Senin, 07 Januari 2013

Difusi dan Osmosis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Keinginan manusia untuk mengamati objek dan makhluk hidup yang sangat kecil, atau yang berukuran mikroskopik, terus mengalami perkembangan. Tetapi, karena pancaindera manusia memiliki kemampuan yang terbatas. Maka dibutuhkan alat-alat yang mampu mengatasi masalah tersebut. Salah satu diantaranya yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop adalah instrumen yang paling banyak dan bermanfaat untuk digunakan di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak dengan mata bugil. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas, dari seratus kali sampai seribu atau ratusan ribu kali sekalipun (Pelzchar, et all, 2008).
Oleh karena itu, perlunya dilakukan praktikum agar dapat lebih mengenal bagian mikroskop dan penggunaannya.

1.2  Tujuan Percobaan
-     Mengetahui fungsi mikroskop.
-     Mengetahui bagian-bagian mikroskop.
-     Mengetahui perbesaran umum pada mikroskop.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop merupakan instrumen yang paling sering digunakan didalam laboratorium mikrobiologi. Dengan alat ini memungkinkan kita untuk dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Misalnya bakteri yang tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang. Mikroskop ini memudahkan kita karena fungsinya yang dapat memperbesar bayangan benda. Sehingga mikroskop sangat membantu kita, dalam memecahkan persoalan manusia untuk mengamati organisme yang berukuran sangat kecil (Widyatmoko, 2008).
2.1 Sejarah Mikroskop
            Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh ilmuwan sejak zaman Renaisans, dan yang kemungkinan besar kita gunakan dilaboratorium merupakan mikroskop cahaya (light microscope, LM). Cahaya tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksiakan ke mata, ke film, atau ke layar video (Campbell, et all, 2010).
            Biologi sel maju pesat pada tahun 1950-an ketika mikroskop elektron diperkenalkan. Mikroskop elektron muncul karena dibutuhkannya lensa yang mampu melihat bagian-bagian sel itu sendiri. Karena mikroskop cahaya tak mampu untuk melihat bagian-bagian sel yang jauh lebih kecil ukurannya. Sehingga dibuatlah alat atau mikroskop jenis baru yaitu mikroskop elektron (Campbell, et all, 2010).
            Mikroskop berasal dari bahasa latin yaitu micro artinya kecil dan scopium artinya pengelihatan. Jadi mikroskop memungkinkan seseorang untuk dapat mengamati objek yang ukurannya sangat kecil dan gerakannya yang halus tidak dimungkinkan dengan mata telanjang (Sabanni, 1978).
            Ada berbagai macam mikroskop, macam yang paling sederhana ialah kaca pembesar. Tetapi biasanya orang lebih familiar menyebut mikroskop dengan mengumpamakannya dengan suatu alat yang terdiri dari beberapa lensa yang disusun dalam sebuah tabung, jadi suatu mikroskop majemuk (Sabanni, 1978).
            Tidak ada catatan yang pasti atau autentik. Yang menyebutkan kapan lensa pertama itu dibuat. Namun perbesaran gambar objek yang dibentuk oleh kaca/ glas telah diketahui oleh bangsa Yunani dan Romawi. Pada abad XIII Roger Bacon (1214-1297) telah memanfaatkan prinsip optik dengan menggunakan lensa sederhana sebagai kaca mata. Pada tahun 1600 Hans dan Zaccharias Jansen menemukan mikroskop ganda. Alat ini berbeda dengan mikroskop sederhana yang hanya memakai lensa tunggal (Gabriel, 1988).
            Pada abad ke-16, Galileo (1564-1642) mengembangkan teleskop dengan prinsip dasar lensa yang disusun secara seri. Kemudian pada tahun 1965 Robert Hooke mulai menuliskan tentang sel tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan yang diamati dibawah mikroskop ganda. Pada abad ke-19 optika menawarkan mikroskop untuk dijual disegala penjuru kota-kota di Eropa. Antony Van Leeuwenhoek mulai menggunakan mikroskop sederhana pada bidang mikrobiologi yaitu memakai lensa sederhana denga diameter 270 mm (Gabriel, 1988).
            Pada tahun 1880 telah dibuat mikroskop kompound, tahun 1903 diperkenalkan mikroskop medan gelap (dark-field microscope). Lalu berlanjut penemuan-penemuan mikroskop baru yaitu, ultra violet illumination (1925), electron microscopr (1940), dan phase contrast microscope (1944) (Gabriel, 1988).
2.2 Jenis-Jenis Mikroskop
            Berdasarkan prinsipnya, mikroskop dibedakan dua jenis yaitu, mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik sendiri masih dibagi menjadi dua macam mikroskop yaitu, mikroskop biologi dan stereo (Widyatmoko, 2008).
            Untuk yang pertama yaitu mikroskop biologi atau yang sering disebut mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa yaitu lensa pada kedua ujung tabung mikroskop. Pada mikroskop cahaya konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan. Namun, pada mikroskop modern sudah dilengkapi dengan lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari (Widyatmoko, 2008).
            Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang digunakan untuk mengamati benda tebal maupun tipis, transparan atau tidak tembus cahaya sekalipun. Penyinaran biasanya dari atas tetapi dapat pula diatur penyinaran dari bawah. Perbesarannya hanya perbesaran 7 hingga 30 kali, tetapi kelebihannya adalah mengamati bayangan secara tiga dimensi dan tidak terbalik (Gabriel, 1988).
            Mikroskop elektron mulai dibuat pertama kali oleh M. Knoll dan E. Ruska di Berlin (1928). Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100.000 kali. Elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Sehingga mampu mengatasi ketidak mampuan mikroskop cahaya untuk melihat objek yang jauh lebih kecil lagi. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk mengamati secara terperinci mengenai permukaan spesies. Sedangkan TEM digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel (Campbell, et all, 2010).
            Seperti daya resolusi manusia yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 20 nanometer seukuran dengan bakteri kecil , berapapun faktoe pembesarannya. Resolusi ini di batasi oleh panjang gelombang cahaya terpendek yang digunakan untuk menyinari spesimen. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat di lihat dengan jelas. Parameter terpenting ketiga dalam mikroskopi adalah kontras, yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagian dari sampel. Faktanya, sebagian besar peningkatan mutu mikroskopi cahaya peningkatan kontras, misalnya pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat menonjol. Mikroskop elektron memfokuskan seberkas electron melalui spesimen atau pada permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi yang di gunakan mikroskop untuk mencitra, dan berkas electron memiliki cahaya tampak (Campbell, et all, 2010).  
            Salah satu alat yang paling sering di gunakan ialah mikroskop, yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengamati objek, dan gerakan yang sangat halus sehingga tidak dapat di lihat oleh kekuatan mata bugil. Ada berbagai macam mikroskop, macam yang paling sederhana adalah kaca pembesar. Akan tetapi, biasanya apabila seseorang menyebut “mikroskop”, maka yang dimaksudkan adalah suatu alat yang terdiri dari beberapa lensa yang disusun dalam sebuah tabung, jadi suatu mikroskop majemuk (Soemartono, 1978).
            Macam mikroskop majemuk digunakan dalam suatu laboratorium biologi ialah mikroskop monokuler. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan terlihat hanya memiliki panjang dan lebar dan hanya sedikit memberikan gambaran mengenai tingginya. Kebanyakan objek yang diselidiki dengan menggunakan mikroskop ini, harus memiliki ukuran yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya daripada bagian-bagian yang lain. Cara pengamatan ini menggunakan cahaya yang ditembuskan (Soemartono, 1978).
            Benda-benda yang diamati di bawah mikroskop biasanya berukuran kecil, untuk ukuran-ukuran yang mikroskopik para ahli biologi merasa perlu menggunakan satuan panjang yang lebih kecil daripada centimeter atau millimeter. Salah satunya ialah micron yang ditulis dengan lambang  (baca: myu) ialah huruf Yunani. Daya pisah suatu mikroskop, yaitu kemampuan memperlihatkan bagian renik dalam objek secara terpisah dan jelas. Pada umumnya orang tidak mampu memisahkan dua objek yang jaraknya kurang dari 0,1 mm. dengan menggunakan mikroskop terbulatlah kemungkinan untuk membedakan dua buah objek yang letaknya sangat berdekatan. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan kenampakan objek yang diamati. Ada mikroskop 2 dimensi dan mikroskop 3 dimensi. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Dua parameter penting dalam mikroskopi adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya (Soemartono, 1978).




BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat
   Praktikum Biologi Umum dengan judul “Pengenalan Mikroskop” dilakukan pada hari Selasa, 6 November 2012 pada pukul 13.00-15.00 WITA. Tempat yang digunakan untuk melakukan praktikum bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan
      3.2.1  Alat
-        Mikroskop Biologi

3.3  Cara Kerja
      Cara menggunakan mikroskop biologi
      3.3.1   Menyiapkan Mikroskop Biologi
1.      Mikroskop diletakkan diatas meja. Pada mikroskop yang menggunakan cermin aturlah menghadapi cahaya.
2.      Mikroskop diperiksa apakah bagian-bagiannya lengkap dan bersihkan dari debu dengan lap yang bersih.
3.      Sebelum menggunakan mikroskop dikenali dan dipahami bagian-bagian mikroskop terlebih dahulu.
      3.3.2  Mengatur Penyinaran
1.      Untuk mikroskop yang menggunakan cermin, maka cermin diatur terlebih dahulu sehingga didapatkan cahaya yang tepat.
2.      Pada mikroskop yang dengan lampu, maka lampu langsung dinyalakan dengan mengerakkan kondensor pada posisi yang paling atas.
3.3.2     Mengatur Lensa
1.   Posisi objektif dijauhkan menggunakan bonggol pengatur kasar sehingga ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm diatas meja mikroskop.
2.   Preparat dipasang diatas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Aturlah preparat hingga bagian yang ingin diamati tepat dibawah lensa objektif.
3.   Lensa objektif didekatkan dengan preparat dengan menggunakan bonggol pengatur kasar kira-kira 4mm.
4.   Agar bayangan objektif terlihat cukup jelas, maka lensa objektif dijauhkan perlahan-lahan dengan bonggol pengatur kasar. Untuk memperjelas lagi gunakan bonggol pengatur halus.
5.   Cahaya diatur dengan menggunakan lever diafragma, sehingga bayangan terlihat jelas.
6.   Objek dipindahkan ke tengah pandang dengan menggeser kaca objek.
3.3.3     Mengamati Perbesaran
1.   Diamati perbesaran yang paling sering dilakukan dengan mengganti lensa objek. Diputar lensa objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga didengar bunyi klik.
2.   Lensa objektif perbesaran kuat memerlukan banyak sinar. Diatur diafragma hingga diperoleh penyinaran yang baik.
3.   Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat di meja mikroskop, dipindahkan dahulu lensa objektif lemah ke sumbu optik.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan




























Keterangan :
1.      Okuler
2.      Tubus (tabung okuler)
3.      Revolver (pemutar objektif)
4.      Objektif
5.      Pemegang sediaan
6.      Kondensor
7.      Lever diafragma
8.      Cemin
9.      Bonggol pengarah (pengatur) kasar
10.  Bonggol pengarah (pengatur) halus
11.  Pemegang
12.  Bonggol pengatur letak sediaan
13.  Meja sediaan
14.  Bonggol pengatur kondensor
15.  Sumbu inklinasi
16.  Kaki mikroskop

4.2  Pembahasan
Mikroskop berasal dari bahasa latin yaitu micro artinya kecil dan scopium artinya pengelihatan. Jadi mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil (Widyatmoko, 2008).
Mikroskop adalah alat yang mampu melakukan perbesaran hingga ratusan kali. Yang digunakan untuk mengamati benda renik atau mikro seperti virus dan bakteri. Ada dua prinsip yang berbeda untuk mikroskop, yaitu : 1.) mikroskop optik, dibedakan menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo ; 2.) mikroskop elektron (Gabriel, 1988).
-        Okuler
Berfungsi untuk menerima bayangan yang diterima sebesar 10×.
-        Tubus
Berfungsi untuk / sebagai pemisah objektif dengan okuler.
-        Revolver
Tempat objektif sekaligus untuk mengganti lensa objektif yang ingin digunakan.
-        Objektif
Untuk memperbesar bayangan objek dari 4× sampai 100×.
-        Pemegang sediaan
Berfungsi untuk menjepit preparat.
-        Kondensor
Berfungsi untuk mengatur penyinaran pada benda yang diamati.
-        Lever diafragma
Berfungsi untuk mengatur cahaya dari cermin.
-        Cermin
Berfungsi untuk menangkap cahaya.
-        Bonggol pengatur kasar
Berfungsi untuk mengatur naik turunnya tabung mikroskop agar bayangannya difokuskan.
-        Bonggol pengatur halus
Berfungsi untuk mengatur naik turunnya tabung secara perlahan.
-        Pemegang
Berfungsi sebagai pegangan jika mikroskop ingin diangkat atau dipindahkan.
-        Bonggol pengatur letak sediaan
Berfungsi untuk mengatur meja sediaan.
-        Meja sediaan
Tempat preparat diletakkan.
-        Bonggol pengatur kondensor
Sebagai pengatur kondensor.
-           Sumbu inklinasi
Sambungan antara badan dan kaki mikoskop.
-           Kaki mikroskop
Berfungsi untuk menopang mikroskop.
   Berdasarkan prinsipnya ada dua jenis mikroskop. Yaitu mikroskop optik dan elektron. Mikroskop optik sendiri masih dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu mikroskop biologi dan stereo.
1.      Mikroskop Optik
-              Mikroskop Biologi
                 Mikroskop biologi mempunyai perbesaran maksimum 1000×, memiliki tiga sistem lensa. Sumber cahaya ada yang dari cahaya matahari dan ada juga yang bersumber dari lampu.
-              Mikroskop Stereo
        Mikroskop stereo adalah mikroskop yang digunakan untuk mengamati objek yang tebal maupun tipis, transparan atau tidak. Perbesarannya hanya 7× hingga 30×. Bayangan yang ditampilkan tiga dimensi dan tidak terbalik.
2.      Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron jauh lebih teliti dibandingkan mikroskop optik karena perbesarannya hingga 100.000×. Sumber pencahayaannya adalah elektron. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron trasnmisi (TEM). SEM digunakan untuk mengamati secara terperinci mengenai permukaan spesies. Sedangkan TEM digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel (Campbell, et all, 2010).
Sejak zaman Yunani dan Romawi lensa telah digunakan untuk pembesaran. Pada abad ke-13 Roger Bacon, telah mengetahui prinsip pengetahuan optik dengan menggunakannya sebagai kaca mata. Pada abad ke-15 dan 16 Hans dan Zaccharias Jansen menemukan mikroskop ganda (Gabriel, 1988).
Kemudian pada abad 17 Galileo mengembangkan teleskop dangan prinsip dasar yang sama dengan mikroskop. Akhirnya pada tahun 1965 Robert Hooke menggunakan mikroskop untuk meneliti tentang sel tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan dengan menggunakan mikroskop ganda (Gabriel, 1988).


BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat saya simpulkan sebagai berikut.
-        Fungsi mikroskop untuk mengamati benda-benda kecil, dan transparan yang tidak dapat dilihat mata telanjang secara jelas.
-        Mikroskop terdiri atas okuler, tubus (tabung okuler), revolver (pemutar objektif), objektif, pemegang sediaan, kondensor, lever diafragma, cemin, bonggol pengarah (pengatur) kasar, bonggol pengarah (pengatur) halus, pemegang, bonggol pengatur letak sediaan, meja sediaan, bonggol pengatur kondensor, sumbu inklinasi, dan kaki mikroskop.
-        Perbesaran umum pada mikroskop adalah objek 4×, okuler 10× perbesaran total adalah 40×. Objek 40×, okuler 10× perbesaran total 400×. Objek 10×, okuler 10×, perbesaran total 100×.

5.2  Saran
Berdasarkan praktikum sebelumnya, maka saya menyarankan agar pada praktikum selanjutnya semua mikroskop atau alat penunjang lainnya dapat dimanfaatkan untuk praktikum oleh para mahasiswa yang sedang melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N.A., J.B. Reece, dan L.G. Mitchel. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Gabriel, J.F. 1998. Fisika Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Pelzchar, Jr dan Michael. J. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia: Jakarta.
Soemartono, Sabanni S. 1978. Pedoman Praktikum Biologi Umum Jilid 1. Djambatan: Jakarta.
Widyatmoko, A. 2008. Mengenal Laboratorium Biologi. PT Bengawan Ilmu: Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar