Jumat, 10 Mei 2013

INTELERASI METABOLISME ZAT-ZAT GIZI



ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Semua kegiatan organisme memerlukan perubahan energi. Dengan satu atau lain cara semua kegiatan atau fungsi organisme pada dasarnya menyangkut perubahan energi dan reaksi kimia. Reaksi-reaksi kimia yang sangat banyak jumlahnya dan yang senantiasa berlangsung di dalam sel ini dikenal sebagai metabolisme.
Jalur metabolisme terdiri dari reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme. Reaksi anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke ikatan lebih besar dan kompleks misalnya glukosa diubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserol menjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein. Proses anabolisme memerlukan energi.
Reaksi katabolisme adalah reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi ikatan lebih sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energi. Contoh reaksi katabolisme adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta protein menjadi asam amino.
Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan erat sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada metabolisme zat gizi lainnya. Sebagai contoh akan dibicarakan disini metabolisme zat-zat gizi yang merupakan penghasil utama energi, yaitu karbohidrat, lemak dan protein.
1
Dalam proses ini akan ternyata diperlukan hadirnya pula dan kerjasama zat-zat gizi vitamin dan mineral. Dan juga akan dijelaskan mengenai interelasi yang terjadi antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

1.2 Tujuan
-        Untuk mengetahui interelasi metabolisme zat gizi pada tubuh manusia.
-        Untuk mengetahui proses yang ada dalam interelasi metabolisme zat-zat gizi.
-        Untuk mengetahui peranan vitamin dan mineral.
















2
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Zat-zat gizi sumber utama energi
Telah disebutkan bahwa sumber utama energi untuk tubuh ialah karbohidrat, lemak dan protein berbagai ikatan alkohol dan asam organik juga dapat menghasilkan energi, tetapi zat-zat ini dikonsumsi dalam jumlah yang tidak cukup berarti di dalam masyarakat Indonesia, sehingga tidak diperhitungkan sebagai sumber energi utama. Alkohol memberikan energi yang cukup besar setiap gramnya, tetapi di Indonesia alkohol tidak dikonsumsi umum dalam jumlah yang berarti, selain itu alkohol dan minuman keras lain dilarang untuk dikonsumsi oleh mereka yang taat kepada Agama Islam.
Ketiga zat gizi sumber utama energi itu masing-masing mempunyai dua fase dalam jalur katabolismanya untuk menghasilkan energi. Fase pertama merupakan fase khusus masing-masing, sedangkan fase kedua merupakan fase bersama, dimana metabolite sebagai hasil fase pertama tersebut diolah lebih lanjut secara oksidatif menjadi energi kimiawi yang terkandung dalam metabolite Adonosine Triphosphate (ATP).
Fase bersama ini merupakan suatu reaksi siklus berantai yang disebut Siklus Krebs (siklus asam sitrat, siklus asam trikarboksilat). Ke dalam Siklus Krebs masuk bahan bakar berupa metabolite dari fase pertama katabolisma karbohidrat, lemak dan protein, dan menghasilkan ATP, suatu ikatan kaya energi (1 Mol ~ 7 Kal), dan ikatan sisa atau limbah (waste products) CO2 dan H2O.ATP tersedia untuk ikut langsung dalam berbagai reaksi yang memerlukan energi, sambil berubah menjadi Adenosine diphosphate (ADP).
3
Di dalam sel yang memerlukan energi banyak dalam waktu pendek, cadangan ATP diperkuat dengan cadangan metabolite berenergi tinggi lain, ialah phosphocreatin (creatin phosphate, phosphagen), yang dibentuk dari creatin dan mendapat energinya dari ATP diatas. Contohnya seperti sel otot.
Kalau otot memerlukan energi banyak dalam waktu pendek, maka energi diambil dari cadangan ATP dan phosphocreatin sekaligus. Phosphocreatin berubah kembali menjadi creatin dan memberikan gugusan phosphate dan energinya kepada ADP yang kemudian berubah menjadi ATP. ATP inilah yang kemudian memberikan kembali energinya lebih lanjut kepada proses metabolik yang memerlukannya.
Fase pertama dari pemecahan karbohidrat yang menghasilkan metabolite yang dibakar di dalam Siklus Krebs disebut jalur AMBDEN-MEYERHOFF (Embden Meyerhoff Pathway). Jalur ini mulai dari glukosa atau glikogen dan berakhir dengan pembentukan metabolite Asam piruvat (Pyruvic acid), jalur ini berlangsung secara anaerobic, artinya tidak memerlukan oksigen yang berasal dari udara pernapasan.
Jalur ini terjadi pula pada proses fermentasi, sehingga disebut juga jalur fermentasi. Bedanya ialah bahwa pada fermentasi akhir reaksi bukan asam piruvat, tetapi alkohol (aethanol), hasil proses lebih lanjut dari asam piruvat tersebut. Proses fermentasi terjadi misalnya dengan bantuan ragi, yang mempunyai enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi-reaksi yang terjadi.
CH3−CH2OH
         Alkohol, Aethanol
Jika asam piruvat akan dibakar lebih lanjut di dalam Siklus Krebs, ia mengalami dekarboksilasi dan menghasilkan Acetyl-Coenzim A (Acetyl-CoA). Acetyl-CoA kemudian melepaskan gugusan Acetylnya ke dalam reaksi dari Siklus Krebs tersebut.
4
Dekarboksilasi Asam piruvat ini memerlukan enzim yang memerlukan Thiamin (Vitamin B1). Di dalam jalur AMBDEN-MEYERHOFF pun telah dihasilkan ATP tetapi sebagian dipergunakan kembali untuk melancarkan reaksi tersebut. Dari satu molekul glukosa (6 karbon), setelah melalui seluruh proses katabolisme, menghasilkan sebanyak 32 molekul ATP, setara dengan penghasilan energi sebesar 32 x 7 Kal menjadi 224 Kal (lihat Daftar XXII).
Daftar XXII
ATP Yang Dihasilkan Pada Katabolisma Satu Mol Glukosa
Jalur AMBDEN-MEYERHOFF                                                        ATP
Glukosa + ATP                       glukosa-1 P                                           -1
Frustose-6.P                           fruktosa-1,6-di.P                                   -1
2 (1,3-di.P glycerate               2 (3.P glycerate)                                     2
2 (P Pyruvate)                        2 (enolpyruvate)                                     2
                                                                                                                                    + 2
Siklus Krebs
2 piruvat                                  2acetyl-CoA                                           6
2 isocitrade                              2-ketoglutarate                                       6
2 –ketoglutarate                      2 succinate                                             8
2 succinate                              2fumarate                                               4
2 maleate                                 2oxaloacetate                                         6      
                                                                                                                        +30
1 Glukosa                                             ATP total :                             +32
                     

5
Di dalam jalur AMBDEN-MEYERHOFF ada dua subfase, yaitu subfase heksosa (6C) dan subfase triosa (3C). Bila pengolahan asam piruvat lebih lanjut terhambat, akan tertimbun asam piruvat tersebut. Maka untuk menghindarkan hal itu, tubuh akan mereduksi asam piruvat menjadi asam laktat, dan kedua asam ini dialirkan ke hati untuk diubah lebih lanjut menjadi karbohidrat.
Sebagian asam piruvat masuk langsung ke dalam reaksi siklus Krebs, sehingga masuknya hasil katabolisma karbohidrat terjadi pada dua tempat dari siklus Krebs, sebagai asam piruvat dan sebagai gugusan Acetyl, yang dilepaskan dari Acetyl-CoA.
Pengubahan asam piruvat menjadi Acetyl-CoA terjadi dengan proses dekarboksilasi yang memerlukan ko-enzim yang mengandung vitamin B1 (thiamin). Pada defisiensi thiamin, terjadi hambatan pada proses etabolisma karbohidrat di titik reaksi tersebut, sehingga tertimbun asam piruvat dan asam laktat.
Fase pertama dalam jalur katabolisma lemak, mulai dengan hydrolisa triglyceride menjadi glycerol (glycerin) dan tiga asam lemak.Glycerol mempunyai ciri-ciri triosa, sehingga dapat masuk ke dalam jalur Embden-Meyer-hoff subfase triosa, dan selanjutya menghasilkan asam piruvat.
Asam lemak dipecah setiap kali melepaskan gugusan dua carbon sebagai Acetyl-CoA, dan Acetyl-CoA melepaskan gugusan Acetylnya ke dalam siklus Krebs, untuk dibakar lebih lanjut menghasilkan ATP dan bahan sisa (limbah) CO2 dan H2O. Bila terlalu banyak lemak dipecah, melebihi kapasitas akan dibakar di dalam  siklus Krebs,dan akan terjadi penimbunan Acetyl-CoA.


6
Untuk menghindarkan hal ini, dua Acetyl dikondensasikan menjadi apa yang disebut badan keton (keton bodies). Ada tiga jenis badan keton, ialah asam aceto-acetat, asam beta hydroxyl butirat,dan aceton.  Badan-badan keton ini menyebabkan penurunan pH cairan darah, sehingga terjadi acidosis.
Fase pertama dalam jalur katabolisma protein terdiri atas hydrolysa molekul  protein menjadi asam-asam amino. Asam amino kemudian mengalami deaminasi atau transaminasi dan metabolite yang terjadi adalah asam keto (ketoacid).
Sebagian dari asam keto mengambil jalur katabolisma karbohidrat (jalur Embden-Meyerhoff) dan menghasilkan asam piruvat.Kelompok asam-asam amino yang mengambil jalur ini disebut asam amino glukogenic.
Kelompok lain asam keto mengambil jalur katabolisma lemak, dan menghasilkan Acetyl-CoA. Asam-asam amino yang mengambil jalur ini disebut asam amino ketogenic.Ada pula beberapa asam amino yang langsung masuk menjadi komponen dari siklus Krebs dan ada pula yang sama sekali tidak ikut dalam proses yang menghasilkan energi.
Jadi dari 20-40 jenis asam amino yang dihasikan pada hydrolysa protein, terdapat beberapa kategori :
a.       Asam amino glukonic.
b.      Asam amino ketogenic
c.       Asam amino yang langsung masuk menjadi komponen siklus Krebs
d.      Asam amino yang tidak ikut di dalam proses penghasilan energi.
Dari hasil interelasi metabolisme akan dipergunakan, Pertama,  energi basal, Kedua, energi aktifitas dan Ketiga, energi spesifik untuk pencernaan makanan.
7
Ketiga Komponen ini adalah dasar untuk menentukan Kebutuhan Kalori Total untuk seseorang.
Pertama : Aktifitas saat tubuh istirahat Basal (Basal Energy Expenditure= BEE).Misalnya Proses metabolisme dalam sel, Denyut jantung, Gerakan peristaltik usus, Pernapasan, Sekresi enzim dan hormon, Tonus otot dll.Aktifitas ini nyaris tidak dapat dikontrol oleh otak. Rumus yang digunakan untuk menghitung BEE adalah Saat istirahat (istirahat tampa aktifitas fisik) tetapi atau dengan menggunakan perhitungan untuk BEE sebagai berikut :
Rumus Du Bois
BEE pria            = 66 + (13.7 x BB kg ) + ( 5 x TB cm ) – ( 6,8 x  U.thn )
BEE Wanita      = 655 + ( 9,6 x BB kg ) + ( 1,8 x TB cm ) – ( 4,7 x U.thn )
Atau dengan cara cepat
BEE pria             = 1 kkal /kg BB/Jam = ( 24 Kkal / kg BB / hari )
BEE wanita         = 0,9 Kkal / kg BB / jam = ( 21,6 Kkal / kg BB / hari )
Bisa juga cara cepat dengan menghitung
BEE Laki-laki     = 30 kkal x kg BB
BEE Perempuan = 25 kkal x kg BB

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai BEE diantaranya :
·         Umur : BEE / kg BB yang tertinggi adalah pada masa bayi  lalu menurun pada masa anak, lalu meningkat lagi pada masa remaja. Selanjutnya BEE menurun 2 % untuk setiap tambahan umur 10 tahun setelah usia 21 tahun



8
·         Jenis Kelamin : BEE anak wanita dan pria hingga umur 10 tahun adalah sama, selanjutnya pada usia dewasa BEE pria lebih tinggi 10 % dari wanita. Masa otot pria lebih besar dari wanita.
·         Suhu tubuh dan Lingkungan : Pada saat udara dingin atau tubuh kehilangan kulit karena luka bakar, tubuh berusaha mempertahankan suhu tubuh dengan cara meningkatkan BEE. Pada keadaan demam, BEE meningkat, setiap kenaikan suhu 1 oC, BEE naik 13 %
·         Tidur : Selama tidur tenang BEE turun 10 %
·         Aktifitas Hormon : Pada kondisi stress, saat terjadi peningkatan hormon katabolik, terjadi kenikan BEE. Pada hipertiroidi, terjadi peningkatan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar gondok, BEE meningkat 75 – 100 %. Pada hipotiroidi BEE menurun 30 – 40 %
·         Dan faktor-faktor lainnya adalah : Starvasi dan kurang energi protein kronis BEE menurun 15 – 20 %. Kehamilan BEE naik 15 – 25 %.Pada keadaan normal penggunaan energi untuk aktifitas OTAK dan SISTEM SARAF PUSAT adalah 20 % BEE. Pada faktor Genetik BEE bisa naik bisa turun.

Kedua : Aktifitas Fisik ( AF) dibagi dalam tiga aktifitas
            Aktifitas sangat ringan dan ringan menggunakan energi sebesar 30 – 50 % dari BEE.Aktifitas sedang 50 – 75 % dari BEE. Dan Aktifitas  berat (kerja berat) menggunakan energi 75 % dari BEE. Aktifitas ini dikontrol oleh otak.Aktifitas SANGAT RINGAN bila dilakukan sambil duduk dengan sedikit menggunakan otot tangan, seperti mengetik, menyiangi sayuran, dll. Aktifitas RINGAN bila menggunakan otot tangan dengan  lebih kuat seperti menyeterika atau dengan menggunakan otot tangan dan kaki dengan santai.

9
Aktifitas sedang berupa aktifitas-aktifitas orang yang setara dengan orang  yang berjalan cepat diselingi dengan lari-lari kecil. Sedangkan Aktifitas BERAT berupa Aktifitas  orang yang setara  dengan  orang yang berlari dengan kecepatan 12-14 km /jam. Untuk menghitung energi aktifitas fisik sebaiknya dicatat jamnya, Misalnya 5 jam sangat ringan, 6 jam ringan, 2 jam sedang dan 1 jam berat.

Ketiga : Pengaruh termis dari makanan ( thermic effect of food = TEF)
Pada saat mengkonsumsi makanan  terjadi proses pencernaan dan penyerapan, mengangkut zat gizi penghasil energi hingga mencapai sel-sel tubuh. Terjadi peningkatan BEE dan aktifitas fisik atau terjadi peningkatan penggunaan Energi disebut Thermic Effect of Food = TEF.  Nilai TEF biasa disebut juga dengan Specifik Dinamik Action= SDA. Nilai TEF untuk protein adalah tertinggi 30 %, lalu karbohidrat, kemudian lemak. SDA bekerja  mulai dari TEF tertinggi kemudian yang terendah. Karena menu makanan merupakan gabungan protein,  karbohidrat dan lemak, maka nilai TEF adalah 10 % dari ( BEE + AF )
Contoh perhitungan energi untuk pa’ Rahmat yang berumur 30 tahun, BB=60 kg dan TB=160  cm, aktifitas sehari-harinya dikategorikan sedang (50%).
BEE (Cara Du Bois)
BEE pria   = 66 + (13.7 x BB kg ) + ( 5 x TB cm ) – ( 6,8 x  U.thn ) = 1450 kkal
Cara cepat :
BEE pria  = 1 kkal /kg BB/Jam = ( 24 Kkal / kg BB / hari ) =1440 kkal
Aktifitas Fisik sedang ( 50 % )
= 50 % x 1450 Kkal
= 725 Kkal
TEF
= 10 % x (BEE + AF )
= 10 % x (1450+725)  = 217.5  Kkal

10
Maka total keseluruhan penggunaan energi ( Total Energi Expenditure = TEE ) adalah penjumlahan dari :             = BEE + AF + TEF
TEE
= 1450 +  725 + 217.5
= 2392.5 Kkal

2.      Peranan Vitamin dan Mineral
Nutrisi ( makanan ) sangat berperan dalam sistem kekebalan ( imunitas ) tubuh.Agar sistem imun dalam tubuh bekerja dengan baik diperlukan nutrisi yang kuat. Vitamin dan mineral termasuk salah satu bagian nutrisi mikronutrien atau nutrisi kecil yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang kecil.Pada mulanya peran nutrisi hanya untuk mencukupi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien yang sifatnya esensial sebagai penyeimbang kehilangan masa otot dan mencegah menurunnya imunitas tubuh yang terkait dengan lamanya suatu perawatan. Saat ini peran nutrisi lebih jauh lagi, berbagai komponen nutrisi digunakan untuk memodulasi fungsi sistem imun.
Vitamin A, B6, B12, C, D dan E merupakan vitamin yang terdapat pada mikronutrien, sedangkan mikromineral terdiri dari Co, tembaga ( Cu ), besi ( Fe ), zinc ( Zn ) dan selenium ( Se ). Sementara bagian lain dari nutrisi adalah makronutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar yang berfungsi untuk membantu perkembangan tubuh, seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kekurangan atau kelebihan mikronutrien akan menginduksi disregulasi respon imun.Pada umumnya penyebab terjadinya induksi disregulasi respon imun adalah asupan kurang yang dapat menurunkan fungsi sistem imun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi, kelainan janin, cacat fisik dan keterlambatan perkembangan psiko-intelektual.


11
Reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh dijalankan dan diatur oleh enzim-enzim.Pada umumnya sesuatu enzim berfungsi khusus mengatur suatu reaksi atau satu kelompok reaksi-reaksi sejenis.
Enzim dapat bekerja terlepas dari ada atau tidaknya sel atau partikel selular yang masih hidup.Bahkan enzim dapat diekstraksi dan dipisahkan dari elemen selular dan memperlihatkan pengaruhnya dalam percobaan in vitro.
Suatu enzim terdiri atas beberapa komponen.Bagian protein yang disintesa oleh tubuh, disebut apoenzim.Apoenzim ini diproduksi dalam bentuk inaktip dan baru dapat aktif bekerja bila diaktifkan oleh Co-enzim.Co-enzim ini pun terdiri atas dua subkomponen, ialah bagian non-protein yang dihasilkan oleh sel tubuh, yang memerlukan komponen yang datang dari luar tubuh seperti dalam makanan, yang disebut vitamin.
Komponen-komponen di atas membentuk stuktur enzim yang lengkap disebut holoenzim.Holoenzim inilah yang merupakan enzim aktif, tetapi ada pula enzim yang memerlukan adanya ion logam tertentu untuk mencapai aktivitasnya yang optimum.
Jadi kita lihat bahwa untuk mendapatkan proses biokimiawi yang optimum, semua jenis zat gizi harus hadir bersama-sama pada saat waktu tertentu dalam kuantum masing-masing yang mencukupi kebutuhan. Defisiensi salah satu zat gizi akan memberikan hambatan pada reaksi biokimia yang merupakan suatu deretan reaksi-reaksi.
Pada dasarnya semua zat gizi tidak boleh ada yang defisien, tetapi pada kenyataannya tidak semua zat gizi terdapat bersamaan sekaligus setiap mengkonsumsi hidangan.Ini mungkin terjadi karena kuantum yang ddibutuhkan bagi zat-zat gizi tersebut berbeda-beda.Ada yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, sedangkan zat gizi tersebut selalu tersedia di dalam bahan makanan setiap saat dalam jumlah cukup besar.Maka zat gizi ini tidak pernah menunjukkan kondisi defisien.

12
Kelebihan zat gizi pada satu kali konsumsi dapat ditimbun dan dipergunakan kelak bila suatu saat kurang di dalam hidangan yang dikonsumsi.Zat gizi yang dapat ditimbun dalam jumlah besar, sedangkan penggunaannya setiap kali hanya sedikit, dapat tahan lebih lama terhadap suplai yang kadang-kadang tidak mencukupi.
Demikianlah meskipun pada dasarnya semua jenis zat gizi itu harus selalu ada dalam jumlah mencukupi setiap kali konsumsi, tetapi kenyataannya beberapa jenis zat gizi dapat absen di dalam sesuatu hidangan tertentu, dan tidak selalu tersedia dalam hidangan, tanpa segera memperlihatkan terjadinya gejala-gejala defisiensi.Hal ini dimungkinkan oleh adanya cadangan dan kuantum yang diperluka hanya sedikit sekali. Tetapi semua zat gizi akan memperlihatkan gejala-gejala defisiensi bila absen di dalam hidangan yang dikonsumsi untuk jangka waktu yang cukup lama.Terutama vitamin-vitamin, khususnya yang larut di dalam air, merupakan zat-zat gizi yang paling sering menunjukkan gejala-gejala kekurangan.Ini terutama karena kesanggupan ditimbun dari vitamin-vitamin ini pada umumnya rendah, dan kelebihan konsumsi vitamin diekskresikan di dalam air seni.
Hubungan metabolisma antara zat yang satu dengan zat lain dapat pula karena zat yang satu merupakan prekursor dari zat yang lainnya, sehingga defisiensi prekursor itu dapat pula berakibat defisiensi zat yang dibuat di dalam tubuh dari prekursor tersebut. Vitamin A misalnya dibuat di dalam tubuh dari prekursor karoten. Di dalam hidangan Indonesia, pada umumnya vitamin A berasal dari karoten, sedangkan konsumsi vitamin A itu sendiri sangat rendah, sehingga defisiensi vitamin A terjadi pula karena kurangnya konsumsi sayur-sayuran berwarna hijau yang biasanya mengandung banyak karoten tersebut.





13
3.      Interelasi antara Kalori Total dan Kolestrol
Sumber-sumber utama energi dalam jalur metabolismanya menghasilkan Acetyl-CoA.Metabolite ini dapat menempuh berbagai jalur sintesa, diantaranya kea rah sintesa lemak, sintesa glikogen dan sintesa kolesterol.
Jalur yang menuju ke pembentukan kolesterol memberikan hubungan antara obesitas dan hypercholesterolemia.Terdapat pula hubungan antara kolesterol dan sintesa vitamin D.















14
BAB III
KESIMPULAN

Proses dan hasil dari interelasi metabolisme terutama energi potensial adalah proses terjadinya metabolisme energi yang bersumber dari melekul Karbohidrat, Lemak dan Protein, terjadi didalam mitokondria (komponen dalam sel) dan akan menghasilkan sejumlah energi :
  • Pada penguraian  1gram glukosa(Karbohidrat) menjadi CO2, H2O  akan menghasilkan energi sebesar  4 Kkal
  • Pada penguraian  1gram asam lemak (lemak) menjadi CO2, H2O  akan menghasilkan energi sebesar  9 Kkal
  • Pada penguraian  1gram asam amino (protein) menjadi CO2, H2O dan NH3 akan menghasilkan energi sebesar  4 Kkal
Interelasi Metabolisme Adalah proses metabolisme Karbohidrat, lemak, Protein yang pada mulanya berproses sendiri-sendiri, ——— karbohidrat menghasilkan glukosa, Lemak menghasilkan gliserol dan asam lemak serta protein menghasilkan asam amino—— tetapi pada akhirnya akan terjadi interelasi (saling berinteraksi pada suatu siklus yang dinamakan siklus kreb) antar metabolisme  zat gizi, dengan hasil akhir pembentukan CO2, H2O dan NH3 dengan sejumlah energi potensial dalam bentuk Fosfat Berenergi Tinggi (ATP) termasuk energi yang dihasilkannya.
Vitamin dan mineral termasuk salah satu bagian nutrisi mikronutrien atau nutrisi kecil yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang kecil.

15
Pada mulanya peran nutrisi hanya untuk mencukupi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien yang sifatnya esensial sebagai penyeimbang kehilangan masa otot dan mencegah menurunnya imunitas tubuh yang terkait dengan lamanya suatu perawatan. Saat ini peran nutrisi lebih jauh lagi, berbagai komponen nutrisi digunakan untuk memodulasi fungsi sistem imun.
                                                                           
















16
DAFTAR PUSTAKA




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar