Jumat, 30 November 2012

Senyum Indah Para Mujahid yang syahid


Senyum Indah Para Mujahid yang syahid

Allah SWT memberikan kepada orang yang mati syahid dengan keutamaan yang sangat banyak, yaitu:

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Ditanyakan kepada Nabi saw.:

Apakah yang dapat menandingi pahala jihad di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung?

Nabi saw. menjawab: Kamu tidak akan mampu melakukannya.

Lalu mereka mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali.

Beliau selalu menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya.

Lalu pada yang ketiga kalinya beliau bersabda: Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang selalu berpuasa dan salat serta tunduk kepada ayat-ayat Allah, ia tidak pernah putus berpuasa serta shalat sebelum orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali.  (Sahih Muslim  3490)

 

Bau darahnya seperti aroma misk

“Demi dzat yang jiwaku ditanganNya! Tidaklah seseorang dilukai dijalan Allah-dan Allah lebih tahu siapa yang dilukai dijalanNya-melainkan dia akan datang pada hari kiamat : berwarna merah darah sedangkan baunya bau misk” (HR. Ahmad dan Muslim)

Dr. Abdullah Azzam menyampaikan, “Subhanallah ! Sungguh kita telah menyaksikan hal ini pada kebanyakan orang yang mati syahid. Bau darahnya seperti aroma misk (minyak kasturi). Dan sungguh disakuku ada sepucuk surat-diatasnya ada tetesan darah Abdul wahid(Asy Syahid, insya Allah)- dan telah tinggal selama 2 bulan, sedangkan baunya wangi seperti misk.”

Tetesan darahnya merupakan salah satu tetesan yang paling dicintai Allah.

“Tidak ada sesuatu yang dicintai Allah dari pada dua macam tetesan atau dua macam bekas : tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah dijalan Allah; dan adapun bekas itu adalah bekas (berjihad) dijalan Allah dan bekas penunaian kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah” (HR. At Tirmidzi - hadits hasan)

Syahid itu tidak merasakan sakitnya pembunuhan

“Orang yang mati syahid itu tidak merasakan (kesakitan) pembunuhan kecuali sebagaiman seorang diantara kalian merasakan (sakitnya) cubitan.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i - hadits hasan)

dan diriwayat yang shahih :

“Orang yang mati syahid itu tidak mendapatkan sentuhan pembunuhan kecuali sebagaimana salah seorang diantara kalian mendapatkan cubitan yang dirasakannya.”

Dr. Abdullah Azzam menceritakan, ” Kami melihat hal ini pada saudara kami, Khalid al-kurdie dari madinah al Munawwaroh ketika ranjau meledak mengenainya, sehingga terbang kakinya, terbelah perutnya, keluar ususnya dan terkena luka ringan pada tangan luarnya. Datanglah Dr. Shalih al-Laibie mengumpulkan ususnya dan mengembalikan kedalam perutnya seraya menangislah Dr. Shalih. Maka bertanyalah Khalid al-Kurdie kepadanya : “Mengapa engkau menangis, dokter? Ini adalah luka ringan pada tanganku.” dan tinggalah dia berbincang-bincang dengan meraka selama 2 jam hingga akhirnya ia menjumpai Allah. Dia tidak merasakan bahwasanya kakinya telah terpotong dan perutnya terbuka.”

Rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa mati tanpa pernah berperang dan tidak pernah terlintas dalam hatinya untuk berperang, maka dia mati dalam salah satu cabang kemunafikan.” (Riwayat Muslim)

Sebaliknya, seseorang beriman hendaklah selalu menginginkan mati syahid, selalu mengikrarkan dan mempersiapkan diri untuk berjihad, hingga menemui kematian, sehingga seperti sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang benar-benar minta kepada Allah Ta’ala untuk mati syahid, maka Allah akan menyampaikannya ke tingkatan orang-orang yang mati syahid, walaupun dia meninggal di atas tempat tidurnya.” (Riwayat Muslim)

Geraknya mujahid (orang yang berjihad di jalan Allah) di medan perang itu diberikan pahala oleh Allah. (Lihat at-Taubah:120-121.)

 

Jihad adalah perdagangan yang untung dan tidak pernah rugi. (Lihat ash-Shaaf: 10-13)

 

Jihad lebih utama daripada meramaikan Masjidil Haram dan memberikan minum kepada jama’ah haji. (Lihat at-Taubah: 19-21.)


Jihad merupakan satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). (Lihat at-Taubah: 52.)

 

Jihad adalah jalan menuju Surga. (Lihat Ali ‘Imran: 142.)

 

Orang yang berjihad, meskipun dia sudah mati syahid namun ia tetap hidup dan diberikan rizki. (Lihat Ali ‘Imran: 169-171.)

 

Orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa tidak berbuka dan melakukan shalat malam terus-menerus. (HR. Al-Bukhari (no. 2785), Muslim (no. 1878), at-Tirmidzi (no. 1619) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. )

 

Sesungguhnya Surga memiliki 100 tingkatan yang disediakan Allah untuk orang yang berjihad di jalan-Nya. Antara satu tingkat dengan yang lainnya berjarak seperti langit dan bumi. (HR. Al-Bukhari (no. 2790) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)

Surga di bawah naungan pedang. (HR. Al-Bukhari (no. 3024-3025) dari Sahabat ‘Abdullah bin Abi ‘Aufa Radhiyallahu)

 

Orang yang mati syahid mempunyai 6 keutamaan: (1) diampunkan dosanya sejak tetesan darah yang pertama, (2) dapat melihat tempatnya di Surga, (3) akan dilindungi dari adzab kubur, (4) diberikan rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, (6) dapat memberikan syafa’at kepada 70 orang keluarganya. (HR. At-Tirmidzi (no. 1663), Ibnu Majah (no. 2799) dan (Ahmad IV/131) dari Sahabat Miqdam bin Ma’di al-Kariba Radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)

 

Orang yang pergi berjihad di jalan Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. (HR. Bukhari (no. 2792), Fat-hul Baari (VI/13-14) dari Sahabat Anas bin Malik)

 

Orang yang mati syahid, ruhnya berada di qindil (lampu/ lentera) yang berada di Surga. (HR. Muslim (no. 1887) dan Tirmidzi (no. 3011) dari Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu)

 

“Dzarwatus-sanam (puncak tertinggi) Islam adalah jihad, tidak akan mencapainya kecuali orang yang paling utama di antara mereka.” (Hadits Riwayat Thabrani)

Dari Miqdam bin Ma’dikarib berkata, Rasulullah SAW bersabda,

”Seorang syahid di sisi Allah mendapatkan tujuh keistimewaan: Allah mengampuni dosanya sejak awal perjalanan jihadnya, diperlihatkan tempat tinggalnya di surga, dipelihara dari siksa neraka, diberi rasa aman dari guncangan terbesar (hari kiamat), diletakkan di atas kepalanya sebuah mahkota mutu manikam, disana ia lebih baik dari dunia dan seisinya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari surga, dan  dapat  memberi syafa’at kepada tujuh puluh anggota keluarganya.” (HR. Tarmidzi dan Ibnu Majah) 

Rasulullah bersabda :

”Tatkala saudara-saudara kalian tertimpa ajal, Allah menjadikan ruh-ruh mereka dalam jasad burung hijau, mereka mendatangi sungai-sungai surga, memakan buah-buahannya dan tinggal di lampu-lampu emas yang tergantung di bawah naungan‚ Arsy. Ketika mereka mendapati makanan, minuman dan tempat istirahat yang sangat nyaman, berujarlah mereka‚ Siapakah yang akan menyampaikan kepada saudara-saudara kita tentang keadaan kita, bahwa kita ini hidup di dalam surga diberi rizki, agar mereka tidak membenci jihad ataupun merasa lesu dan enggan berperang?’

Maka berkatalah Allah Ta’ala :’Aku yang akan menyampaikan kepada mereka tentang keadaan kalian.’ Kemudian Allah `Azza wa Jalla menurunkan ayat : Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki.“ (Ali Imran: 169) (Hadits Riwayat Abu Daud dan Al-Hakim)

“Orang yang mati syahid tiada merasakan sentuhan kematian melainkan hanya seperti salah seorang di antara kalian merasakan dicubit.” (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

Ingin dikembalikan lagi kedunia (untuk syahid lagi)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahawa Rasulullah SAW telah menegaskan:

“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Sungguh, aku senang berjuang di jalan Allah, lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh.”

Ajal itu sudah pasti, dan pasti tiba. Baik kita siap atau pun tidak siap menghadapinya,  bukankah kami mati sia – sia kalau meninggalkan dunia yang fana ini di atas kasur yang empuk lagi nyaman. Jihad dan syahadah sangat mahal harganya, demi Allah begitu mahal! Meskipun demikian, saya memohon kepada Allah untuk memberikannya pada saya, meskipun saya tidak layak untuk itu. Marilah kita sama2 berdoa pada Allah semoga Dia memberikan nikmat syahid di jalanNya, ”Allahumar - zuqni - Syahadah, Allahumar - zuqni –Syahadah” (Ya Allah, berilah aku rizqi berupa mati syahid)

Kabulkanlah Ya… Rahmaan…

Kabulkanlah Ya… Rahiim…

Allah SWT memberikan kepada orang yang mati syahid dengan keutamaan yang sangat banyak, yaitu:

Hadis riwayat Abu Huraira
h ra., ia berkata: Ditanyakan kepada Nabi saw.:

Apakah yang dapat menandingi pahala jihad di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung?

Nabi saw. menjawab: Kamu tidak akan mampu melakukannya.

Lalu mereka mengulangi pertanyaan itu dua atau tiga kali.

Beliau selalu menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya.

Lalu pada yang ketiga kalinya beliau bersabda: Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang selalu berpuasa dan salat serta tunduk kepada ayat-ayat Allah, ia tidak pernah putus berpuasa serta shalat sebelum orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali. (Sahih Muslim 3490)



Bau darahnya seperti aroma misk

“Demi dzat yang jiwaku ditanganNya! Tidaklah seseorang dilukai dijalan Allah-dan Allah lebih tahu siapa yang dilukai dijalanNya-melainkan dia akan datang pada hari kiamat : berwarna merah darah sedangkan baunya bau misk” (HR. Ahmad dan Muslim)

Dr. Abdullah Azzam menyampaikan, “Subhanallah ! Sungguh kita telah menyaksikan hal ini pada kebanyakan orang yang mati syahid. Bau darahnya seperti aroma misk (minyak kasturi). Dan sungguh disakuku ada sepucuk surat-diatasnya ada tetesan darah Abdul wahid(Asy Syahid, insya Allah)- dan telah tinggal selama 2 bulan, sedangkan baunya wangi seperti misk.”

Tetesan darahnya merupakan salah satu tetesan yang paling dicintai Allah.

“Tidak ada sesuatu yang dicintai Allah dari pada dua macam tetesan atau dua macam bekas : tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah dijalan Allah; dan adapun bekas itu adalah bekas (berjihad) dijalan Allah dan bekas penunaian kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah” (HR. At Tirmidzi - hadits hasan)

Syahid itu tidak merasakan sakitnya pembunuhan

“Orang yang mati syahid itu tidak merasakan (kesakitan) pembunuhan kecuali sebagaiman seorang diantara kalian merasakan (sakitnya) cubitan.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i - hadits hasan)

dan diriwayat yang shahih :

“Orang yang mati syahid itu tidak mendapatkan sentuhan pembunuhan kecuali sebagaimana salah seorang diantara kalian mendapatkan cubitan yang dirasakannya.”

Dr. Abdullah Azzam menceritakan, ” Kami melihat hal ini pada saudara kami, Khalid al-kurdie dari madinah al Munawwaroh ketika ranjau meledak mengenainya, sehingga terbang kakinya, terbelah perutnya, keluar ususnya dan terkena luka ringan pada tangan luarnya. Datanglah Dr. Shalih al-Laibie mengumpulkan ususnya dan mengembalikan kedalam perutnya seraya menangislah Dr. Shalih. Maka bertanyalah Khalid al-Kurdie kepadanya : “Mengapa engkau menangis, dokter? Ini adalah luka ringan pada tanganku.” dan tinggalah dia berbincang-bincang dengan meraka selama 2 jam hingga akhirnya ia menjumpai Allah. Dia tidak merasakan bahwasanya kakinya telah terpotong dan perutnya terbuka.”

Rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa mati tanpa pernah berperang dan tidak pernah terlintas dalam hatinya untuk berperang, maka dia mati dalam salah satu cabang kemunafikan.” (Riwayat Muslim)

Sebaliknya, seseorang beriman hendaklah selalu menginginkan mati syahid, selalu mengikrarkan dan mempersiapkan diri untuk berjihad, hingga menemui kematian, sehingga seperti sabda Rasulullah: “Barangsiapa yang benar-benar minta kepada Allah Ta’ala untuk mati syahid, maka Allah akan menyampaikannya ke tingkatan orang-orang yang mati syahid, walaupun dia meninggal di atas tempat tidurnya.” (Riwayat Muslim)

Geraknya mujahid (orang yang berjihad di jalan Allah) di medan perang itu diberikan pahala oleh Allah. (Lihat at-Taubah:120-121.)



Jihad adalah perdagangan yang untung dan tidak pernah rugi. (Lihat ash-Shaaf: 10-13)



Jihad lebih utama daripada meramaikan Masjidil Haram dan memberikan minum kepada jama’ah haji. (Lihat at-Taubah: 19-21.)


Jihad merupakan satu dari dua kebaikan (menang atau mati syahid). (Lihat at-Taubah: 52.)



Jihad adalah jalan menuju Surga. (Lihat Ali ‘Imran: 142.)



Orang yang berjihad, meskipun dia sudah mati syahid namun ia tetap hidup dan diberikan rizki. (Lihat Ali ‘Imran: 169-171.)



Orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa tidak berbuka dan melakukan shalat malam terus-menerus. (HR. Al-Bukhari (no. 2785), Muslim (no. 1878), at-Tirmidzi (no. 1619) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. )



Sesungguhnya Surga memiliki 100 tingkatan yang disediakan Allah untuk orang yang berjihad di jalan-Nya. Antara satu tingkat dengan yang lainnya berjarak seperti langit dan bumi. (HR. Al-Bukhari (no. 2790) dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)

Surga di bawah naungan pedang. (HR. Al-Bukhari (no. 3024-3025) dari Sahabat ‘Abdullah bin Abi ‘Aufa Radhiyallahu)



Orang yang mati syahid mempunyai 6 keutamaan: (1) diampunkan dosanya sejak tetesan darah yang pertama, (2) dapat melihat tempatnya di Surga, (3) akan dilindungi dari adzab kubur, (4) diberikan rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, (6) dapat memberikan syafa’at kepada 70 orang keluarganya. (HR. At-Tirmidzi (no. 1663), Ibnu Majah (no. 2799) dan (Ahmad IV/131) dari Sahabat Miqdam bin Ma’di al-Kariba Radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)



Orang yang pergi berjihad di jalan Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. (HR. Bukhari (no. 2792), Fat-hul Baari (VI/13-14) dari Sahabat Anas bin Malik)



Orang yang mati syahid, ruhnya berada di qindil (lampu/ lentera) yang berada di Surga. (HR. Muslim (no. 1887) dan Tirmidzi (no. 3011) dari Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu)



“Dzarwatus-sanam (puncak tertinggi) Islam adalah jihad, tidak akan mencapainya kecuali orang yang paling utama di antara mereka.” (Hadits Riwayat Thabrani)

Dari Miqdam bin Ma’dikarib berkata, Rasulullah SAW bersabda,

”Seorang syahid di sisi Allah mendapatkan tujuh keistimewaan: Allah mengampuni dosanya sejak awal perjalanan jihadnya, diperlihatkan tempat tinggalnya di surga, dipelihara dari siksa neraka, diberi rasa aman dari guncangan terbesar (hari kiamat), diletakkan di atas kepalanya sebuah mahkota mutu manikam, disana ia lebih baik dari dunia dan seisinya, dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari surga, dan dapat memberi syafa’at kepada tujuh puluh anggota keluarganya.” (HR. Tarmidzi dan Ibnu Majah)

Rasulullah bersabda :

”Tatkala saudara-saudara kalian tertimpa ajal, Allah menjadikan ruh-ruh mereka dalam jasad burung hijau, mereka mendatangi sungai-sungai surga, memakan buah-buahannya dan tinggal di lampu-lampu emas yang tergantung di bawah naungan‚ Arsy. Ketika mereka mendapati makanan, minuman dan tempat istirahat yang sangat nyaman, berujarlah mereka‚ Siapakah yang akan menyampaikan kepada saudara-saudara kita tentang keadaan kita, bahwa kita ini hidup di dalam surga diberi rizki, agar mereka tidak membenci jihad ataupun merasa lesu dan enggan berperang?’

Maka berkatalah Allah Ta’ala :’Aku yang akan menyampaikan kepada mereka tentang keadaan kalian.’ Kemudian Allah `Azza wa Jalla menurunkan ayat : Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki.“ (Ali Imran: 169) (Hadits Riwayat Abu Daud dan Al-Hakim)

“Orang yang mati syahid tiada merasakan sentuhan kematian melainkan hanya seperti salah seorang di antara kalian merasakan dicubit.” (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

Ingin dikembalikan lagi kedunia (untuk syahid lagi)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahawa Rasulullah SAW telah menegaskan:

“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad! Sungguh, aku senang berjuang di jalan Allah, lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh.”

Ajal itu sudah pasti, dan pasti tiba. Baik kita siap atau pun tidak siap menghadapinya, bukankah kami mati sia – sia kalau meninggalkan dunia yang fana ini di atas kasur yang empuk lagi nyaman. Jihad dan syahadah sangat mahal harganya, demi Allah begitu mahal! Meskipun demikian, saya memohon kepada Allah untuk memberikannya pada saya, meskipun saya tidak layak untuk itu. Marilah kita sama2 berdoa pada Allah semoga Dia memberikan nikmat syahid di jalanNya, ”Allahumar - zuqni - Syahadah, Allahumar - zuqni –Syahadah” (Ya Allah, berilah aku rizqi berupa mati syahid)

Kabulkanlah Ya… Rahmaan…

Kabulkanlah Ya… Rahiim…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar