"Padahal, roket Israel yang paling banyak menewaskan warga Gaza".
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak dilak
ukannya
gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza. Demi
terciptanya perdamaian, Obama meminta agar Hamas tidak lagi menyerang
Israel dengan roket-roketnya.
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan Obama dalam sambungan telepon kepada Presiden Mesir Mohamed Mursi pada Senin, 19 November 2012. Mesir adalah negara mediator yang sibuk menggalang dukungan demi terciptanya gencatan senjata di Gaza.
"Kedua pemimpin mendiskusikan cara untuk menurunkan ketegangan di Gaza, dan Presiden Obama menggarisbawahi perlunya Hamas menghentikan penembakan roket ke Israel," ujar pernyataan Gedung Putih.
Dalam pembicaraan itu, Obama menyatakan prihatin atas banyaknya warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut. "Presiden Obama lalu menelepon Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menerima informasi terbaru soal situasi di Gaza dan Israel. Kepada kedua kepala negara, Obama menyatakan prihatin atas kematian warga sipil di Israel dan Palestina," tulis Gedung Putih.
Korban tewas di Gaza akibat roket Israel telah mencapai 108 orang, kebanyakan adalah warga sipil, 27 di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Sementara korban tewas di Israel hanya tiga orang.
Upaya diplomasi masih terus digenjot oleh Mesir untuk mencegah Israel menurunkan pasukan daratnya ke Gaza. Mursi memperingatkan Israel akan konsekuensi yang berat atas invasi darat. Dikhawatirkan, korban yang jatuh akan sama seperti tahun 2008 lalu, lebih dari 1.400 warga Gaza tewas.
Di tubuh Israel sendiri, perihal penurunan pasukan ke Gaza masih jadi perdebatan. Pejabat tinggi di pemerintahan Netanyahu mengatakan, mereka terlebih dulu akan mengambil jalur diplomatik untuk menyelesaikan masalah.
"Israel telah bersiap untuk melakukan invasi darat yang akan menghancurkan mesin militer Hamas. Tapi kami lebih memilih solusi diplomatis. Namun, jika diplomasi gagal, tidak ada pilihan lain bagi kami selain menurunkan pasukan," kata pejabat tersebut.
Baik Israel dan Hamas saling tuduh soal siapa yang lebih dulu menembak. Hamas mengatakan akan berhenti meroket Israel jika negara zionis Yahudi ini tidak lagi menembaki warga mereka di Gaza.
"Siapa yang lebih dulu memulai perang harus mengakhirinya," kata pemimpin Hamas Khaled Meshaal. (umi)
VIVAnews.com 20/11/12
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan Obama dalam sambungan telepon kepada Presiden Mesir Mohamed Mursi pada Senin, 19 November 2012. Mesir adalah negara mediator yang sibuk menggalang dukungan demi terciptanya gencatan senjata di Gaza.
"Kedua pemimpin mendiskusikan cara untuk menurunkan ketegangan di Gaza, dan Presiden Obama menggarisbawahi perlunya Hamas menghentikan penembakan roket ke Israel," ujar pernyataan Gedung Putih.
Dalam pembicaraan itu, Obama menyatakan prihatin atas banyaknya warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut. "Presiden Obama lalu menelepon Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menerima informasi terbaru soal situasi di Gaza dan Israel. Kepada kedua kepala negara, Obama menyatakan prihatin atas kematian warga sipil di Israel dan Palestina," tulis Gedung Putih.
Korban tewas di Gaza akibat roket Israel telah mencapai 108 orang, kebanyakan adalah warga sipil, 27 di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Sementara korban tewas di Israel hanya tiga orang.
Upaya diplomasi masih terus digenjot oleh Mesir untuk mencegah Israel menurunkan pasukan daratnya ke Gaza. Mursi memperingatkan Israel akan konsekuensi yang berat atas invasi darat. Dikhawatirkan, korban yang jatuh akan sama seperti tahun 2008 lalu, lebih dari 1.400 warga Gaza tewas.
Di tubuh Israel sendiri, perihal penurunan pasukan ke Gaza masih jadi perdebatan. Pejabat tinggi di pemerintahan Netanyahu mengatakan, mereka terlebih dulu akan mengambil jalur diplomatik untuk menyelesaikan masalah.
"Israel telah bersiap untuk melakukan invasi darat yang akan menghancurkan mesin militer Hamas. Tapi kami lebih memilih solusi diplomatis. Namun, jika diplomasi gagal, tidak ada pilihan lain bagi kami selain menurunkan pasukan," kata pejabat tersebut.
Baik Israel dan Hamas saling tuduh soal siapa yang lebih dulu menembak. Hamas mengatakan akan berhenti meroket Israel jika negara zionis Yahudi ini tidak lagi menembaki warga mereka di Gaza.
"Siapa yang lebih dulu memulai perang harus mengakhirinya," kata pemimpin Hamas Khaled Meshaal. (umi)
VIVAnews.com 20/11/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar