Jumat, 10 Mei 2013

Saluran Pernapasan



1.      Nares Anterior
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi dengan epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara kedalam rongga hidung.
2.      Rongga Hidung
Rongga dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir semua sinus  yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah pernapasan dilapisi dengan epitelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. Diatas septum nasalis dan konkha selaput lendir ini paling tebal, yang diuraikan dibawah. Adanya tiga tulang kerang (konkhae) yang diselaputi epitelium pernapasan dan menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput lendir tersebut. Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum, dan karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya maka udara menjadi hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan selaput lendir menjadi lembab.
Hidung menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara para-nasalis yang masuk kedalam rongga-rongga hidung, dan juga lubang-lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata dari mata kedalam bagian bawah rongga nasalis, ke dalam hidung.
3.      Farinx (tekak)
Adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (naso-farinx), dibelakang mulut (oro-farinx) dan di belakan larinx (farinx-laringeal).
Nares posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke naso-farinx.
4.      Larinx (tenggorok)
Terletak didepan bagian terendah farinx yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari farinx sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakhea dibawahnya. Larinx terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Larinx terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Ditepi atas terletak lekukan berupa huruf V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, bentuknya seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang (ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang sebelah belakan krikoid, dan kanan dan kiri tulang rawan kuneiform dan tulang rawan kornikulata, yang sangat kecil.
Terkait dipuncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup dan membantu menutup larinx sewaktu orang menelan. Larinx dilapisi oleh jenis selaput lendir yang sama dengan yang ditrakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita suara terletak disebelah dalam larinx, berjalan dari tulang rawan tirod disebelah depan sampai kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulakam oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegakkan atau dikendorkan. Dengan demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rima glottis, berubah-ubah sewaktu bernapas dan bicara.
Karena getaran pita yang disebabkan udara melalui glottis maka suara dihasilkan. Berbagai otot yang terkait pada larinx menegendalikan suara, dan juga menutup lubang atas larinx sewaktu menelan.
5.      Trakhea (batang tenggorok)
Kira-kira sembilan centimeter panjangnya. Trakhea berjalan dari larinx sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabang menjadi dua bronkhus (bronkhi). Trakhea tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trakhea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakhea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Jurusan silia ini adalah bergerak ke atas ke arah larinx, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan, dapat dikeluarkan. Tulang rawan yang gunanya mempertahankan agar trakhea tetap terbuka, disebelah belakangnya tidak tersambung, yaitu ditempat trakhea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakhea servikalis yang berjalan menuju leher disilang oleh itsmus kelenjar tiroid, yaitu belahan dari kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea.
Trakhea torasika berjalan melintasi mediastinum, dibelakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Esofagus terletak dibelakang trakea.
Kedua bronkhus yang terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkhus-bronkhus itu berjalan  ke bawah dan ke samping kearah tampuk paru-paru. Bronkhus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkhus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah keluar dari bronkhus lobus bawah.
Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
6.      Rongga Torax
Kerangka dada yang terdiri atas tulang dan tulang rawan. Batas-batas yang membentuk rongga didalam torax adalah :
Sternum dan tulang rawan iga-iga depan,
Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antarruas (diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang,
Iga-iga otot interkostal samping,
Diafragma dibawah, dan
Dasar leher atas.
Isi :
 Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya; pleura ini membungkus setiap belah, dan membentuk batas lateral pada mediastinum.
Mediastinum adalah ruang didalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya jantung dan pembulah-pembuluh darah besar, esofagus, dukrus torasika, aorta descendens, dan vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
7.      Paru-paru
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex (puncak) diatas dan muncul sedikit lebuh tinggi dari klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landai rongga torax, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampuk paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan yang menutupi sebagia sisi depan jantung.

Lobus paru-paru (belahan paru-paru). Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk kedalam setiap lobula dan semakin ia bercabang, semakin menjadi tipis dan dan akhirnya berakhir menjadi kantong-kantong kecil, yang merupakan kantong-kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru adalah elastik, berpori dan seperti spon. Didalam air paru-paru mengapung karena udara yang ada didalamnya.

Bronkhus pulmonaris. Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama; bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkhus-bronkhus pulmonaris bercabang dan beranting lagi banyak sekali. Saluran yang besar mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakhea, mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya makin kecil tulang rawannya dan akhirnya tinggal lapisan dinding berotot dan lapisan silia. Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia di ganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan didalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Katong udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara. Suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru. Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabanya menyentuh saluran-saluran bronkhial , bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriola halus; arteiola-arteriola itu membelah-belah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah  membuat garis tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.
Kapiler paru-paru bersatu dan bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukiskan sebagai arteri bronkhialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru-paru guna memberi makan dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang dari arteri-arteri ini membentuk plexus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu ke dalam vena pulmonaris dan darah itu kemudian dibawa masuk kedalam vena pulmonaris. Sisa darah itu diantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persedia darah ganda.

Hilus (tampuk) paru-paru dibentuk oleh struktur berikut :
Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen.
Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru ke jantung.
Arteri bronkhialis, keluar dari aorta dan mengantarkan darah arteri ke jaringan paru-paru.
Vena bronkhialis, mengembalikan sebagian darah dari paru-paru ke vena kava superior.
Pembuluh limfe, yang masuk-keluar paru-paru sangat banyak.
Persarafan, paru-paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
Kelenjar limfe, semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru-paru dapat menyalurkan kedalam kelenjar yang ada di tampuk paru-paru.

Pleura, setiap paru-paru dilapis oleh membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam visura dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tampuk paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga adalah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia sibson) dan diatas membran ini terletak arteri subklavia.
Diantara lapisan pleura itu terdapat sedikitexsudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesek antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang tau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata; tetapi dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar