Senin, 07 Januari 2013

Membandingkan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat yang dihubungkan dengan kehidupan. Tubuh organisme dibangun oleh sel. Karena sel merupakan satuan stuktural makhluk hidup. Sel juga merupakan kesatuan fungsional dari kehidupan. Didalam sel terdapat materi genetik yaitu deoksiribonukleat acid (DNA) yang disebut gen. Sebagai suatu sistem terkecil, sel mempunyai andil dalam menyusun tubuh organisme yang sangat besar, juga dalam menyokong kehidupan organisme. Karena itulah kehidupan dapat ditunjang dengan sel yang jumlahnya banyak. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, tubuh makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan banyak sel (multiseluler). Sedangkan secara struktural, sel dibedakan menjadi dua, yaitu : sel prokariotik (tidak memiliki membran inti) dan eukariotik (memiliki membran inti).
Namun antara sel hewan dan sel tumbuhan memiliki beberapa perbedaan pada beberapa bagian anatominya atau organel-organelnya. Misalnya pada sel hewan terdapat sentriol, lisosom, dan vakuola yang kecil. Sedangkan pada sel tumbuhan tidak memiliki sentriol, lisosom, tetapi vakuolanya besar. Dan sel tumbuhan memiliki plastida dan dinding sel.
Oleh karena itu, untuk mengetahui struktur, bentuk dasar, dan fungsi dari sel hewan dan sel tumbuhan, serta membandingkan sel hewan dan sel tumbuhan dilakukanlah pengamatan ini.

1.2 Tujuan Percobaan
-        Mengetahui bagian-bagian organel sel hewan dan sel tumbuhan.
-        Mengetahui fungsi dari organel sel hewan dan sel tumbuhan.
-        Membandingkan antara sel hewan dan sel tumbuhan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penemuan Sel
Leeuwenhoek bukan satu-satunya penyelidik yang menggunakan mikroskop. Marcello Malphigi seorang ahli anatomi telah melihat pembuluh-pembuluh darah yang kecil dan berdinding tipis. Yang kelak dinamakan pembuluh kapiler. Kemudian pada tahun 1665 Robert Hooke (ahli fisika dan matematika Inggris) menemukan bentuk-bentuk mikroskopik dalam gabus dan dalam macam-macam batang tumbuhan. Dalam gabus ia melihat barisan-barisan rapih yang terdiri dari kompartemen-kompartemen ( latin: com=dengan, + partiri= membagi) berdinding tebal yang mengingatkannya pada sarang lebah. Oleh karena itu, kompartemen-kompartemen itu disebut “sel” (Campbell et all, 2010).
Ungkapan Robert Hooke mengenai “sel” berjalan sejajar dengan ungkapan van Leeuwenhoek mengenai hewan-hewan kecil. Selama satu setengah abad banyak orang yang telah melihat baik “sel” maupun “hewan-hewan kecil” tersebut, tetapi tidak ada seorang pun yang memahami artinya. Hooke sendiri menemukan, bahwa dalam banyak materi yang hidup pada gabus tentunya sudah mati, sel berisi bahan cair. Lambat laun perhatian orang beralih pada cairan ini. Pada tahun 1809 seorang Perancis bernama Jean Baptise de Lamarck menuliskan “Setiap organisme dan hidup adalah suatu kumpulan sel-sel”. Banyak kesimpulan umum yang telah disampaikan oleh Lamarck. Tetapi ia kurang mencari fakta untuk menyokong kesimpulan umum itu. Ucapannya tidak mendapat sokongan sampai tahun ketika Henri Dutrochet menulis “Sel itu betul-betul merupakan hal fundamental organisme”. Karena batas sel tumbuhan lebih mudah dilihat daripada batas sel hewan, maka pengertian ini mula-mula lebih dapat diterima oleh para ahli botani daripada para ahli zoologi (Campbell et all, 2010).
Pada tahun 1983 kesimpulan umum mengenai sel sebagai hal yang fundamental dalam hewan dan tumbuhan sudah dapat diterima. Dua orang Jerman Mathias Schielden, seorang ahli botani dan Theodor Schwan, seorang ahli zoologi, telah banyak usahanya untuk meyakinkan rekan-rekan mereka tentang kesimpulan tersebut. Schwan menuliskan “ Kami telah menemukan penghalang besar yang memisahkan dunia hewan dan dunia tumbuhan”. Dengan demikian mereka menggabungkan botani dan zoologi menjadi satu ilmu tentang seluruh kehidupan, ialah Biologi (Soemarwoto, 1980).
2.2  Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Penggambaran sel tumbuhan secara umum mengungkapkan kemiripan dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan. Selain sebagian besar ciri yang terdapat pada sel hewan, sel tumbuhan memiliki organel yang disebut plastida. Jenis plastida terpenting adalah kloroplas, yang melaksanakan fotosintesis. Banyak sel tumbuhan yang memiliki vakuola sentral yang besar; sel tumbuhan lain memiliki satu atau lebih vakuola yang lebih kecil. Diantara tugas-tugas vakuola adalah melaksanakan fungsi yang dilakukan lisosom pada sel hewan. Diluar membran plasma sel tumbuhan terdapat dinding sel tebal, yang ditembus saluran-saluran bernama plasmodesma. Ribosom merupakan kompleks yan terbuat dari RNA ribosom dan protein, merupakan komponen seluler yang melaksanakan sintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi memiliki ribosom dalam jumlah yang sangat banyak. Misalnya, sel pankreas manusia memiliki beberapa juta ribosom. Sel yang aktif dalam sintesis protein juga memiliki nukleolus yang menonjol. Ribosom membangun protein disua lokasi pada sitoplasma. Setiap saat ribosom bebas tersebar didalam sitosol. Sedangkan ribosom terikat melekat pada sisi luar retikulum endoplasma atau selaput nukleus. Ribosom terikat maupun ribosom bebas identik secara struktural, dan ribosom dapat berganti-ganti antara kedua peran tersebut. Sebagian besar protein yang dibuat di ribosom bebas berfungsi dalam sitosol; contohnya enzim-enzim yang mengkatalisis langkah pertama penguraian gula. Ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditakdirkan untuk lisosom atau untuk diekspor dari sel (sekresi). Sel-sel yang terspesialisasi untuk sekresi protein misalnya, sel-sel pankreas yang menyekresikan enzim pencernaan sering memiliki prosentase ribosom yang terikat tinggi (Campbell et all, 2010).
Retikulum endoplasma merupakan jaringan membran yang sedemikian ekstensif sehingga menyusun lebih dari separuh total membran dalam banyak sel eukariot, sedangkan retikulum adalah kata latin untuk jaring kecil. Retikulum endoplasma terdiri dari jejaring tubulus dan kantong membran yang disebut sisterna. Ada dua wilayah yang berada pada retikulum endoplasma dalam hal struktur dan fungsi, walaupun saling terhubung yaitu RE halus dan RE kasar. RE halus diberi nama demikian karena permukaannya tidak terdapat ribosom (Campbell et all, 2010).
Aparatus golgi atau badan golgi sebagai pusat pembuatan, penggudangan, pemilahan dan pengiriman. Diorganel ini produk-produk RE, misalnya protein dimodifikasi dan disimpan serta kemudian dikirimkan keberbagai tujuan lain. Aparatus golgi sangat ekstensif pada sel-sel yang terspesialisasi untuk sekresi. Aparatus golgi terdiri dari kantong-kantong pipih bermembran sisterna yang terlihat seperti tumpukan pita bread. Suatu sel dapat memiliki banyak,bahkan ratusan, tumpukan pita bread. Membran setiap sisterna dalam satu tumpukan memisahkan ruang internal sisterna dari sitosol. Tumpukan golgi memiliki polaritas struktural tersendiri, dan membran sisterna pada sisi-sisi tumpukan yang berlawanan berbeda dalam hal ketebalan dan komposisi molekularnya. Kedua kutub tumpukan golgi disebut sebagai sisi cis dan trans, sisi cis bekerja sebagai bagian penerimaan pada aparatus golgi. Sisi cis biasanya terletak didekat ER (Campbell et all, 2010).
Secara struktural terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Walaupun jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteri dan archae) umumnya berukuran lebih kecil dan mempunyai struktur lebih sederhana daripada sel eukariotik. Perbedaan utama antara kedua jenis sel adalah bahwa materi genetiknya terdapat pada molekul DNA, yang terdapat sebagai kromosom. Kromosom adalah struktur-struktur linier berjumlah banyak yang terletak dalam nukleus. Sel eukariotik juga mempunyai organel-organel bermembran lain didalam sitoplasmanya. Struktur-struktur subseluler mempunyai struktur dan fungsi yang amat beragam. Sebagian besar sel eukariotik mempunyai mitikondria, yang mengandung enzim dan mekanisme untuk respirasi aerob dan fosforilasi oksidatif. Dengan demikian, fungsi utama mitokondria adalah menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) satuan utama pertukaran energi yang terjadi didalam sel. Organel ini dikelilingi oleh membran ganda. Membran dalamnya yang mengandung transpor elektron dan enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan ATP, terdiri dari lipatan-lipatan yang disebut krista. Krista tersebut menonjol kedalam matriks atau rongga sentral. Mitokondria mempunyai DNA dan ribosom sendiri, akan tetapi sebagian proteinnya diimpor dari sitoplasma (Campbell et all, 2010).
Ada dua sumber karbon utama yang digunakan oleh sel untuk mensintesis molekul organik, yaitu molekul organil kompleks misalnya gula dan asam amino dan senyawa karbon tunggal, misalnya  atau metana . Sel yang menggunakan  sebagai sumber satu-satunya karbon disebut autotrof. Sedangkan senyawa yang membutuhkan senyawa organik kompleks sebagai sumber karbonnya disebut heterotrof. Sel yang dapat memperoleh energi dari cahaya disebut fototrof. Sedangkan sel yang membutuhkan energi kimia untuk hidupnya disebut kemotrof (Stansfield et all, 2003).
Sel hidup senantiasa mengandung protoplasma karena protoplasma didefinisikan sebagai isi sel hidup, dan tidak mencakup dinding sel. Protoplasma sebuah sel disebut protoplas. Dengan demikian sel dapat dibagi menjadi (1) protoplas yakni seluruh bagian dalam sel, dan (2) dinding sel yang mengelilinginya. Protoplas dapat dibagi menjadi sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma, diktiosom, mitokondria, plastida, mikrobodi, ribosom, sefrosom, mikrotubul, mikrofilamen, vakuola, dan zat ergastik. Sitoplasma adalah bagian protoplasma berupa cairan kental atau yang lebih pekat seperti agar-agar. Kedua bentuk tersebut tidak banyak berbeda dan bentuk yang satu dapat dengan mudah berubah menjadi bentuk lain. Sebagian besar sitoplasma (85-90%) terdiri dari air, disamping senyawa yang berada dalam larutan sebagai koloid atau terlarut. Secara umum sitoplasma terdiri dari oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen. Oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3%. Sisanya yang 5% terdiri dari sekitar 30 unsur : yang terpenting diantaranya adalah Ca, Fe, Mg, U, P, K, dan S. Selain itu ditemukan juga dalam jumlah yang lebih kecil : Bo, Cu, Fl, Mn, dan Si. Pada sel tertentu dapat ditemukan alkohol, Co, dan karbon. Semua unsur tersebut terdapat dalam bentuk ion atau melekat pada molekul karbon. Fosfor, misalnya terdapat dalam ATP. Protoplasma setiap sel mengandung zat organik dan yang terpenting diantaranya adalah karbohidrat, lemak, dan protein (Hidayat, 1995).
Karbohidrat sekitar 13%, yang mengandung karbon,hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat yang terpenting adalah glukosa, sukrosa, pati, dan selulosa. Karbohidrat berada dalam bentuk suspensi atau terlarut dalam protoplasma, dan tugas utamanya adalah menghasilkan energi.. lemak terbentuk dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Lemak dibentuk oleh gliserol dan asam lemak. Dibandingkan dengan karbohidrat, jumlah oksigennya kurang. Penguraian lemak secara kimiawi menghasilkan energi yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan karbohidrat. Sekitar 15% proplasma terdiri dari protein. Selain unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, protein terutama mengandung nitrogen, dan biasanya pula terdapat P dan S. Protein dibentuk oleh asam amino. Ada 20 macam asam amino yang membentuk berbagai macam protein dalam kombinasinya yang berbeda-beda. Protein terlarutkan oleh enzim proteolitik. Seringkali protein berkombinasi dengan zat lain, terutama asam nukleat (nukleoprotein), karbohidrat (glikoprotein), dan lemak (lipoprotein) (Hidayat, 1995).
















BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Biologi Umum dengan judul “ Membandingkan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan” dilakukan pada hari Selasa, 20 November 2012 pada pukul 13.00-15.00 WITA. Tempat yang digunakan untuk melakukan praktikum adalah Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat                 
-        Mikroskop
-        Silet
-        Stik Es
-        Pipet Tetes
-        Kaca Preparat
-        Kaca Penutup
3.2.2 Bahan
-        Rhoeo discolor (daun adam dan hawa dalam perahu)
-        Allium cepa (bawang merah)
-        Methylen Blue
-        Mukosa Mulut
-        Tissue
-        Air

3.3  Cara Kerja
3.3.1 Pengamatan Sel Tumbuhan
1.      Bawang merah dikupas setipis mungkin, diletakkan pada kaca preparat, dan ditetesi air aquades setetes saja.
2.      Ditutup dengan kaca penutup hingga tak ada gelembung.
3.      Diamati dengan menggunakan mikroskop (40×10) dan tentukan bagian-bagiannya.
4.      Digambarkan hasilnya pada buku laporan sementara.
5.      Diulangi percobaan seperti yang dilakukan diatas untuk Rhoeo discolor dengan mengiris setipis mungkin bagian daun yang berwarna ungu.

3.3.2 Pengamatan Sel Hewan
1.      Ditetesi air aquades pada kaca preparat. Dengan menggunakan stik es krim, korek perlahan-lahan bagian dalam pipi.
2.      Disentuhkan sedikit material yang menempel pada stik es krim pada kaca preparat yang sudah ditetesi air. Setelah itu, ditetesi dengan menggunakan methylen blue.
3.      Ditutup kaca preparat dengan kaca penutup.
4.      Diletakkan pada mikroskop dengan perbesaran 40×10.
5.      Diamati dan ditentukan bagian-bagiannya.
6.      Digambarkan hasilnya pada buku laporan sementara.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No.
Gambar
Keterangan
1.
Sel Tumbuhan Rhoeo discolor
1.      Dinding Sel
2.      Kloroplas
3.      Sitoplasma
4.      Stomata

Perbesaran : 40×10
2.
Sel Tumbuhan Allium cepa
1.      Dinding Sel
2.      Sitoplasma
3.      Inti Sel


Perbesaran : 40×10
3.
Sel Hewan Mukosa Mulut
1.      Membran Sel
2.      Inti Sel
3.      Sitoplasma


Perbesaran : 10×10


4.2  Pembahasan
Pada percobaan yang dilakukan menggunakan Rhoeo discolor, Allium cepa, dan mukosa mulut dapat diamati beberapa bagian dari sel tumbuhan dan sel hewan tersebut sesuai dengan kekuatan lensa mikroskop biologi. Berikut penjelasan hasil mikroskop biologi yang dilakukan.
A.    Rhoeo discolor
Dengan perbesaran 40×10 pada mikroskop biologi didapat bagian dari sel tumbuhan tersebut seperti : dinding sel, kloroplas, sitoplasma, dan stomata yang masing-masing memiliki fungsi sebagai berikut :
-          Dinding Sel
Dinding sel adalah struktur ekstraseluler sel tumbuhan yang membedakan sel tersebut dari sel hewan. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, serta mencegah pengambilan air secara berlebihan. Dinding sel tumbuhan jauh lebih tebal daripada membran plasma, berkisar 0,1 µm sampai beberapa mikrometer. Komposisi kimiawi dinding sel yang pasti bervariasi antara satu spesies dengan spesies yang lain, namun rancangan dasar dinding sel konsisten. Mikrofibril yang terbuat dari polisakarida selulosa disintesis oleh enzim yang disebut selulosa sintase disekresikan kedalam ruang ekstraseluler. Disitu mikrofibril tertanam dalam matriks yang terdiri dari polisakarida lain dan protein.
-          Kloroplas
Kloroplas adalah suatu anggota terspesialisasi dari famili organel-organel tumbuhan yang berkerabat dekat, yang disebut plastida (plastid). Beberapa anggota lain adalah amiloplas. Kandungan kloroplas dipisahkan dari sitosol oleh selaput yang terdiri dari dua membran yang dipisahkan oleh ruang antar membran yang sangat sempit. Didalam kloroplas terdapat kantong-kantong pipih yang saling berhubungan disebut tilakoid.
-          Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel atau plasma. Dibawah mikroskop sitoplasma terlihat sebagai bahan yang dapat ditembus cahaya, lebih kental daripada air, dengan butir-butir, dan bagian-bagian yang mempunyai ukuran bermacam-macam. Bahan dasarnya adalah air. Macam-macam zat organik maupun anorganik terdapat didalam medium air tersebut, baik sebagai larutan maupun dalam bentuk koloidal.
-          Stomata
Stomata adalah jalan masuknya  dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan penguapan (transpirasi). Dan juga sebagai jalan pernapasan (respirasi). Stomata memiliki susunan anatomi sebagai berikut : sel penutup, sel tetangga, porus, dinding luar, dan dinding dalam.
B.     Allium cepa
Dengan perbesaran 40×10 pada mikroskop biologi, dapat diamati dinding sel, sitoplasma, dan inti sel dari Allium cepa.
-        Dinding Sel
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Sel tumbuhan mudah menyekresikan dinding yang relatif tipis dan fleksibel, disebut dinding primer. Pada sel-sel yang aktif tumbuh, fibril selulosa terorientasi tegak lurus terhadap arah ekspansi sel. Sel-sel lain menambahkan dinding sel sekunder diantara membran plasma dan dinding primer.
-        Sitoplasma
Secara umum sitoplasma terdiri dari oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen. Oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3%. Sisanya yang 5% terdiri dari sekitar 30 unsur. Adapun diferensiasi membran pada sitoplasma. Membran pada permukaan membatasi sitoplasma terhadap dinding sel. Disebut dengan membran plasma, plasmalemma, plasmolemma, plasmoderma atau ektoplas.
-        Inti Sel
Inti sel disebut juga nukleus atau karion. Didalam sel-sel yang masih muda ukuran inti sel kira-kira  kali ukuran selnya. Didalam sel-sel dewasa inti kelihatan lebih kecil, karena selnya bertambah besar sedangkan intinya tetap atau tetap sedikit saja berubah volumenya. Sel tanpa adanya inti dikatakan bersifat prokariotik sedangkan yang mempunyai inti disebut eukariotik.
C.     Mukosa Mulut
Pada perbesaran 10×10 menggunakan mikroskop biologi, dapat diamati membran inti, sitoplasma, dan inti sel.
-        Membran Inti
Membran inti memiliki susunan submikroskopik berupa membran rangkap. Membran-membran pada retikulum endoplasma berhubungan dengan membran inti. Karena membran-membran retikulum endoplasma pada suatu sel berhubungan dengan membran-membran serupa sel tetangganya. Selain itu membran inti mempunyai pori, sehingga dimungkinkan bagi bagian kecil dari pori keluar dari dalam inti, masuk kedalam sitoplasma.
-        Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel atau plasma. Sifat alami serta kimiawinya amat kompleks. Bahan dasarnya adalah air. Didalam sitoplasma ini tempat terjadinya metabolisme yang dilakukan oleh organel-organelnya. Adapun membran yang berbatasan dengan vakuola dalam sitoplasma, yaitu : tonoplas. Sitoplasma disusun oleh sistem membran yaitu retikulum endoplasma, diktiosom, mikrobodi, dan sferosom.
-        Inti Sel
Inti sel adalah tubuh protoplasma yang berbentuk bulat. Inti sel dikelilingi oleh salut inti dan mengandung matriks inti (nukleoplasma, karyolimf, dan cairan inti), dan satu nukleolus lebih. Inti berstruktur padat, berbutir, dan berfibril, serta tidak dikelilingi oleh selaput pembatas. Padanya terdapat ADN, ARN, dan protein.
Fungsi dari kloroplas, sitoplasma, dan methylen blue
-        Kloroplas
Kloroplas dapat mengadakan asimilasi  dengan adanya sinar matahari. Peristiwa ini disebut dengan fotosintesis. Selain itu kloroplas mempunyai fungsi lain yaitu : pengendapan glukosa menjadi amilum dan pelarutan amilum kembali menjadi glukosa.
-        Stomata
Stomata adalah jalan masuknya  dari udara pada proses fotosintesis dan sebagai jalan penguapan (transpirasi). Dan juga sebagai jalan pernapasan (respirasi).
-        Methylen Blue
Fungsi methylen blue adalah sebagai pewarna sel epitel mukosa mulut dengan kontras sehingga dapat membedakan antara nukleus dengan bagian sel lain seperti sitoplasma dan untuk memperjelas gambar yang diamati.
Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena memiliki vakuola yang besar, dinding sel, dan plastida, namun tidak memilik sentriol. Vakuola (rongga sel) terdapat pada sitoplasma yang dibatasi oleh selaput yang disebut tonoplas. Saat sel masih muda vakuola berukuran kecil dan berjumlah banyak, tersebar pada sitoplasma. Saat sel telah dewasa vakuola bertambah volumenya menjadi besar. Vakuola pada hewan satu sel disebut dengan vakuola kontraktil atau denyut. Yang berguna untuk osmoregulator. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan karena plastida membantu dalam proses pembentukan klorofil dalam memperoleh besi dan magnesium. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan untuk membantu menyokong dan menegakkan sel tumbuhan, terbuat dari pektin dan selulosa. Pada sel hewan terdapat organel khusus yaitu sentriol yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara tidak langsung baik mitosis maupun meiosis. Sentrosom berfungsi untuk mengatur arah gerak kromosom pada saat sel membelah.
Sel adalah unit terkecil yang menujukkan semua sifat yang dihubungkan dengan kehidupan. Suatu sel harus memperoleh energi dari luar untuk digunakan dalam proses-proses vitalnya misalnya tumbuh, perbaikan, dan reproduksi. Organel-organel sel banyak macamnya sesuai dengan fungsi yang ada pada organel tersebut, misalnya nukleus, aparatus golgi, mitokondria, dan bagian lainnya. Sel merupakan tingkatan pertama dalam organisasi makhluk hidup, yaitu : sel, jaringan, organ, dan sistem organ. Didalam sel juga terdapat materi genetik seperti DNA didalam inti sel.



BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
-        Sel tumbuhan memiliki beberapa bagian penting, yaitu sitoplasma yang terdiri atas membran plasma, vakuola, retikulum endoplasma, diktiosom, mikrobodi, sferosom, inti sel yang terdiri atas membran inti, cairain inti, anak inti, plastida, kloroplas, dan leukoplas, kromoplas dan mitokondria. Ribosom, mikrotubulus, mikrofilamen, dinding sel, aparatus golgi dan peroksisom. Pada sel hewan memiliki organel seperti ribosom, lisosom, sentrosom, aparatus golgi, membran sel, mitokondria, vakuola, mikrotubul, mikrofilamen, retikulum endoplasma, dan nukleus.
-        Fungsi antara organel sel hewan dan sel tumbuhan sama, kecuali pada beberapa organel yang tidak dimiliki pada salah satunya. Nukleus berfungsi mewadahi kromosom, pori-porinya meregulasi materi yang keluar masuk nukleus. Ribosom sebagai tempat sintesa protein. Retikulum endoplasma tempat penyimpanan, detoksifikasi obat dan racun. Aparatus golgi memodifikasi protein, karbohidrat pada protein, dan fosfolipid. Lisosom, menguraikan zat ingesti, makromolekul sel, dan organel rusak untuk didaur ulang. Vakuola, tempat pencernaan, penyimpanan, pembuangan zat sisa, keseimbangan air, pertumbuhan sel, dan perlindungan. Mitokondria sebagai tempat respirasi sel. Kloroplas, tempat fotosintesis. Dan peroksiso, mentransfer hidrogen ke air, menghasilkan hidrogen peroksida () sebagai produk sampingan, yang diubah menjadi air oleh enzim-enzim lain diperoksisom.
-        Sel tumbuhan dan sel hewan berbeda, karena sel tumbuhan memiliki ukuran vakuola yang besar, dinding sel, plastida, namun tidak memiliki sentriol. Vakuola umumnya terdapat pada sel tumbuhan, namun pada sel hewan umumnya dikenal dengan vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut. Ukuran vakuola sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Plastida hanya terdapat pada tumbuhan mengandung pigmen hijau daun. Plastida berwarna terdapat pada kloroplas dan kromoplas. Plastida berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Dinding sel terbuat dari zat pektin dan selulosa hanya terdapat pada sel tumbuhan. Sentrosom terdapat pada sel hewan yang berfungsi untuk mengatur arah gerak kromosom pada saat sel membelah.

5.2   Saran
Untuk praktikum selanjutnya, yang digunakan sebagai bahan pengamatan bukan hanya Rhoeo discolor, Allium cepa, dan mukosa mulut. Tapi lebih banyak lagi tumbuhan yang diamati seperti daun pandan dan daun-daun lainnya. Agar pengetahuan kita semakin bertambah.



DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N.A. dan J.B. Reece. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.
Soemarwoto. 1980. Biologi Umum II. Gramedia: Jakarta.
Stansfield, W., Raul C., dan Jaime C. 2003. Biologi Molekuler dan Sel.    Erlangga: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar