
1. Ditetesi
air aquades pada kaca preparat. Dengan menggunakan stik es krim, korek
perlahan-lahan bagian dalam pipi.
2. Disentuhkan
sedikit material yang menempel pada stik es krim pada kaca preparat yang sudah
ditetesi air. Setelah itu, ditetesi dengan menggunakan methylen blue.
3. Ditutup
kaca preparat dengan kaca penutup.
4. Diletakkan
pada mikroskop dengan perbesaran 40×10.
5. Diamati
dan ditentukan bagian-bagiannya.
6. Digambarkan
hasilnya pada buku laporan sementara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Sel
Tumbuhan Rhoeo discolor
|
1. Dinding
Sel
2. Kloroplas
3. Sitoplasma
4. Stomata
Perbesaran
: 40×10
|
2.
|
Sel
Tumbuhan Allium cepa
|
1. Dinding
Sel
2. Sitoplasma
3. Inti
Sel
Perbesaran
: 40×10
|
3.
|
Sel
Hewan Mukosa Mulut
|
1. Membran
Sel
2. Inti
Sel
3. Sitoplasma
Perbesaran
: 10×10
|
4.2
Pembahasan
Pada
percobaan yang dilakukan menggunakan Rhoeo
discolor, Allium cepa, dan mukosa
mulut dapat diamati beberapa bagian dari sel tumbuhan dan sel hewan tersebut
sesuai dengan kekuatan lensa mikroskop biologi. Berikut penjelasan hasil
mikroskop biologi yang dilakukan.
A. Rhoeo discolor
Dengan perbesaran 40×10
pada mikroskop biologi didapat bagian dari sel tumbuhan tersebut seperti :
dinding sel, kloroplas, sitoplasma, dan stomata yang masing-masing memiliki
fungsi sebagai berikut :
-
Dinding Sel
Dinding sel adalah
struktur ekstraseluler sel tumbuhan yang membedakan sel tersebut dari sel
hewan. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, serta
mencegah pengambilan air secara berlebihan. Dinding sel tumbuhan jauh lebih
tebal daripada membran plasma, berkisar 0,1 µm sampai beberapa mikrometer.
Komposisi kimiawi dinding sel yang pasti bervariasi antara satu spesies dengan
spesies yang lain, namun rancangan dasar dinding sel konsisten. Mikrofibril
yang terbuat dari polisakarida selulosa disintesis oleh enzim yang disebut
selulosa sintase disekresikan kedalam ruang ekstraseluler. Disitu mikrofibril
tertanam dalam matriks yang terdiri dari polisakarida lain dan protein.
-
Kloroplas
Kloroplas adalah suatu
anggota terspesialisasi dari famili organel-organel tumbuhan yang berkerabat
dekat, yang disebut plastida (plastid). Beberapa anggota lain adalah amiloplas.
Kandungan kloroplas dipisahkan dari sitosol oleh selaput yang terdiri dari dua
membran yang dipisahkan oleh ruang antar membran yang sangat sempit. Didalam
kloroplas terdapat kantong-kantong pipih yang saling berhubungan disebut
tilakoid.
-
Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel atau
plasma. Dibawah mikroskop sitoplasma terlihat sebagai bahan yang dapat ditembus
cahaya, lebih kental daripada air, dengan butir-butir, dan bagian-bagian yang
mempunyai ukuran bermacam-macam. Bahan dasarnya adalah air. Macam-macam zat
organik maupun anorganik terdapat didalam medium air tersebut, baik sebagai
larutan maupun dalam bentuk koloidal.
-
Stomata
Stomata adalah jalan
masuknya dari udara pada proses fotosintesis dan
sebagai jalan penguapan (transpirasi). Dan juga sebagai jalan pernapasan
(respirasi). Stomata memiliki susunan anatomi sebagai berikut : sel penutup,
sel tetangga, porus, dinding luar, dan dinding dalam.
B. Allium cepa
Dengan perbesaran 40×10
pada mikroskop biologi, dapat diamati dinding sel, sitoplasma, dan inti sel
dari Allium cepa.
-
Dinding Sel
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya. Sel tumbuhan mudah menyekresikan dinding yang relatif tipis dan
fleksibel, disebut dinding primer. Pada sel-sel yang aktif tumbuh, fibril
selulosa terorientasi tegak lurus terhadap arah ekspansi sel. Sel-sel lain
menambahkan dinding sel sekunder diantara membran plasma dan dinding primer.
-
Sitoplasma
Secara umum sitoplasma terdiri dari
oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen. Oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%,
dan nitrogen 3%. Sisanya yang 5% terdiri dari sekitar 30 unsur. Adapun diferensiasi
membran pada sitoplasma. Membran pada permukaan membatasi sitoplasma terhadap
dinding sel. Disebut dengan membran plasma, plasmalemma, plasmolemma,
plasmoderma atau ektoplas.
-
Inti Sel
Inti sel disebut juga nukleus atau
karion. Didalam sel-sel yang masih muda ukuran inti sel kira-kira kali ukuran selnya. Didalam sel-sel dewasa
inti kelihatan lebih kecil, karena selnya bertambah besar sedangkan intinya
tetap atau tetap sedikit saja berubah volumenya. Sel tanpa adanya inti
dikatakan bersifat prokariotik sedangkan yang mempunyai inti disebut
eukariotik.
C. Mukosa
Mulut
Pada perbesaran 10×10
menggunakan mikroskop biologi, dapat diamati membran inti, sitoplasma, dan inti
sel.
-
Membran Inti
Membran inti memiliki
susunan submikroskopik berupa membran rangkap. Membran-membran pada retikulum
endoplasma berhubungan dengan membran inti. Karena membran-membran retikulum
endoplasma pada suatu sel berhubungan dengan membran-membran serupa sel
tetangganya. Selain itu membran inti mempunyai pori, sehingga dimungkinkan bagi
bagian kecil dari pori keluar dari dalam inti, masuk kedalam sitoplasma.
-
Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel atau
plasma. Sifat alami serta kimiawinya amat kompleks. Bahan dasarnya adalah air.
Didalam sitoplasma ini tempat terjadinya metabolisme yang dilakukan oleh
organel-organelnya. Adapun membran yang berbatasan dengan vakuola dalam
sitoplasma, yaitu : tonoplas. Sitoplasma disusun oleh sistem membran yaitu
retikulum endoplasma, diktiosom, mikrobodi, dan sferosom.
-
Inti Sel
Inti sel adalah tubuh
protoplasma yang berbentuk bulat. Inti sel dikelilingi oleh salut inti dan
mengandung matriks inti (nukleoplasma, karyolimf, dan cairan inti), dan satu
nukleolus lebih. Inti berstruktur padat, berbutir, dan berfibril, serta tidak
dikelilingi oleh selaput pembatas. Padanya terdapat ADN, ARN, dan protein.
Fungsi dari kloroplas, sitoplasma, dan methylen blue
-
Kloroplas
Kloroplas dapat
mengadakan asimilasi dengan adanya sinar matahari. Peristiwa ini
disebut dengan fotosintesis. Selain itu kloroplas mempunyai fungsi lain yaitu :
pengendapan glukosa menjadi amilum dan pelarutan amilum kembali menjadi
glukosa.
-
Stomata
Stomata adalah jalan
masuknya dari udara pada proses fotosintesis dan
sebagai jalan penguapan (transpirasi). Dan juga sebagai jalan pernapasan
(respirasi).
-
Methylen
Blue
Fungsi methylen blue adalah sebagai pewarna sel
epitel mukosa mulut dengan kontras sehingga dapat membedakan antara nukleus
dengan bagian sel lain seperti sitoplasma dan untuk memperjelas gambar yang
diamati.
Sel
tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena memiliki vakuola yang besar, dinding
sel, dan plastida, namun tidak memilik sentriol. Vakuola (rongga sel) terdapat
pada sitoplasma yang dibatasi oleh selaput yang disebut tonoplas. Saat sel
masih muda vakuola berukuran kecil dan berjumlah banyak, tersebar pada sitoplasma.
Saat sel telah dewasa vakuola bertambah volumenya menjadi besar. Vakuola pada
hewan satu sel disebut dengan vakuola kontraktil atau denyut. Yang berguna
untuk osmoregulator. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan karena plastida
membantu dalam proses pembentukan klorofil dalam memperoleh besi dan magnesium.
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan untuk membantu menyokong dan
menegakkan sel tumbuhan, terbuat dari pektin dan selulosa. Pada sel hewan
terdapat organel khusus yaitu sentriol yang berperan sebagai kutub-kutub
pembelahan sel secara tidak langsung baik mitosis maupun meiosis. Sentrosom
berfungsi untuk mengatur arah gerak kromosom pada saat sel membelah.
Sel
adalah unit terkecil yang menujukkan semua sifat yang dihubungkan dengan kehidupan.
Suatu sel harus memperoleh energi dari luar untuk digunakan dalam proses-proses
vitalnya misalnya tumbuh, perbaikan, dan reproduksi. Organel-organel sel banyak
macamnya sesuai dengan fungsi yang ada pada organel tersebut, misalnya nukleus,
aparatus golgi, mitokondria, dan bagian lainnya. Sel merupakan tingkatan
pertama dalam organisasi makhluk hidup, yaitu : sel, jaringan, organ, dan
sistem organ. Didalam sel juga terdapat materi genetik seperti DNA didalam inti
sel.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-
Sel tumbuhan memiliki beberapa bagian
penting, yaitu sitoplasma yang terdiri atas membran plasma, vakuola, retikulum
endoplasma, diktiosom, mikrobodi, sferosom, inti sel yang terdiri atas membran
inti, cairain inti, anak inti, plastida, kloroplas, dan leukoplas, kromoplas
dan mitokondria. Ribosom, mikrotubulus, mikrofilamen, dinding sel, aparatus
golgi dan peroksisom. Pada sel hewan memiliki organel seperti ribosom, lisosom,
sentrosom, aparatus golgi, membran sel, mitokondria, vakuola, mikrotubul,
mikrofilamen, retikulum endoplasma, dan nukleus.
-
Fungsi antara organel sel hewan dan sel
tumbuhan sama, kecuali pada beberapa organel yang tidak dimiliki pada salah
satunya. Nukleus berfungsi mewadahi kromosom, pori-porinya meregulasi materi
yang keluar masuk nukleus. Ribosom sebagai tempat sintesa protein. Retikulum
endoplasma tempat penyimpanan, detoksifikasi obat
dan racun. Aparatus golgi memodifikasi protein, karbohidrat pada protein, dan
fosfolipid. Lisosom, menguraikan zat ingesti, makromolekul sel, dan organel
rusak untuk didaur ulang. Vakuola, tempat pencernaan, penyimpanan, pembuangan
zat sisa, keseimbangan air, pertumbuhan sel, dan perlindungan. Mitokondria
sebagai tempat respirasi sel. Kloroplas, tempat fotosintesis. Dan peroksiso,
mentransfer hidrogen ke air, menghasilkan hidrogen peroksida () sebagai produk
sampingan, yang diubah menjadi air oleh enzim-enzim lain diperoksisom.
-
Sel tumbuhan dan sel hewan berbeda,
karena sel tumbuhan memiliki ukuran vakuola yang besar, dinding sel, plastida,
namun tidak memiliki sentriol. Vakuola umumnya terdapat pada sel tumbuhan,
namun pada sel hewan umumnya dikenal dengan vakuola kontraktil atau vakuola
berdenyut. Ukuran vakuola sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Plastida
hanya terdapat pada tumbuhan mengandung pigmen hijau daun. Plastida berwarna
terdapat pada kloroplas dan kromoplas. Plastida berfungsi sebagai tempat
terjadinya fotosintesis. Dinding sel terbuat dari zat pektin dan selulosa hanya
terdapat pada sel tumbuhan. Sentrosom terdapat pada sel hewan yang berfungsi
untuk mengatur arah gerak kromosom pada saat sel membelah.
5.2 Saran
Untuk praktikum
selanjutnya, yang digunakan sebagai bahan pengamatan bukan hanya Rhoeo discolor, Allium cepa, dan mukosa mulut. Tapi lebih banyak lagi tumbuhan yang
diamati seperti daun pandan dan daun-daun lainnya. Agar pengetahuan kita
semakin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. dan J.B. Reece. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Erlangga:
Jakarta.
Hidayat,
Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
ITB: Bandung.
Soemarwoto.
1980. Biologi Umum II. Gramedia:
Jakarta.
Stansfield,
W., Raul C., dan Jaime C. 2003. Biologi
Molekuler dan Sel. Erlangga:
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar